Apel Ekologi dan Syarat Tumbuh Apel

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Apel

Apel Malus domestica Borkh. termasuk rajanya buah komersial karena konsumennya luar biasa banyaknya. Di Indonesia, apel diperkenalkan oleh orang Belanda dan dikembangkan oleh orang Indonesia. Sayangnya daerah di Indonesia yang cocok ditanami apel masih sangat terbatas. Daerah Batu, Malang, merupakan sentra apel di Indonesia karena tanaman ini banyak diusahakan sebagai suatu usaha tani. Oleh penduduk di Malang tanaman ini ditanam di pekarangan maupun di kebun Untung, 1996. Menurut Untung 1996, dalam tatanama atau sistemik taksonomi tumbuhan buah apel, diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub-divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Rosales Family : Rosaceae Genus : Malus Spesies : Malus domestica Apel diketahui mengandung beberapa vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi manusia. Sebutir apel berdiameter 5-7 cm mengandung vitamin A 900 IU100 g, tiamin 7 mg, riboflavin 3 mg, niasin 2 mg, vitamin C 5 mg, Universitas Sumatera Utara 5 protein 3 g, energi 58 kalori, lemak 4 g, karbohidrat 14,9 g, kalsium 6 mg, besi 3 mg, fosfor 10 mg, dan kalium 130 mg Untung, 1996. Dengan kandungan seperti itu ada orang berpendapat bahwa tingkat keasaman yang rendah pada apel meningkatkan produksi air liur yang baik untuk kesehatan gigi. Penelitian menunjukkan bahwa memakan apel sebutir sehari memperkecil risiko terkena asma, arthritis, dan penyakit kulit Untung, 1996. Selain dimakan segar, apel bisa diolah menjadi jam selai, jeli, dan sari buah. Meski namanya olahan, tetapi bukan berarti yang dipakai apel busuk atau cacat. Biasanya yang diolah apel berukuran kecil atau buah apel hasil penjarangan. Kandungan pektin pada apel sekitar 24. Pektin yang dapat membentuk gel bila ditambah gula pada pH tertentu, memegang peranan penting dalam industri jeli, sari buah, dan selai Untung, 1996.

2.2 Ekologi dan Syarat Tumbuh Apel

Apel termasuk tanaman yang selalu berganti daun dan tumbuh di daerah dingin. Kendati demikian, karena sudah lama dibudidayakan ada kultivar-kultivar apel yang mampu tumbuh dan beradaptasi dengan baik di daerah bersuhu sedang dan panas. Oleh karena kemampuannya beradaptasi di berbagai kondisi iklim, apel tumbuh di berbagai penjuru dunia. Di Eropa, Amerika Utara dan Selatan, New Zealand, Australia, dan Asia, tanaman ini dapat dijumpai Untung, 1996. Meskipun variasi kultivar apel membuat tanaman buah ini bisa ditanam di berbagai penjuru dunia, tapi tempat tumbuh yang paling baik ialah di daerah yang mempunyai dua musim, yakni musim dingin dan musim panas. Temperatur yang cocok di malam hari dibarengi intensitas sinar matahari selama periode masaknya Universitas Sumatera Utara 6 buah akan membantu pembentukan pigmen antosianin. Pigmen antosianin adalah pigmen yang membuat apel berwarna merah Untung, 1996. Di Indonesia apel tumbuh di dataran tinggi yang kering dan curah hujan yang tidak terlalu tinggi. Curah hujan yang terlalu tinggi dapat menimbulkan berbagai macam problem, terutama serangan jamur. Tanah, suhu, dan kelembaban pun perlu mendapat perhatian agar apel dapat tumbuh dengan baik Untung, 1996. Kriteria tempat tumbuh pohon apel yang baik, antara lain: 1. Ketinggian tempat Pada ketinggian 700 - 1.200 meter di atas permukaan laut memang tidak banyak jenis tanaman buah yang dapat tumbuh dengan baik. Lebih-lebih jika dataran tinggi itu tipe iklimnya kering. Namun, di daerah seperti itulah apel dapat tumbuh dengan baik Untung, 1996. 2. Suhu Suhu maksimum yang dikehendaki apel ialah 27 C dan suhu minimum sekitar 16 C. Kelembaban udara yang dikehendaki tanaman ini berkisar antara 75 - 85. Selain suhu dan kelembaban, tempat tumbuh apel pun harus terbuka agar sekitar 50 - 80 sinar matahari dapat menyinari pohon buah ini. Sinar matahari sangat berperan dalam pertumbuhan apel. Tanpa sinar matahari yang cukup kulit buah apel tidak akan berwarna merah sehingga daya tarik penampilannya berkurang Untung, 1996. 3. Curah hujan Curah hujan yang diperlukan bagi pertumbuhan apel berkisar antara 1.000 - 2.600 mm per tahun dengan 3 - 4 bulan kering dan 6 - 7 bulan basah. Bulan Universitas Sumatera Utara 7 kering ialah bulan-bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm per bulan Untung, 1996. 4. Tanah Tanah ber-pH 7 dan berpengairan bagus merupakan tempat tumbuh paling ideal bagi tanaman apel. Kendatipun demikian apel bisa beradaptasi di tempat- tempat yang agak menyimpang dari persyaratan ideal tersebut. Pertumbuhan apel akan baik sekali pada tanah dengan struktur bagus. Perbaikan struktur tanah dapat dilakukan dengan pemberian bahan organik seperti kompospupuk kandang. Semakin baik struktur tanah semakin bagus pula aerasi udara di antara rongga partikel tanah sehingga semakin subur pula pertumbuhan tanaman. Pada aerasi tanah yang jelek pengambilan unsur hara akan terhambat. Bahkan lebih fatal lagi, akar-akar rambut bisa berhenti berkembang Untung, 1996.

2.3 Vitamin

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Vitamin C dari Buah Kedondong (Spondias dulcis Parkinson) Secara Volumetri Dengan 2,6-Diklorofenol Indofenol

17 163 69

Penetapan Kadar Kadar Vitamin C dari Buah Melon Secara Volumetri dengan 2,6 – Diklorofenol Indofenol.

26 181 72

Penetapan Kadar Vitamin C Dari Bawang Putih (Allium sativum L.) Secara Titrasi 2,6-Diklorofenol Indofenol

37 206 67

Penetapan Kadar Vitamin C dari Daging Buah Sirsak (Annona muricata L.) secara Titrasi dengan 2,6-Diklorofenol Indofenol

1 12 68

Penetapan Kadar Vitamin C dari Jus Buah Apel (Malus domestica Borkh.) yang Berwarna Merah dan Hijau secara Titrasi dengan 2,6-Diklorofenol Indofenol pada Beberapa Interval Waktu

1 2 14

Penetapan Kadar Vitamin C dari Jus Buah Apel (Malus domestica Borkh.) yang Berwarna Merah dan Hijau secara Titrasi dengan 2,6-Diklorofenol Indofenol pada Beberapa Interval Waktu

0 0 2

Penetapan Kadar Vitamin C dari Jus Buah Apel (Malus domestica Borkh.) yang Berwarna Merah dan Hijau secara Titrasi dengan 2,6-Diklorofenol Indofenol pada Beberapa Interval Waktu

0 2 3

Penetapan Kadar Vitamin C dari Jus Buah Apel (Malus domestica Borkh.) yang Berwarna Merah dan Hijau secara Titrasi dengan 2,6-Diklorofenol Indofenol pada Beberapa Interval Waktu

0 1 15

Penetapan Kadar Vitamin C dari Jus Buah Apel (Malus domestica Borkh.) yang Berwarna Merah dan Hijau secara Titrasi dengan 2,6-Diklorofenol Indofenol pada Beberapa Interval Waktu

0 1 3

Penetapan Kadar Vitamin C dari Jus Buah Apel (Malus domestica Borkh.) yang Berwarna Merah dan Hijau secara Titrasi dengan 2,6-Diklorofenol Indofenol pada Beberapa Interval Waktu

1 2 41