B. Faktor Disintegrasi Dari Peraturan Hukum
Disintegrasi dari peraturan hukum
100
dalam penegakan terjadi akibat : 1.
Keabsahan cenderung goyah The legality tends to be shaky. Kurang absahnya suatu hukum baru yang dibuat disebabkan penyusunan dan
penjabarannya dalam peraturan perundang-undangan yang ada tidak mencantumkan pasal-pasal pengecualian dan saksi-saksi pidana yang efektif agar sumber peraturan
tersebut dalam implementasinya tidak goyah.
Goncangan itu sedemikian kuat dan sudah melanda dan mempengaruhi sistem kekuasaan baik di pusat maupun daerah, mempengaruhi sikap perilaku para pejabat,
aparat di semua level baik legislatif, eksekutif dan yudikatif, para elit politik, elit ekonomi dan elit intelektual, bahkan hampir meliputi unsur-unsur penegak hukum
mulai dari polisi, jaksa, hakim, pengacara dan kalangan notaris.
101
Kegoncangan terhadap paradigma, merupakan gangguan, tantangan dan hambatan bagi
berfungsinya paradigma-paradigma nasional, sehingga melahirkan legal policy dan law enforcement yang menyimpang dari paradigma nasional.
100
Salah satu contoh kasus yang ditangani MPD yaitu dalam hal pelaksanaan pengikatan jual beli berdasarkan SK CamatLurah. Notaris yang melakukan pengikatan jual beli atas tanah tersebut
hanya berdasarkan foto kopi dari SK CamatLurah yang diberikan kepadanya, tanpa melihat asli bukti kepemilikan tanah persil tersebut. Setelah dilakukan pengikatan jual beli, ternyata tanah tersebut bukan
hanya kepunyaannya saja melainkaan juga milik orang lain, dengan kata lain tanah tersebut mempunyai 2 surat yang dikeluarkan oleh camalurah.Akibat tindakan notaris yang kurang teliti dalam
memeriksa suatu berkas dan membuat akta, maka notaris tersebut menjadi tersangka dan ditahan di LP. Ini terbukti bahwa SK CamatLurah yang dikeluarkan tidak menjamin bahwa tanah tersebut telah
dimiliki orang lain.
Satu contoh lain yaitu dalam hal pembuatan cover noot. A mempunyai sebidang tanah, tanah tersebut telah dipasang APHT di Bank BNI 46. Kemudian A melakukan kerjasama dengan PT A
dalam hal untuk melakukan pembangunan perumahan di atas tanah tersebut. Untuk membangun perumahan tersebut PT A memerlukan modal usaha. Kemudian PT A mengajukan kredit ke Bank
mestika dengan jaminan tanah milik A. karena objek jaminan ditangan Bank BNI 46, maka PT A mengatakan ke Bank Mestika bahwasannya sertipikat tanah tersebut sedang dalam pengurusan di BPN.
Sebagai jaminannya notaris tersebut mengeluarkan cover noot, yang menyatakan objek jaminan tersebut benar dalam pengurusan di BPN.
101
M. Solly Lubis, Kebijakan Publik, Bandung: CV. Mandar Maju, 2007, halaman 83.
Universitas Sumatera Utara
Keabsahan suatu hukum itu cenderung goyah dipengaruhi oleh tiga nilai dasar yaitu keadilan, kegunaan dan kepastian hukum. Jika diperhatikan nilai-nilai dasar hukum
diatas, apabila penegakan hukum menitikberatkan kepada nilai keadilan sedangkan nilai kegunaan dan kepastian hukum dikesampingkan maka hukum itu tidak akan
berjalan secara baik.
Demikian pula sebaliknya jika menitikberatkan kepada nilai kegunaan sedangkan kepastian hukum dan keadilan dikesampingkan maka pemberlakuan suatu
hukum itu akan goyah. Idealnya nilai-nilai dasar keadilan yang merupakan nilai hukum filsafat, dan nilai-nilai dasar kegunaan yang merupakan suatu keabsahan
berlaku secara sosiologis serta nilai dasar kepastian hukum yang merupakan keabsahan berlaku secara yuridis harus diterapkan secara seimbang dalam penegakan
hukum, agar suatu hukum itu tidak goyah. 2.
Efektifitas hukum yang lemah Efektifitas hukum yang lemah disebabkan oleh kurangnya kepatuhan
masyarakat terhadap hukum dan disamping itu banyak masyarakat yang tidak tahu akan hukum.
Lemahnya penegakan hukum disebabkan belum dilaksanakannya pembangunan hukum secara komprehensif, hal ini disebabkan intensitas peningkatan produk
peraturan perundang-undangan dan peningkatan kapasitas aparatur penegak hukum serta sarana dan prasarana hukum pada kenyataannya tidak diimbangi dengan
peningkatan integritas moral dan profesionalitas aparat penegak hukum, kesadaran dan mutu pelayanan publik di bidang hukum kepada masyarakat. Akibatnya kepastian
keadilan dan jaminan hukum tidak tercipta dan akhirnya melemahkan penegakan supremasi hukum.
Pembangunan aparatur hukum diarahkan pada terciptanya aparat yang memiliki kemampuan profesional yang tinggi, dilandasi dengan kualitas moral dan etika guna
mengayomi masyarakat dan mendukung pembangunan nasional serta ditujukan untuk
Universitas Sumatera Utara
lebih memantapkan lembaga hukum yang mandiri, pelayanan, pengawasan, dan penyelenggaraan penegakan hukum.
3. Bobot hukum yang merosot
Bobot hukum yang merosot erat kaitannya dengan penyimpaangan oleh penegakan hukum didalam menerapkan hukum di masyarakat. Misalnya
penyalahgunan wewenangkekuasaan oleh notaris dalam hal pembayaran Pajak BPHTB dan PPh. Sebagaimana diketahui seorang notaris didalam menerapkan
hukum haruslah selalu melindungi kepentingan para pihak yang membutuhkan, jika notaris dalam menjalankan tugasnya sebagai pejabat umum merugikan para pihak
yang datang kepadanya, maka hal tersebut dapat menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat kepada notaris, akibatnya bobot hukum yang diterapkan notaris menjadi
merosot.
C. Faktor Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya dan Kantib