Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter

KEMENDIKBUD sebagai pemegang kebijakan membuat keputusan tentang nilai-nilai karakter budaya bangsa sebagai berikut: Tabel 2.1 Indikator Nilai Pendidikan Karakter Budaya Bangsa No Nilai Deskripsi 1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4 Disiplin Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 5 Kerja Keras Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru sesuatu yang telah dimiliki. 7 Mandiri Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. 8 Demokratis Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 9 Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar. 10 Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 11 Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan. 12 Menghargai Prestasi Sikap dan tidakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain. 13 Bersahabat Komunikatif Tindakan yang memeperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 14 Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. 15 Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 16 Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 17 Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyrakat yang membutuhkan. 18 Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan alam, sosial dan budaya, negara dan tuhan yang maha ESA. Penerapan pendidikan karakter budaya bangsa yang telah diteapkan pemerintah tersebut dilaksanakan melalui kegiatan kulikuler, ekstrakulikuler, serta pembiasaan nilai dalam kehidupan sehari-hari. Maka pendidikan karakter tersebut tidak hanya menjadi tugas sekolah saja, sekolah hendaknya hendaknya bekerja sama dengan lingkungan pendidikan diluar lembaga pendidikan sekolah seperti keluarga, masyarakat. Ketiga lingkungan pendidikan tersebut haruslah berkolaborasi dalam pelaksanaan pendidikan karakter jika meginginkan hasil yang baik. Dengan kesinambungan penerapan nilai karakter tersebut diharapkan pendidikan karakter akan menjadi lebih efektif. Sejak anak lahir berada di lingkungan rumah, ketika berada di lingkungan sekolah, kembali kerumah dan dalam lingkungan masyarakat supaya menjadi tempat bagi anak-anak untuk belajar, mencontoh dan menerapkan nilai-nilai yang dipelajari dan dilihatnya. Kemendikbud mengamanatkan pendidikan karakter budaya bangsa tersebut tidak hanya untuk pendidikan formal saja, namun kemendikbud menegaskan bahwa nilai-nilai tersebut diintegrasikan kedalam mata pelajaran, kegiatan kulikuler, ekstrakulikuler dan kedalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menunjukan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter budaya bangsa tersebut diterapkan tidak saja di pendidikan formal, tapi juga pendidikan nonformal dan juga informal. Bagi anak terlantar yang tinggal di panti asuhan, panti asuhan tersebut berfungsi sebagai pengganti keluarga, dan panti asuhan menjadi lingkungan pertama bagi anak terlantar yang tinggal di panti asuhan. Sebagai suatu lembaga sosial yang ikut berperan dalam pendidikan non formal, maka penting bagi panti asuhan untuk berpartisipasi mengintegrasikan nilai budaya karakter bangsa tersebut dalam kegiatan keseharian anak terlantar di panti asuhan. Untuk memaksimalkan proses pendidikan karakter bagi anak terlantar tersebut, tentunya pihak panti asuhan perlu berkerja sama dengan pihak sekolah dan masyarakat agar pendidikan karakter budaya bangsa yang telah dirumuskan pemerintah tersebut dapat diintegrasikan di panti asuhan, sekolah dan masyarakat, demi membentuk karakter pada anak terlantar.

4. Implementasi Pendidikan Karakter

Perkembangan karakter sebagai proses yang tiada henti terbagi menjadi empat tahapan: pertama, pada usia dini, disebut sebagai tahap pembentukan karakter. Kedua, pada usia remaja, disebut sebagai tahap pengembangan; ketiga, tahap usia dewasa, disebut sebagai tahap pemantapan; dan keempat, pada usia tua disebut tahap pembijaksanaan.