2.3. Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme makhluk hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis
semua makhluk hidup berperilaku karena mereka semua mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya
adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai kegiatan yang sangat luas sepanjang kegiatan yang dilakukannya, yaitu antara lain: berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan seterusnya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku manusia
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati dari luar Notoatmodjo, 1993.
2.3.1. Determinan Perilaku
Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme orang, namun dalam memberikan respons sangat
tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun
respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni:
1. Determinan atau Faktor Internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional,
jenis kelamin, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
2. Determinan atau Faktor Eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini
merupakan faktor
yang dominan
yang mewarnai
perilaku seseorang.Notoatmodjo,2003
2.3.2. Bentuk Perilaku
Bloom 1956 seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam tiga domain yaitu kognitif cognitive, afektif affective, dan psikomotor
pshycomotor yang dikenal dengan taxonomi Bloom. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni :a
Pengetahuanknowledge, b Sikap attitude, c Praktek atau tindakan practice. Menurut Syah2008, mengungkapkan uapaya pengembangan fungsi ranah koqnitif
sendiri, melainkan juga terhadap ranah afektif dan psikomotor. A.Ranah KognitifPengetahuan
Ranah koqnitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental otak. Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif. Dalam ranah kognitif itu enam aspek atau jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud
adalah: 1.Pengetahuan KnowledgeC1
Yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali recall atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya tanpa
Universitas Sumatera Utara
,engharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan prosess ingatan adalah merupakan proses berfikir yang paling rendah.
2.Pemahaman ComprehensionC2 Yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah
itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.
3.Penerapan ApplicationC3 Yaitu kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide
umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan konkret.
4.Analisis AnalysisC4 Yaitu kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan
atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor ang satu dengan faktor-faktor
lainnya. 5.Penilaian EvaluationC5
Yaitu merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, niali atau ide.
6.Berkreasi CreateC6 Yaitu merupakan jenjang berpikir paling tinggi, dapat juga berarti merancang,
membangun, merencanakan, menyempurnakan, memproduksikan, memproduksi, menemukan, meemperkuat dan memperindah.
Universitas Sumatera Utara
B. Ranah Afektif Sikap Merupakan perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti
minat, sikap, apresiasi dan cara penyesuaian diri. Arti kata sikap secara umum dapat diterje
mahkan sebagai “tendensi mental” atau “ kecendrungan mental” untuk diaktualkan dalam kecendrungan afektif, baik ke arah yang positif atau negatif. Jika
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sikap, kecendrungan afektif biasa diekspresikan dalam bentuk suka-tidak suka, setuju- tidak setuju, mencintai-membenci, menyukai-
tidak menyukai dan sebagainya. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu :
1. Receiving atau Attending menerima atau memperhatikan, adalah yang datang
kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-akan membawa kerugian atau penyesalan. Contoh hasil belajar afektif jenjang receiving,
misalnya : peserta didik memperhatikan sistem koloid dalam kehidupan sehari- harinya.
2. Responding menanggapi mengandung arti adanya partisipasi aktif. Jadi
kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat
reaksi terhadapnya salah satu cara. 3.
Valuing menilai atau menghargai. Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau
objek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.
Universitas Sumatera Utara
4. Organization mengatur atau mengorganisasikan, artinya mempertemukan
perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum.
5. Characterization by evalue or calue complex karakterisasi dengan suatu nilai
atau komplek nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
C.Ranah PsikomotorikKeterampilan fisik Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik,
misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul dan sebagainya. Hasil belajar ranah psikomotor merupakan hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk
keterampilan skill dan kemampuan bertindak individu.
Universitas Sumatera Utara
Taxonomi Bloom dapat digambarkan seperti dibawah ini :
Key Terms
verbs
verbs
verbs
verbs
verbs
verbs
Gambar 2.1. Taxonomi Bloom
Bloom‟s Digital Taxonomy
Creating
Interpreting, summerising, inferring, paraphrasing, classifying, comparing,
explaining, exemphlying, advanced searhes,
boolean searches, blog journaling, twittering, catergoring, tagging, comenting, annotating
susbscribing.
Implementing, carrying out, using, executing
Running, loading, playing, operating, hacking, uplouding, sharing, editing
Comparing, organising, deconstructing, attributing, outlining, findi
ng, stucturing, integrating, mashing, linking, validating,
reverse engineering, cracking, media clipping
Cheching, hypotherising, critiquing, experimenting, judging, testing,
detecting, monitoring Blog commenting, reviewing, posting,
moderating, collaborating, networking, refactoring, testing
Designing,constructing, planning, producing, inventing, devising, making,
programming, fliming, animating, blogging,video blogging,mixing, re-mixing,
wiki-ing, publishing, videocasting, padcasting, directing, broadcasting
HOTS Higher Order Thingking Skills
Applying
Understanding Evaluating
Analysing
Remembering
Recognising, usting, describing, identifying, retrieving, naming, locating,
finding, bullet ponting, highligting
bookmaking, social networking, social bookmaking, favouritinglocal bookmaking,
seaching, googling COMMUNICATION
SPECTRUM Collaborating
Moderating Negotiating
Debating Commenting
Net meeting Skyping
Video comperesing Advertising
Questioning Replaying
Posting blogging Networking
Contributing Chatting
e-maling twitteringMicroblogging
Instant messaging Texting
LOTS Lower Order Thingking Skills
Universitas Sumatera Utara
Kemampuan di tingkat 1-3 adalah kemampuan berpikir tingkat rendah LOTS, sedangkan nomor 4-6 termasuk kedalam kemampuan berpikir tingkat tinggi
HOTS. Tingkatan ini menyiratkan, dalam proses pembelajaran, para pembelajar harus diarahkan mulai dari penguasaan kemampuan tingkat rendah, maka
kemampuan berpikir tingkat tinggi mustahil bisa dilakukan dengan baik. 2.4. Inisiasi Menyusu Dini IMD
Menurut Roesli 2008, inisiasi menyusu dini IMD adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu
ibunya sendiri tidak disodorkan ke puting susu. Inisiasi menyusu dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif ASI saja dan lama
menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi.
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan „penyelamatan
kehidupan‟, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal se
belum usia satu bulan. “Menyusu satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator
global. Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan di semua tingkatan pelayanan kesehatan
baik swasta, maupun masyarakat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program tersebut, sehingga diharapkan akan tercapai sumber
Universitas Sumatera Utara
daya Indonesia yang berkualitas,“ ujar Ibu Negara pada suatu kesempatan.
2.4.1. Tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini