Pelaku Trafficker Traficking merupakan kejahatan terhadap HAM

Yahya Teofilus Purba : Kejahatan Perdagangan Wanita Dihubungkan Dengan Pelanggaran Hak Azasi Manusia, 2007. USU Repository © 2009 Di tempat tujuan, mereka tinggal di rumah penampungan untuk beberapa minggu menunggu penempatan kerja yang dijanjikan. Tetapi kemudian mereka dibawa ke bar, pub, salon kecantikan, rumah bordil dan rumah hiburan lain, dan mulai dilibatkan dalam kegiatan prostitusi. Mereka diminta menandatangani kontrak yang tidak mereka mengerti isinya. Jika menolak, korban diminta membayar kembali biaya perjalanan dan “tebusan” dari agen atau calo yang membawanya. Jumlah yang biasanya membengkak itu menjadi hutang yang harus ditanggung oleh korban. Dalam kondisi perekonomian yang lemah, konstruksi masyarakat yang ada akhirnya juga menempatkan perempuan dalam posisi yang lebih tidak menguntungkan dibandingkan dengan laki -laki. Rendahnya pasaran kerja yang diakibatkan oleh rendahnya tingkat perekonomian di wiloayah rural, telah mendorong terjadinya tingkat urbanisasi yang tinggi, antara lain karena kota diperseosi sebagai suatu tempat dimana pekerjan mudah dicari.sebagai akibatnya, berbagai upaya dilakukan untuk merekrut perempuan khususnya perempuan muda dan akan perempuan dari wilayah pedesaaan untuk bekerja di wilayah perkotaan. Walau awalnya memang sungguh -sungguh kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan lapangan kerja yang legal untuk mereka, akan tetapi maraknya industri seks di perkotaan dan tempat-tempat lain meningkatkan terjadinya pemasokan perempuan -perempuan muda.

b. Pelaku Trafficker

Perdagangan orang melibatkan laki -laki, perempuan dan anak -anak bahkan bayi sebagai “korban”, sementara agen, calo atau sindikat bertindak Yahya Teofilus Purba : Kejahatan Perdagangan Wanita Dihubungkan Dengan Pelanggaran Hak Azasi Manusia, 2007. USU Repository © 2009 sebagai yang “memperdagangkan trafficker”. Para germo, majikan atau mengelola tempat hiburan adalah “pengguna” yang mengekploitasika korban untuk keuntungan mereka yang seringkali dilakukan dengan sangat halus sehingga korban tidak menyadarinya. Termasuk dalam kategori pengguna adalah lelaki hidung belang atau pedofil yang mengencani perempuan dan anak yang dipaksa menjadi pelacur, atau penerima donor organ yang berasal dari korban perdagangan orang. Pelaku perdagangan orang trafficker tidak saja melibatkan lembaga, perseorangan dan bahkan tokoh masyarakat yang seringkali tidak menyadari keterlibatannya dalam kegiatan perdagangan orang: 1. Perusahaan perekrut tenaga kerja dengan jaringan agencalo-calonya di daerah adalah trafficker manakala mereka memfasilitasi pemalsuan KTP dan paspor serta secara illegal menyekap calon pekerja migrant di penampungan dan menempakan mereka dalam pekerjaan yang berbeda atau seacra paksa memasukkannya ke industi seks. 2. Agen atau calo -calo bisa orang luar seorang tetangga, teman, atau bahkan kepala desa, yang dinggap trafficker manakala dalam perekrutan mereka menggunakan kebohongan, penipuan, atau pemalsuan dokumen. 3. Aparat pemerintah adalah trafficker manakala terlibat dalam pemalsuan dokumen. 4. Aparat pemerintah adalah trafficker manakala menempatkan pekerjanya dalam kondisi eksploitatif seperti: tidak membayar gaji, menyekap pekerja, melakukan kekerasan fisik atau seksual, memaksa untuk terus bekerja, atau menjerat pekerja dalam lilitan utang. Yahya Teofilus Purba : Kejahatan Perdagangan Wanita Dihubungkan Dengan Pelanggaran Hak Azasi Manusia, 2007. USU Repository © 2009 5. Pemilik atau pengelola rumah bordil, berdasrkan Pasal 289, 296 dan 506 KUHP, dapat dianggap melanggar hukum terlebih jika mereka memaksa perempuan berkerja di luar kemauannya, menjeratnya dalam libatan utang, menyekap dan membatasi kebebasannya bergerak, tidak membayar gajinya, atau merekrut dan mempekerjakan anak di bawah 18 tahun. 6. Calo pernikahan adalah trafficker manakala pernikahan yang diaturnya telah mengakibatkan pihak isteri terjerumus dalam kondisi serupa perbudakan dan eksploitatif pernikahan yang akan dilangsungkan. 7. Orang tua dan sanak saudara adalah trafficker manakala mereka secara sadar menjual anak atau saudaranya baik langsung atai melalui calo kepada majikan disektor industri seks atau lainnya. Atau jika mereka menerima pembayaran di muka untuk penghasilan yang akan diterima oleh anak mereka nantinya. Demikian pula jika orang tua menawarkan layanan dari anak mereka guna melunasi utangnya dan menjerat anaknya dalam libatan utang. 8. Suami adalah trafficking manakala ia menikahi peremuan tetapi kemudian mengirim isterinya ke tempat lain untuk mengeksploitirnya demi keuntungan ekonomi, menempatkannya dalam staus budak, atau memaksanya melakukan prostitusi.

c. Pengguna