d. Donating memberi atau menyumbang, yaitu kesediaan berderma, memberi secara suka rela sebagian barang miliknya untuk yang
membutuhkan. e. Honesty kejujuran, yaitu kesediaan untuk tidak berbuat curang
terhadap orang lain.
B. KEPRIBADIAN BERDASARKAN TEORI BIG FIVE
1. Definisi Kepribadian Berdasarkan Teori Big Five
Pervin 2010 menyebutkan bahwa kepribadian adalah karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi perasaan, pemikiran, dan
perilaku. Menurt Allport, trait adalah karakteristik yang kontinum berbeda –beda
pada setiap orang untuk memandu perilaku setiap orang. Menurut Catteel, reaksi kecenderungan yang berasal dari analisis faktor merupakan bagian dari
kepribadian permanen. Dan menurut Eysenk trait merupakan habitual response yang bersifat konsisten dan saling berhubungan satu sama lain. Eysenck dan
Cattel sama-sama mengakui bahwa trait adalah unit dasar kepribadian, yang merupakan kecenderungan umum untuk merespon dengan cara tertentu dalam
Pervin dkk, 2010. Teori kepribadian Big Five merupakan kesimpulan dari definisi para tokoh
tersebut. McCrae dan Costa dalam Pervin, 2010 membagi ke dalam 5 besar faktor
atau dimensi
kepribadian, yaitu
Openness, Conscientiousness,
Extroversion, Agreeableness, dan Neuroticism OCEAN.
Universitas Sumatera Utara
2. Dimensi Kepribadian Berdasarkan Teori Big Five
Berdasarkan teori Big Five terdapat 5 tipe dalam kepribadian. McCrae dan Kosta dalam Pervin, 2005 menggambarkan kelima tipe tersebut sebagai berikut:
1 Neuroticism N.
Tipe ini mengidentifikasi individu yang rentan terhadap distress psikologis yaitu yang mudah mengalami rasa sedih, takut dan cemas yang berlebihan,
memiliki dorongan yang berlebihan dan memiliki coping respon yang maladaptif atau tidak sesuai. Dimensi bipolar dari faktor ini adalah Neuroticism VS
Emotional Stability. Neuroticism dikarakteristikkan dengan kekhawatiran, cemas, emosional, merasa tidak nyaman, kurang penyesuaian, kesedihan yang tak
beralasan. Sedangkan, Emotional Stability dikarakteristikkan dengan sifat yang tenang, santai, tidak emosional, tabah, nyaman, puas terhadap diri sendiri.
2 Extroversion E.
Tipe ini melihat kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal yang dimiliki individu yaitu tingkat aktivitas, kebutuhan akan stimulasi dan
kemampuan bersenang –senang individu. Dimensi bipolar dari faktor ini adalah
Introversion VS Extroversion. Introversion dikarakteristikkan dengan tidak ramah, tenang, tidak periang, menyendiri, task-oriented, pemalu, dan pendiam.
Sedangkan, extroversion dikarakteristikkan dengan mudah bergaul, aktif, banyak bicara, person-oriented, optimis, menyenangkan, penuh kasih sayang, dan
bersahabat.
Universitas Sumatera Utara
3 Openness O.
Tipe ini melihat keterbukaan individu untuk mencari, menghargai dan mengeksplorasi pengalaman baru. Dimensi bipolar dari faktor ini adalah
Closedness VS Openness. Closedness dikarakteristikkan dengan mengikuti apa yang sudah ada, down to earth, tertarik hanya pada satu hal, tidak memiliki jiwa
seni, dan kurang analitis. Sedangkan, openness dikarakteristikkan dengan rasa ingin tahu yang tinggi, ketertarikan luas, kreatif, original, imajinatif, tidak
„ketinggalan jaman‟.
4 Agreeableness A.
Tipe ini melihat kualitas orientasi personal individu, perasaan dan perbuatan yang penuh kasih sayang hingga yang antagonis. Dimensi bipolar dari
faktor ini adalah Antagonism VS Agreeableness. Antagonism dikarakteristikkan dengan sinis, kasar, rasa curiga, tidak mau bekerjasama, pendendam, kejam,
mudah marah, dan manipulatif. Sedangkan, agreeableness dikarakteristikkan dengan berhati lembut, baik, suka menolong, mudah percaya, mudah memaafkan,
mudah untuk dimanfaatkan dan berterus terang.
5 Conscientiousness C.
Tipe ini melihat motivasi, pendirian serta kemampuan mengorganisasikan sesuatu dalam mencapai suatu tujuan. Dimensi bipolar dari faktor ini adalah Lack
of Direction VS Conscientiousness. Lack of Direction dikarakteristikkan dengan tidak bertujuan tidak dapat dipercaya, malas, kurang perhatian, lalai, sembrono,
tidak disiplin, keinginan lemah, dan suka bersenang-senang. Sedangkan,
Universitas Sumatera Utara
Conscientiousness dikarakteristikkan dengan teratur, dapat dipercaya, pekerja keras, disiplin, tepat waktu, teliti, rapi, ambisius, dan tekun.
Berdasarkan kelima tipe kepribadian tersebut, terdapat beberapa tipe yang berkaitan dengan perilaku prososial ditinjau dari aspek-aspek perilakunya, yaitu
tipe extroversion dan agreeableness. Extroversion, di mana individu lebih menyukai dan dominan melakukan segala kegiatan bersama-sama dengan
individu lain Pervin, 2005, memiliki kesamaan keterkaitan dengan aspek cooperating dalam perilaku prososial. Sifat ini dimaknai dengan adanya keinginan
untuk bekerjasama dengan orang lain Mussen, 1989. Pada tipe agreeableness, individu cenderung melakukan tindakan yang penuh kasih sayang yang dicirikan
dengan perilaku yang suka menolong, mempercayai orang lain sehingga cenderung mudah untuk dimanfaatkan sesamanya, mudah memaafkan, dan jujur
ketika menyampaikan suatu hal Pervin, 2005. Hal ini memiliki kesamaan dengan hampir semua aspek perilaku prososial yaitu sharing, helping, donating,
dan honesty.
C. SUKU BATAK TOBA