UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Faktor Kimia
a. Faktor internal, yaitu jenis senyawa aktif dalam bahan, komposisi kualitatif senyawa aktif, komposisi kualitatif senyawa aktif, kadar total
rata-rata senyawa aktif. b. Faktor eksternal, yaitu metode ekternal, perbandingan ukuran alat
ekstraksi, kekerasan dan kekeringan bahan, pelarut yang digunakan, kandungan logam berat dan pestisida.
2.4 Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang
ditetapkan Depkes RI, 2000. Standardisasi ekstrak terdiri dari parameter standar spesifik dan parameter
standar non speksifik Depkes RI, 2000. - Parameter Spesifik Ekstrak Depkes RI, 2000
Penentuan parameter spesifik adalah aspek kandungan kimia kualitatif dan aspek kuantitatif kadar senyawa kimia yang bertanggung jawab langsung
terhadap aktivitas farmakologis tertentu. Parameter spesifik ekstrak meliputi : 1. Identitas
2. Organoleptik 3. Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu
4. Uji kandungan kimia ekstrak - Parameter Non Spesifik Esktrak Depkes RI, 2000 :
Penentuan parameter non spesifik ekstrak yaitu penentuan aspek kimia, mikrobiologi dan fisis yang akan mempengaruhi keamanan konsumen dan
stabilitas. Parameter non spesifik ekstrak meliputi : 1. Kadar abu
2. Bobot jenis 3. Kadar air
4. Sisa pelarut 5. Cemaran mikroba
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Cemaran aflatoksin 7. Cemaran logam berat
2.5 Metode Isolasi
Suatu ekstrak yang telah dihasilkan dari suatu protokol ekstraksi yang sesuai dan pengujian aktivitas biologi telah dilakukan dalam bioassay contohnya
aktivitas antibakteri, langkah selanjutnya adalah fraksinasi ekstrak menggunakan metode pemisahan sehingga komponen biologis aktif dapat diisolasi Heinrich, et
al., 2004. Isolasi adalah suatu usaha bagaimana caranya memisahkan senyawa yang
bercampur sehingga kita dapat menghasilkan senyawa tunggal yang murni. Tumbuhan mengandung ribuan senyawa sebagai metabolit primer dan metabolit
sekunder. Biasanya proses isolasi senyawa dari bahan alami mengisolasi senyawa metabolit sekunder,karena dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
Kandungan senyawa dari tumbuhan untuk isolasi dapat diarahkan pada suatu senyawa yang lebih dominan dan salah satu usaha isolasi senyawa tertentu maka
dapat dimanfaatkan pemilihan pelarut organik yang akan digunakan pada isolasi tersebut, dimana pelarut polar akan lebih mudah melarutkan senyawa polar dan
sebaliknya senyawaa non polar lebih mudah larut dalam pelarut non polar. Harborne, 1987
Pemisahan dan pemurnian kandungan tumbuhan terutama dilakukan dengan menggunkan salah satu dari keempat teknik kromatografi atau gabungan teknik
tersebut. Keempat teknik kromatografi itu adalah: kromatografi kertas KKt, kromatografi lapis tipis KLT. Kromatografi gas cair KGC, dan kromatografi
kinerja tinggi KCKT Harborne, 1987.
2.5.1 Kromatografi
Kromatografi didefinisikan dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah
tertentu dan didalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dan adsorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul
atau kerapatan ion. Dengan demikian masing-masing zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan Harbone, 1996. Kromatografi merupakan metode pemisahan untuk