ingroup maupun outgroup. Stereotip negatif dan terjadinya tidak signifikan diskriminasi terhadap pola hidup yang berbeda dari masing-masing negara asal
wisatawan mancanegara di Kota Medan tidak menimbulkan adanya kekerasan fisik, hanya saja menimbulkan persepsi yang berbeda yang mengarah pada
kecemburuan dan jarak sosial. Hal ini dimungkinkan karena informan kurang memahami sisi kehidupan sosial di luar negeri. Dinamika ramahtamah masyarakat
umumnya di Kota Medan menjadi nilai plus sebagai kota yang berbudaya majemuk. Hal ini dapat dilihat dari keberagaman etnis di Kota Medan banyak
sekali namun dapat bersatu dalam satu wadah kota. Perbedaan sikap dan perilaku setiap individu masih ditolerir dengan adanya rasa saling memahami dan masih
kekeluargaan. Inilah perbedaan yang konkret antara wisatawan mancanegara yang dijuluki sebagai orang yang Individualis, sedangkan masyarakat kita tergolong
kolektif.
IV.2.3 Light Nationality Loyalty Terhadap Sikap dan Perilaku
Dari tabel di bawah ini, terlihat bahwa ada tiga informan masyarakat Kota Medan yaitu Rahma, Joni dan Romi yang mewakili orang Indonesia. Ketiganya
lahir dan dibesarkan di Medan. Selain itu, mereka tidak lagi memiliki keterikatan dengan daerah asal orang tua mereka. Secara dinamika budaya, pelabelan yang
mereka berikan semua negatif dan stereotip terhadap pola interaksi mereka dengan outgroup tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat dari sikap menerima,
merespon, menghargai dan tanggung jawab terhadap kehadiran wisatawan asaing disekitar mereka dan keterbukaan mereka dengan warga negara asing meskipun
Universitas Sumatera Utara
masalah diskriminasi interaksi mereka terjadi karena tidak menguasai bahasa etnik dan outgroup mereka serta tidak begitu mengamalkan nilai budaya-budaya dari
ingroupnya. Mereka selalu berbahasa Indonesia ketika berkomunikasi dengan sesama ingroupnya. Menurut Joni, orang asing itu bertipe pekerja keras untuk
mewujudkan keinginan mereka dan sosialisasi mereka juga baik untuk semua orang.
Hampir sama halnya dengan keenam wisatawan mancanegara tersebut, akan tetapi mereka tidak menciptakan stereotip dan pola interaksi mereka menjadi
negatif. Justru mereka berada dalam posisi positif. Meskipun sebagian dari mereka masih tidak menguasai bahasa Inggris dan ada yang hanya sebatas
menyapa saja, namun pola sikap dan perilaku yang mereka lakukan baik, terbuka dalam interaksi dan bersedia bekerjasama. Hal ini terlihat bahwa untuk
menyelesaikan masalah bahasa pengantar untuk berinteraksi, mereka membawa Guide pribadi dan ada yang dari biro travel mereka. Menurut Mojca, tidak ada
masalah yang sulit untuk berinteraksi dengan orang Indonesia selama masih dapat memahami mereka lewat bantuan Guide dan masyarakat di sini pun ramah serta
lingkungannya aman. Dari laporan di atas menjelaskan bahwa adanya pola hubungan yang
berbentuk kerjasama dan penilaian yang positif dari ingroup dan outgroup. Polemik bahasa pengantar tidak lagi menjadi masalah yang signifikan sebagai
hambatan interaksi komunikasi. Sikap dan perilaku antara ingroup dan outgroup dapat saling menerima dan memahami satu sama lain.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. Light Nationality Loyalty
No. Nama
Informan Arah
Stereotip terhadap
Outgroup Signifikansi
Stereotip terhadap
Tindakan Diskriminasi
Kesukuan Kewarganegaraan
Tingkatan Sikap dan Perilaku Menerima
Merespon Menghargai Tanggung Jawab
Keterbukaan dalam Interaksi
Kesediaan dalam Bekerja
Sama
1
Rahma
Negatif
Tidak Signifikan
Jawa Baik
Baik Baik
Baik Terbuka
Bersedia
2
Joni
Negatif
Tidak Signifikan
Aceh Baik
Baik Baik
Baik Terbuka
Bersedia
3
Romi
Negatif
Tidak Signifikan
Minang Baik
Baik Baik
Baik Terbuka
Bersedia
4 Nica
Positif Signifikan
Jerman Baik
Baik Baik
Baik Terbuka
Bersedia
5 Nusa
Positif Signifikan
Slovenia Baik
Baik Baik
Baik Terbuka
Bersedia
6 Mojca
Positif Signifikan
Slovenia Baik
Baik Baik
Baik Terbuka
Bersedia
7
Helen Positif
Signifikan Inggris
Baik Baik
Baik Baik
Terbuka Bersedia
8 Maria
Positif Signifikan
Spanyol Baik
Baik Baik
Baik Terbuka
Bersedia
9 Samuel
Positif Signifikan
Inggris Baik
Baik Baik
Baik Terbuka
Bersedia
Universitas Sumatera Utara
IV.2. Analisis Hasil Penelitian