Perumusan Masalah Manfaat Penelitian

mendapatkan p=0,054 yang artinya tidak ada hubungan antara pendidikan dengan keluhan kesehatan akibat penggunaan insektisida. Berdasarkan survai awal pada bulan november 2014 dilakukan penulis, diketahui bahwa di Kelurahan Asam Kumbang merupakan daerah yang dekat dengan sungai Menggali dan masih terdapat rawa-rawa, sehingga sangat pontensial sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk. Rawa-rawa adalah tempat peristirahatan nyamuk dan air merupakan tempat nyamuk meletakkan telurnya yang nantinya akan menjadi nyamuk dewasa yang siap mengigit manusia. untuk menggurangin gigitan nyamuk perlu dilakukan penggunaan anti nyamuk karena lebih praktis, murah dan tersedia. Penggunaan jenis anti nyamuk bermacam-macam maka diperlukan pemilihan. Pemilihan masyarakat berpenggaruh pada tingkat pendidikan, pendapatan dan prilaku masyarakat terhadap jenis penggunan anti nyamuk yang akan mempengaruhi kesehatan dari bahan kimia aktif. Berdasarkan hal diatas membuat peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Pemilihan Anti Nyamuk yang Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Pedapatan dan Prilaku Serta Keluhan Kesehatan pada keluarga di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang.

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana pemilihan anti nyamuk yang ditinjau dari tingkat pendidikan, pendapatan dan prilaku serta keluhan kesehatan pada keluarga Setiap pemilihan di kelurahan Asam Kumbang kecamatan Medan Selayang. Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pemilihan anti nyamuk yang paling sering digunakan masyarakat berdasarkan tinjauan dari tingkat pendidikan, pendapatan dan prilaku serta keluhan kesehatan yang dirasakan pada keluarga di Keluraha Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang tahun 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik reponden berdasarkan umur, tingkat pendidikan dan pendapatan di Kelurahan Asam Kecamatan Medan Selayang. b. Untuk mengetahui perilaku reponden berdasarkan pengetahuan, sikap dan tindakan pemilihan anti nyamuk di Kelurahan Asam Kecamatan Medan Selayang. c. Untuk mengetahui pemilihan anti nyamuk keluarga berserta alasan memilih anti nyamuk tersebut di Kelurahan Asam Kecamatan Medan Selayang. d. Untuk mengetahui keluhan kesehatan yang dirasakan keluarga dari penggunaan anti nyamuk di Kelurahan Asam Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan kepada puskesmas kecamatan medan selayang tentang pemilihan anti nyamuk pada anggota keluarga dan diharapkan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan perhatian dan penyuluhan kepada anggota keluarga terkhusus ibu rumah tangga. 2. Bagi peneliti merupakan suatu kegiatan mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan ke masyarakat mengenai anti nyamuk. 3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai bahan dan perbandingan untuk penelitian lanjutan. Universitas Sumatera Utara 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nyamuk

Nyamuk berasal dari katagorik insekta yang dikenal dengan Orde Diptera atau hewan bersayap dua. Seluruh nyamuk berasal dari kelompok famili yang dikenal dengan culicidae. Penggunaan kata Mosquito berasal dari bahasa inggris bermula sejak tahun 1583. Genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta dan Haemagoggus. Jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing dan enam kaki panjang. Ukuran tubuh nyamuk antar spesies berbeda-beda tetapi jarang melebihi 15 mm. Nyamuk merupakan salah satu komponen lingkungan manusia. Di lingkungan permukiman merupakan tempat perindukan nyamuk Achmadi, 2011.

2.1.1 Siklus Hidup Nyamuk

Nyamuk adalah salah satu vektor yang mengalami metamorfose sempurna. Berawal dari nyamuk betina yang dewasa melakukan perkawinan kemudian bertelur di dalam di dekat air, dimana masa telur nyamuk antara 2 atau 3 hari, tetapi dapat lebih lama tergantung cuaca. Telur yang telah matang akan menetas membentuk tempayak larva. Dimana stadium larva berlangsung antara 4-10 hari. Kemudian berubah menjadi bentuk kepompong pupa yang hanya berlangsung selama 2 hari. Setelah itu pupa dilalui, muncullah bentuk dewasa, yang sebelum pergi meninggalkan tempat kelahirannya mengapung terlebih dahulu diatas permukaan air, menunggu sayapnya kering. Universitas Sumatera Utara