TeknikAnalisis Data METODOLOGI PENELITIAN
Berikut ini merupakan data hasil studi dokumen mengenai data anak dari latar belakang keterlantaran dan data berdasarkan tingkat pendidikan
anak yang tinggal di panti asuhan Nurul Qur’an.
2
Tabel 4.1 Data anak Asuh berdasarkan Latar Belakang Keterlantaran
Jenis Kelamin Yatim
Piatu Konflik
keluarga Tidak
Mampu Orang tua
tidak diketahui
Jumlah
Laki-laki 4
3 15
4
26
Perempuan 10
7 8
2 27
Total 14
10 24
6 53
Data diatas merupakan hasil studi dokumen data anak asuh di panti asuhan Nurul Qur’an. Tabel tersebut menunjukan jumlah anak asuh di
panti asuhan yaitu 53 anak dengan persentase 49 anak laki-laki dan 51 anak perempuan. Pada data tersebut diketahui latar belakang anak yang
tinggal di panti asuhan karena anak tersebut yatim dan atau piatu, konflik keluarga, tidak mampu dan orang tua tidak diketahui. Persentase anak
yatim dan piatu tersebut adalah 26 14 anak, anak korban konflik keluarga 18 10 anak, Tidak mampu 45 24 anak, Orang tua tidak
diketahui 11 6 anak. Berdasarkan latar belakang ketelantaran anak asuh di panti asuhan Nurul Qur’an didominasi anak dari golongan
keluarga tidak mampu dengan jumlah 24 anak. Tabel 4.2
Data anak asuh berdasarkan jenjang pendidikan
2
Hasil Studi Dokumen data anak tahun 2014
Tingkat Sekolah Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
TKSD 14
6
20
SMP 11
12 23
SMA Kuliah 1
9 10
TOTAL 26
27 53
Menyimak data hasil studi dokumen diatas mengenai tingkat pendidikan anak asuh menunjukan bahwa sejumlah 53 anak sedang
mengikuti pendidikan mulai dari taman kanak-kanak hingga pendidikan atas dan tinggi. Pada tingkat TK dan Sekolah Dasar yang merupakan usia
kanak-kanak berjumlah 20 anak 37,7 yang lebih didiminasi pada anak laki-laki yang berjumlah 14 anak dan perempuan 6 anak, jumlah anak asuh
paling banyak yaitu pada tingkat SMP berjumlah 23 anak 43,3, terdiri dari 11 anak laki-laki dan 12 anak perempuan, tingkat SMA dan
perkuliahan berjumlah 10 anak 18,8 terdiri dari 1 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Atas dasar data tersebut maka setiap anak di panti
asuhan Nurul Qur’an mendapatkan hak memperoleh pendidikan setinggi- tingginya, pada jenjang pendidikan tinggi anak diperbolehkan melanjutkan
pendidikan pendidikan dengan tinggal di asrama atau mencari pekerjaan dan kembali kepada keluarganya.
4. Data Pembina dan Pengajar
Berikut ini adalah data yang diterima mengenai data pembina dan pengajar di p
anti asuhan Nurul Qur’an: Tabel 4. 1
Tenaga Pembina dan Pengajar No Nama
Pendidikan Terakhir Tugas Kerja
1 2
3 4
5 6
7 8
9 Syahroni Jamhuri S,Ag
Nurhadi S.Ip. S.Sos.I Dede Fitria S.Pd
Sugiarto S.Pd Abd.Hamid Husen
Iis Nawati S,Pd Lukmanul Hakim
Nur Azizah Latifah
S1 Pendidikan Agama Islam S1 Manajemen Dakwah
S1 Pendidikan Bahasa Inggris S1 Pendidikan Agama Islam
S1 Pendidikan Agama Islam S1 Pendidikan Agama Islam
S1 Manajemen SMA
SMA Guru Kitab Kuning
Bendahara Guru Bhs.Inggris
Guru Bhs.Arab Guru Al-
Qur’an Pembina Qasidah
Pembina Hadroh Guru TPQ
Guru Tahfiz
10 11
Fakuh Fadilah Mariyah
SMA SMK
Pembina Asrama Putra Pembina Asrama Putri
Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa guru yang mengajar di panti asuhan Nurul Qur’an sudah sesuai dengan pendidikan dan
kemampuan yang sesuai dengan bidangnya. Namun para pembina yang masih berpendidikan dibawah S1 merupakan anak asuh yang telah lama
tingal di panti asuhan Nurul Qur’an dan membantu menjadi pembina berasarkan kemmapuannya dalam hal yang dibinanya. Jika dilihat dari
jumlah tenaga pengajar dan pembina tersebut dengan jumlah anak, belum seimbang dan masih dibutuhkan tenaga pembina dalam mengurus anak di
panti asuhan Nurul Qur’an. Selain itu belum adanya guru atau pembina yang memiliki kemampuan dibidang psikologi yang dibutuhkan untuk
membantu mengatasi permasalahan psikologi yang dialami anak asuh.
5. Proses Penerimaan Anak
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala yayasan diketahui bahwa jumlah anak terlantar di panti asuhan Nurul Qur’an
adalah 53 anak terdiri dari 27 anak berjenis kelamin perempuan dan 26 anak berjenis kelamin laki-laki. Dari hasil wawancara tersebut juga
diketahui bahwa latar belakang anak terlantar anak tersebut adalah karena meninggalnya salah satu kedua orang tua sehingga anak tersebut menjadi
anak terlantar, dari latar belakang keluarga tidak mampu, anak korban perceraian orang tua dan sebagian tidak diketui keberadaan orang tua.
Adapun daerah asal anak tersebut berasal dalam wawancara disebutkan berasal dari daerah sekitar panti asuhan, Bantar gebang, Karawang, Bogor,
Cilacap, Wonogiri, Medan, Aceh dan Padang.
3
Proses kedatangan anak tersebut ke panti asuhan melalui beberapa cara yaitu:
3
Hasil wawancara dengan H.Syahroji M.Ali, kepala yayasan Nurul Qur’an pada senin, 5
mei 2014