20 Dimana T adalah simbol dari periode, kemudian sinyal pada antena penerima dapat
dituliskan sebagai berikut:
1 1
n s
h s
h t
r r
+ +
= =
2.9
1 1
1 1
n s
h s
h T
t r
r +
+ −
= +
=
2.10
Dimana r dan
1
r adalah sinyal yang diterima pada antena penerima pada waktu t dan t+T dan
n dan
1
n adalah simbol dari noise dan interferensi.
2.5.2.1 Rancangan Combiner combiner scheme
Sinyal-sinyal yang telah diterima pada antena penerima akan masuk ke alat yang disebut combiner, dimana terdapat kanal estimates, sehingga sinyal menjadi:
1 1
~ r
h r
h s
+ =
2.11
1 1
1
~ r
h r
h s
− =
2.12 Dengan mendistribusi persamaan 2.8,2.10, dan 2.12 maka didapatkan bentuk
sinyal sebagai berikut:
1 1
2 1
2
~ n
h n
h s
s +
+ +
=
α α
2.13
1 1
1 2
1 2
1
~ n
h n
h s
s +
− +
=
α α
2.14
2.5.2.2 Maximum Likelihood Detector
Sinyal dari combiner akan masuk ke Maximum Likelihood Detector untuk melakukan proses pengambilan keputusan, dimana diharapkan sinyal yang
didapatkan adalah sama dengan sinyal input, yaitu s dan
1
s . Apabila sinyal yang didapat mendekati sinyal aslinya maka dianggap tidak terjadi kesalahan.
21 Aturan maximum likelihood detector dilakukan sama seperti pada MRRC
karena hasil pengkombinasian yang serupa dengan MRRC, persamaan 2,11 dan 2,12. Perbedaan kombinasi hanya terdapat pada fasa komponen derau. Akhirnya,
diversitas ini akan memberikan hasil serupa dengan MRRC. Skema baru Alamouti merupakan bentuk sederhana dari Space Time Block
Coding STBC yang merupakan variasi dari teknik Space Time Coding STC yang dipakai dalam sistem antena banyak multiple-input multiple-output MIMO. Sistem
MIMO yang digunakan untuk standar komunikasi masa depan berfungsi untuk mengatasi fading dan interferensi.
2.6 Teknik Tanpa Estimasi Kanal
Pengetahuan akan karakteristik kanal yang sempurna tidak mungkin bisa terealisasi untuk penggunaan praktis. Alamouti mengantisipasi kekurangan ini
menggunakan teknik tanpa estimasi kanal no channel estimation[2]. Teknik ini dipakai untuk menyempurnakan sistem Alamouti sebelumnya dan efektif untuk
karakteristik kanal fading yang memiliki variansi tinggi. Asumsi yang lebih sederhana dan masuk akal dipakai dalam teknik ini, yaitu
bahwa untuk empat transmisi berurutan, koefisien kanal fading adalah konstan. Artinya, perioda bit T haruslah cukup kecil atau kecepatan bit bit rate yang
difungsikan cukup tinggi. Asumsi lainnya adalah bahwa energi transmisi tiap antena dinormalisasikan bernilai 12.