Pengaruh Kompetensi Teknis dengan Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap Pengaruh Kompetensi Perilaku dengan Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Kompetensi Perawat

Kompetensi perawat terdiri dari kompetensi teknis dan kompetensi perilaku, kedua komponen kompetensi ini harus dimamfaatkan secara maksimal sehingga dapat memiliki kompetensi sesuai dengan yang disyaratkan dalam pekerjaannya.

5.1.1 Pengaruh Kompetensi Teknis dengan Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa perawat pelaksana rawat inap di RSU Swadana Daerah Tarutung memiliki kompetensi baik, dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa kategori baik yaitu mencapai 80, sehingga kompetensi teknis yang berfokus pada pengetahun dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan profesi yang dimiliki para perawat pelaksana rawat inap RSU Swadana Daerah Tarutung tidak berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap dibuktikan dengan hasil analisis regresi berganda nilai p = 0,316 atau lebih besar dari uji chi square p 0,05. Menurut Hutapea 2008, mengatakan kemampuan seseorang untuk dapat bekerjasama dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang tentang apa yang dikerjakan atau keterampilan melaksanakan pekerjaan tersebut, namun bukan hanya sampai batasan itu, kompetensi teknis juga termasuk membuat produk dan teknologi yang dibutuhkan. Perawat tidak hanya menerapkan asuhan keperawatan saja, namun seorang perawat harus dapat mengembangkan dan memiliki keterampilan khusus tentang asuhan keperawatan supaya para klien puas atas pelayanan yang diterimanya. Universitas Sumatera Utara Hasil uji statistik menunjukan penerapan asuhan keperawatan di RSU Swadana Daerah Tarutung dari 60 responden 66,7 mengatakan sering, 25 sangat sering dan 8,3 selalu. Kompetensi teknis tidak berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap di RSU Swadana Daerah Tarutung. Kondisi ini dapat diketahui bahwa perawat pelaksana rawat inap sebanyak 44 orang 73,33 adalah memiliki pendidikan DIII keperawatan jalur khusus, namun dalam kompetensi tehnis tidak mempengaruhi pengatahuan asuhan keperawatan, sehingga dalam penerapan kompetensi tehnis dalam kategori baik.

5.1.2 Pengaruh Kompetensi Perilaku dengan Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa perawat pelaksana rawat inap RSU Swadana Daerah Tarutung yang memiliki kompetensi perilaku dengan kuisioner sering sebanyak 66,7 , Sangat sering sebanyak 25 dan selalu sebanyak 8,3. Kompetensi perilaku yang dilihat adalah kompetensi perawat pelaksana rawat inap yang memeragakan perilaku pada saat memberikan pelayanan yang berkaitan dengan perilaku kerja produktif, sehingga kompetensi perilaku tidak berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap dibuktikan dengan hasil analisis regresi berganda nilai p = 0,108 atau lebih besar dari uji chi square p 0,05. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan perawat telah diatur pada pengetahuan tentang asuhan keperawatan dengan indikator pengkajian perawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi dan evaluasi. Universitas Sumatera Utara

5.2 Kerja tim