Kesulitan-kesulitan yang timbul pada saat pembongkaran pupuk butiran dengan truk, yaitu areal penumpukan diperlukan luas, karena pupuk tidak dapat
ditumpuk tinggi, untuk menghindari kekotoran atau penghematan tempat, maka pupuk curah dari truk didorong dengan alat pendorong, yaitu Front End Loader.
Menurut pengamatan dan perhitungan selama terjadi pembongkaran pupuk dengan truk, untuk kapal yang berkapasitas 15.000 MT, dapat dibongkar selama
15 – 20 hari. Penyusutan loses selama pembongkaran 1- 2 hari. Bila pupuk yang dibongkar lebih dari satu jenis, untuk tidak terjadi
pencampuran di gudang penumpukan maka digunakan alat pemisah yang disebut partision.
b. Pengantongan Pupuk Bagging
Sistem pengantongan pupuk butiran dengan menggunakan mesin pengantongan, diperlukan peralatan-peralatan sebagai berikut :
1. front end loader 2. conveyor-4
3. conveyor-5 4. vibrating screen
5. mesin pengantongan 6. compressor
7. closing conveyor 8. inclined conveyor
9. stacking conveyor 10. forklift
Universitas Sumatera Utara
c. Cara Kerja Mesin Pengantongan
Karyawan pada bagian pegantongan pupuk bersama-sama dengan petugas dibagian pemeliharaan memeriksa seluruh peralatan, sehingga pada saat operasi
atau bekerja tidak terjadi kerusakan-kerusakan yang dapat menimbulkan terhentinya produksi.
Selain penelitian terhadap peralatan yang digunakan, pekerja-pekerja dibagian pengantongan dan conveyor harus mengerti cara-cara mengendalikan
atau mengoperasikan peralatan, terutama pada saat dimulainya operasi. Cara pengoperasian yang penting sekali diketahui antara lain adalah conveyor, yang
mana harus terlebih dahulu dijalankan conveyor-5, dan diikuti oleh conveyor-4, karena alat ini memaklai sistem interlock.
Sebaliknya, untuk memberhentikannya dimulai dari conveyor-4 dan diikuti conveyor-5. bila seluruh peralatan dalam keadaan baik, maka front end
loeder yang beroperasi di gudang penumpukan bulk storage, mulai mengambil pupuk dan dimasukkan ke dalam hopper yang berbeda di ujung conveyor-4.
Pupuk ditarik oleh conveyor-4, masuk ke conveyor-5 dan kemudian di curahkan ke BIN melalui saringan screen. Kotoran-kotoran yang masuk
bersama-sama pupuk dipisahkan dan demikian juga dengan pupuk-pupuk yang ukurannya lebih besar oversize, keluar melalui saluran chute, sedangkan
pupuk-pupuk yang bersih masuk kedalam BIN untuk dikantongi. Pupuk-pupuk yang ada di dalam BIN masuk melalui saluran ke mesin
pengantongan. Untuk kegiatan pengantongan, petugas-petugas mesin mulai memasukkan kantongan satu persatu secara manual ke corong mesin, sekaligus
Universitas Sumatera Utara
menekan alat penjepit bag clamp, yang akibatnya karung yang dimasukkan terjepit, kemudian motor yang menggerakkan belt untuk menarik pupuk dari dasar
BIN masuk kedalam penampung di mesin pengantongan. Alat penampung ini disebut weight scale, karena alat ini dilengkapi
dengan timbangan. Jika berat pupuk yang masuk ke dalam penampung sesuai dengan berat pupuk yang diiginkan 50 Kg per karung, lalu batang timbangan
akan naik dan menyentuh limit switch, akibatnya pintu bucket terbuka dan pupuk masuk ke dalam kantongan.
Pupuk yang telah dikantongi jatuh ke closing conveyor dan dibawa ke mesin jahit untuk dijahit, dan kemudian ke stucking conveyor untuk penumpukan
ke atas pallet. Penyusunan pupuk ke atas pallet dilakukan dengan cara manual dan tiap-
tiap pallet berisikan 20 karung atau 1 ton. Kecepatan pengantongan sekitar 10-12 karung per menit, sedangkan jumlah mesin pengantongan di UPP Belawan
sebanyak 3 unit.
d. Penumpukan