Manfaat Teoritis Kegunaan Penelitian
b. Sosialisasi Partisipatoris Participatory Socialization merupakan pola di dalamnya anak diberi imbalan manakala berprilaku baik , hukuman
dan imbalan bersifat simbolik, anak diberi kebebasan, penekaan diletakkan pada interaksi, komunikasi bersifat lisan, anak menjadi
pusat sosialisasi, keperluan anak dianggap penting dan keluarga menjadi generalized other.
18
Pada prinsipnya, participatory socialization memberikan kepada anak kebebasan untuk mencoba-coba segala sesuatu sendiri dan untuk
menjelajahi dunia menurut keinginan sendiri. Ini tidaklah berarti bahwa sang anak dibiarkan sendiri saja. Bahkan sebaliknya, pengawasan orang
tua banyak diperlukan, tetapi pengawasan tersebut lebih bersifat umum, dan bukan terperinci dan mencampuri. Repressive socialization
memerlukan pengawasan pula bahkan pengawasan yang terperinci sehingga dalam praktek sosialisasi tersebut mengalami banyak perubahan.
Sebagai akibatnya, dari sudut pandangan sang anak hukuman tersebut dilaksanakan secara sekehendak hati, tergantung pada apakah ia kedapatan
sedang berperilaku keliru dan apakah orang tua berhasrat untuk melaksanakan hukuman
Pada dasarnya repressive socialization menitikberatkan ketaatan, hormat kepada atasan dan pengendalian dari luar. Orang tua mungkin
menuruti kehendak anak, tetapi mungkin juga mempergunakan hukuman badan, rasa malu, dan cemoohan. Percakapan dua arah antara orang tua
dengan anak tidak dianjurkan. Komunikasi cenderung untuk mengarah ke bawah, dari orang tua ke anak, serta berbentuk perintah. Penggunaan gerak
tangan dan komunikasi nonverbal bersifat menyolok. Sang anak harus belajar untuk memperhatikan kesungguhan dari perintah orang tua untuk
tutup mulut atau turun dengan jalan memperhatikan nada suara, ekspresi muka, dan sikap tubuh.
Dalam participatory socialization komunikasi berbentuk dialog yang memberikan kemungkinan kepada anak-anak untuk mengungkapkan
18
Sunarto, op. cit. h 31.
kehendak dan kebutuhannya maupun tanggapan-tanggapan terhadap anak dewasa. Participatory socialization lebih berpusat pada anak, daripada
orang tua, orang dewasa memikul tanggung jawab untuk memperhatikan kebutuhan anak, bukannya mengharapkan agar anak memperhatikan
kehendak orang tua.
19
Tabel 2.1: Dua cara sosialisasi Repressive socialization
Participatory socialization Menghukum perilaku yang keliru
Memberi imbalan bagi perilaku yang baik
Hukuman dan imbalan material Hukuman dan imbalan simbolis
Kepatuhan anak Otonomi anak
Komunikasi sebagai perintah Komunikasi sebagai interaksi
Komunikasi non-verbal Komunikasi verbal
Sosialisasi yang berpusat pada orang tua Sosialisasi yang berpusat pada anak
Anak memperhatikan keinganan orang tua Orangtua
memperhatikan keperluan
anak Keluarga merupakan significant other
Keluarga merupakan generalized other
Selain Jaeger pola sosialisasi juga dijelaskan oleh Kamanto Sunarto yang menerangkan,
“sosialisasi berdasarkan cara yang digunakan dapat berlangsung dalam dua bentuk, pertama sosialisasi represif ialah
sosialisasi yang menekankan pada kepatuhan anak dan penghukuman terhadap perilaku yang keliru. Kedua sosialisasi partisipatif ialah
sosialisasi yang menekankan pada otonomi anak dan memberikan imbalan
terhadap perilaku yang baik”.
20
Pola sosialisasi berdasarkan cara yang digunakan secara berbeda akan mempengaruhi anak dalam tingkat kemandirian, kepemimpinan dan
kemampuan untuk bekerja dengan orang lain. Sosialisasi partisipatif akan menghasilkan anak yang lebih mandiri, memiliki kemampuan memimpin
19
Sunarto , op. cit h.182 - 183.
20
Damsar, op.cit. h 68