Jawa Tengah, kemudian menemukan apa saja faktor penghambat dan pendukung komunikasi antara kedua masyarakat tersebut.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini penulis meneliti dengan objek pada pola komunikasi antara masyarakat Muhammadiyah dengan masyarakat NU di
desa Pringapus dan penulis telah melakukan tinjauan Pustaka, penulis melihat judul yang ada di perpustakaan, penulis melihat ada satu mahasiswa yang
pembahasannya sama dengan yang peneliti kaji. Dengan judul ”Komunikasi Antar Budaya Study pada pola komunikasi masyarakat Betawi dengan
Masyarakat Madura di Kelurahan Condet, Batu Ampar. Oleh sebab itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
seperti menjiplak atau mengambil dari hasil karya orang lain, maka penulis perlu mempertegas perbedaan antara masing-masing judul dengan masalah
yang sedang di bahas. Adapun perbedaannya adalah dari skripsi tersebut dengan skripsi
peneliti adalah pada subjek penelitiannya, pada penelitian terdahulu membahas bagaimana pola komunikasi antar budaya antara dua suku yang
berbeda, yaitu masyarakat Betawi dengan masyarakat Madura. Dalam penelitian ini subjek penelitian penulis adalah masyarakat Muhammadiyah
dengan masyarakat NU yang tinggal di desa Pringapus, Semarang, Jawa Tengah.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam penelitian ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan ke dalam
lima bab. Di mana masing-masing bab di bagi ke dalam sub-sub dengan penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metodologi
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Terdiri dari pengertian komunikasi, unsur-unsur komunikasi dan bentuk-bentuk
komunikasi, pengertian
pola komunikasi,
pengertian komunikasi antar budaya, Pengertian komunikasi Organisasi, pengertian masyarakat.
BAB III : GAMBARAN UMUM
MASYARAKAT DESA
PRINGAPUS, SEMARANG, JAWA TENGAH
Adalah gambaran umum objek penelitian yang terdiri dari keadaan geografis desa Pringapus, Semarang ,Jawa Tengah, serta
gambaran umum tentang masyarakat Muhammadiyah dan NU setempat.
BAB IV : POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT DARI KALANGAN MUHAMMADIYAH DAN MASYARAKAT NU DI DESA
PRINGAPUS
Adalah penyajian data-data yang diperoleh dari hasil Penelitian, berikut analisanya. Yaitu tantan pola komunikasi antara
masyarakat Muhammadiyah dan NU di Desa Pringapus, Semarang , Jawa Tengah
BAB V : PENUTUP
Adalah merupakan bab penutup dari tulisan ini yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II KERANGKA TEORI
A. Pengertian Komunikasi Antar Budaya
Dalam setiap prosesnya komunikasi selalu melibatkan ekspektasi, persepsi, tindakan dan penafsiran.
6
Maksudnya adalah ketika kita berkomunikasi dengan orang lain maka kita dan orang yang menjadi
komunikan kita akan menafsirkan pesan yang diterima baik berupa pesan verbal maupun non verbal dengan standar penafsiran dari budayanya sendiri.
Kita pun dalam memaknai dan menyandikan tanda atau lambang yang akan kita jadikan pesan menggunakan standar budaya yang kita punyai. Pada
dasarnya komunikasi antar budaya adalah komunikasi biasa, yang menjadi perbedaannya adalah orang-orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut
berbeda dalam hal latar belakang budayanya. Ada banyak pengertian yang diberikan para ahli komunikasi dalam menjelaskan komunikasi antar budaya,
di antaranya adalah : 1.
Menurut Aloweri, Andrea L. Rich dab Dennis M. Ogawa sebagaimana dikutip oleh Armawati Arbi, komunikasi antar budaya adalah komunikasi
antara orang-orang yang berbeda kebudayaanya. Misalnya antara suku bangsa, etnik, ras dan kelas sosial.
7
2. Menurut Guo-Ming Chen dan Willian J. Starosta sebagaimana dikutip oleh
Deddy Mulyana berpendapat bahwa komunikasi antar budaya adalah
6
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2003, h. 7
7
Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, Jakarta: UIN Press, 2003, h. 182
proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya
sebagai kelompok.
8
3. Menurut Deddy Mulyana, komunikasi antar budaya Inter Cultural
Communication adalah proses pertukaran fikiran dan makna antara orang-
orang yang berbeda budayanya.
9
4. Stewart L. Tubbs-Sylvia Moss mendefinisikan komunikasi antar budaya
sebagai komunikasi antara orang-orang yang berbdea budaya baik dalam arti ras, etnik atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi.
10
Dari beberapa definisi yang penulis kutipkan tadi. Penulis berkesimpulan bahwa komunikasi antar budaya dapat diartikan sebagai
komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memilki latar belakang budaya yang berbeda. Ada beberapa istilah yang sering disepadankan dengan
istilah komunikasi antar budaya, diantaranya adalah komunikasi antar etnik Inter ethnic communication, komunikasi antar ras, komunikasi lintas budaya
Cross Cultural Communication, dan komunikasi Internasional.
11
1. Komunikasi antar etnik adalah komunikasi antar anggota etnik yang
berbeda atau dapat saja komunikasi antar etnik terjadi di antara anggota etnik yang sama tetapi memiliki latar belakang budaya yang berbeda atau
sub kultur yang berbeda. Kelompok etnik adalah kelompok orang yang ditandai dengan bahasa dan asal-usul yang sama. Komunikasi antar etnik
8
Ibid. 2.
9
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, h. xi
10
Stewart. L. Tubbs-Sylvia Moss, Human Communication konteks-konteks komunikasi antar budaya
, Bandung:PT. Remaja Rosda karya buku ke-2, 2001,h. 182
11
Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, Jakarta: UIN Press, 2003., h.16
juga merupakan bagian dari komunikasi antar budaya, namun komunikasi antar budaya belum tentu merupakan komunikasi antar etnik.
12
2. Komunikasi antar ras adalah sekelompok orang yang ditandai dengan arti-
arti biologis yang sama. Dapat saja orang yang berasal dari ras yang berbeda memiliki kebudayaan yang sama, terutama dalam hal bahasa dan
agama. Komunikasi antar ras dapat juga dimasukan dalam komunikasi antar budaya, karena secara umum ras yang berbeda memiliki bahasa dan
asal-usul yang berbeda juga. Komunikasi antar budaya dalam konteks komunikasi antar ras sangat berpotensi terhadap konflik, karena orang
yang berbeda ras biasanya memiliki prasangka-prasangka atau stereotip terhadap orang yang berbeda ras dengannya. Dalam hal ini tentunya
mempengaruhi orang-orang yang berbeda ras tersebut di dalam berkomunikasi.
3. Komunikasi Lintas Budaya adalah studi tentang perbandingan gagasan
atau konsep dalam berbagai kebudayaan. Perbandingan antara aspek atau minat tertentu dalam suatu kebudayaan atau perbandingan antar suatu
aspek atau umat tertentu dengan satu atau kebudayaan lain.
13
4. Komunikasi Internasional, dapat diartikan sebagai komunikasi yang
dilakukan antara komunikator yang mewakili suatu negara untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan berbagai kepentingan
12
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2003. h. xii
13
Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, Jakarta: UIN Press, 2003, h. 186
negaranya kepada komunikan yang mewakili negara lain dengan tujuan untuk memperoleh dukungan yang lebih luas.
14
B. Pengertian Pola komunikasi