39
yMod1,zz-110+1:zz10=yMod1,zz- 110+1:zz10.en;
yMod2,zz-110+1:zz10=yMod2,zz- 110+1:zz10.en;
end
9. Proses combiner dan pengambilan keputusan
hEq = zeros2,N; hEq:,[1:2:end] = reshapeh,2,N2;
[h1 0 ... ; h2 0...]
hEq:,[2:2:end] = kronones1,N2,[1;- 1].flipudreshapeh,2,N2;
[h1 h2 ... ; h2 -h1 ...]
hEq1,: = conjhEq1,:; [h1 h2 ... ; h2 -h1 ...]
hEqPower = sumhEq.conjhEq,1;
10. Proses decoding
decod = sumhEq.yMod,1.hEqPower; [h1y1 +
h2y2, h2y1 -h1y2, ... ] decod2:2:end = conjyHat2:2:end;
for b=1:lengthdecod;
if -piangledecod1,bangledecod1,b-pi2;
demap1,1+b-12:2+b-12=[1 1]; elseif
-pi2angledecod1,bangledecod1,b0; demap1,1+b-12:2+b-12=[0 1];
elseif piangledecod1,bangledecod1,bpi2;
demap1,1+b-12:2+b-12=[1 0]; elseif
pi2angledecod1,bangledecod1,b0; demap1,1+b-12:2+b-12=[0 0];
end
11. Perhitungan BER
simBer = nErrN; simulated ber
for nn=1:ii
if nn == 1
continue ;
else simBernn=simBernn-1-simBernn-1nn4e-2;
end
3.7 Sistem Diversitas Alamouti Tanpa Estimasi Kanal
Secara sederhana, proses sistem Alamouti dimulai dengan penentuan parameter sistem: berapa jumlah bit yang dikirim, rentang E
b
N
o
yang digunakan,
40 selanjutnya dibangkitkan bit transmisi sebanyak bit yang digunakan, kemudian
dibangkitkan modulasi sinyal, kemudian dibangkitkan kanal transmisi dan noise sehingga diperoleh sinyal yang terkena noise dan fading pada reciever, sebelum
dilakukan perhitungan BER, sinyal didemodulasi terlebih dahulu.
3.8 Sistem Diversitas Alamouti dengan Teknik Estimasi Kanal LMS
Pada proses teknik estimasi kanal LMS, parameter yang dibutuhkan pun bertambah. Bit pilot ditransmisikan terlebih dahulu tanpa pengkodean untuk
dimasukkan ke dalam sistem LMS, untuk dipakai mengestimasi kondisi kanal. LMS dibangun menurut struktur Gambar 3.5, dengan sinyal yang telah mengalami fading
sebagai sinyal diinginkan desigred signal dan sinyal oversampling sebagai masukan :
Gambar 3.5 Struktur LMS
Z
-1
x +
x +
x
Z
-1
Z
-1
Xn
Xn-1
Xn-oversampling W
oversampling
Respon yang diinginkan
y n y n
Respon LMS
e n
error 1
W
1
41 Setelah beberapa iterasi menggunakan sejumlah tertentu bit pilot. Didapat
parameter kanal di dalam weight LMS, parameter tersebut dipakai dalam skema kombinasi bit data. Agar proses perkalian vector di dalam skema kombinasi, 2.11
dan 2.12, menghasilkan satu nilai perkalaian, nilai oversampling haruslah sama dengan jumlah weight. Hal ini disebabkan karena apabila digunakan jumlah weight
sebanyak N, maka estimasi kondisi kanal yang diambil dari nilai weight setelah iterasi adalah matriks 1xN. Untuk menghasilkan nilai dari 2.11 dan 2.12 berupa
matriks 1x1 satu estimasi sinyal, maka nilai dari oversampling yang dikenakan sinyal diterima
r dan
1
r haruslah bernilai N juga, sehingga terbentuk matriks Nx1,
yang apabila dikalikan dengan estimasi kanal dapat menghasilkan matriks 1x1.
42
BAB IV ANALISA PERFORMANSI SISTEM DIVERSITAS ALAMOUTI
MENGGUNAKAN TEKNIK ESTIMASI KANAL
4.1 Umum
Seperti telah dijelaskan pada Bab 3, proses kinerja Sistem Diversitas Alamouti Menggunakan Estimasi Kanal terdiri dari penentuan parameter sistem yaitu
berapa jumlah bit yang dikirim, rentang E
b
N yang dipakai, jumlah bit pilot,
Channel order yang digunakan, interasion step size yang dipakai. Selanjutnya dibangkitkan bit transmisi acak sejumlah banyak bit yang telah ditentukan.
Pada Bab 4 ini, akan ditampilkan hasil simulasi Sistem Diversitas Alamouti menggunakan kanal LMS dan tanpa kanal dengan modulasi BPSK dan QPSK.
4.2 Pengujian Pembangkitan Data
Analisis ini bertujuan untuk menguji pembangkitan data di dalam proses simulasi, yaitu pembangkitan data masukan, pembangkitan AWGN, dan
pembangkitan Fading Rayleigh. Uji ini didasarkan pada seberapa baik keselarasan antara frekuensi pengamatan dan frekuensi yang diharapkan yang didasarkan pada
selebaran teoritisnya atau yang lebih di kenal dengan goodness of fit test. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan distribusi khi-kuadrat. Adapun
langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut: a.Menentukan formulasi hipotesis
H : frekuensi pengamatan sesuai dengan frekuensi yang diharapkan