Hasil Analisis Data Pretest dan Posttest Keterampilan Berbicara

diajarkan dengan metode permainan reka cerita gambar lebih baik dari pada dengan menggunakan metode konvensional. Setelah dilakukan pengolahan data didapat hasil uji prasyarat yang menyatakan asumsi normalitas dan homogenitas untuk kedua sampel terpenuhi, maka langkah selanjutnya yaitu pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji-t. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan program SPSS untuk menghitung uji-t dengan uji Independent Simples Test. Dan didapatkan tingkat signifikansinya adalah 0,001. Hal ini menunjukkan signifikansi 0,001 0,05. Maka dapat disimpulkan H o ditolak dan H 1 diterima, yaitu terdapat pengaruh penerapan metode permainan reka cerita gambar terhadap peningkatan keterampilan berbicara siswa. Penelitian mengenai keterampilan berbicara siswa sudah dilakukan beberapa kali dengan metode atau media yang berbeda-beda oleh beberapa sekolah dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Adapun hasil yang diperoleh juga berbeda-beda. Pertama, penelitian yang disusun oleh Awaluddin, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dengan judul “Pengaruh Media Audiovisual Terhadap Kemampuan Berbicara Pada Siswa kelas V Di MIS Taman Pendidikan Islam Babakansirna Sadeng Leuwisadeng Bogor Tahun Pelajaran 20122013”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media audiovisual berpengaruh terhadap kemampuan berbicara siswa kelas V MIS Taman Pendidikan Islam Babakansirna, hal ini dibuktikan dengan tes hasil keterampilan berbicara siswa kelas eksperimen diperoleh rata-rata skor posttest 81,2 dan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata skor posttest 66,25. Kedua, penelitian yang disusun oleh Diny Wulandari Putri, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode Role Playing Terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V MI Al- Mursyidiyyah Pamulang Tangerang Selatan”. Pada penelitia ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode role playing berpengaruh terhadap keterampilan berbicara siswa kelas V MI Al-Mursyidiyyah Pamulang Tangerang Selatan, hal ini dibuktikan dengan tes hasil keterampilan berbicara siswa kelas eksperimen diperoleh rata-rata skor posttest 76,83 dan pada kelas kontrol diperoleh skor posttest 70,16. Ketiga, penelitan yang disusun oleh Sri Sugiyanti, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Penerapan Teknik Cerita Berantai pada siswa kelas III MI At- Taubah Kapuk Jakarta Barat Tahun Pelajaran 20122013”. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan teknik cerita berantai aktivitas belajar siswa dapat meningkat baik kegiatan secara kelompok maupun kegiatan secara individu, terlihat dari hasil pengamatan aktivitas siswa bahwa pada siklus I respon siswa atau aktivitas siswa saat pembelajaran sebesar 25 dengan tingkat kriteria “cukup baik”. Sedangkan pada siklus II respon siswa atau aktivitas siswa saat pembelajaran sebesar 32 dengan tingkat kriteria “baik”. Dari ketiga skripsi penelitian yang penulis dapatkan memiliki tujuan penelitian yang sama yaitu peningkatan dalam keterampilan berbicara, hanya saja ketiga penelitian tersebut memiliki cara atau metode yang berbeda-beda, pertama dengan teknik cerita berantai, yang kedua melalui metode SAS dan yang ketiga melalui muhadharah. Sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah dengan menggunakan penerapan metode permainan reka cerita gambar. Keterampilan berbicara yang diperoleh dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah faktor guru, siswa serta metode pembelajaran. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa aktivitas siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan metode permainan reka cerita gambar terjadi peningkatan terutama dalam hal kerja sama kelompok. Selain menilai aktivitas siswa, peneliti juga ingin mengetahui bagaimanakah respon siswa dalam pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode permainan reka cerita gambar yang telah dilaksanakan. Oleh karena itu, peneliti memberikan angket respon kepada masing-masing siswa. Persentase tiap pilihan x 100 Keterangan : A = banyaknya siswa yang menjawab suatu pilihan “ya atau tidak” B = banyaknya siswa yang memberi tanggapan Tabel 4.12 Respon Siswa dalam Pembelajaran No. Respon Siswa Hasil Ya Tidak Σ Σ 1. Saya senang belajar dengan menggunakan media gambar 28 100 - - 2. Saya memahami materi yang disampaikan guru 27 96,4 1 3,6 3. Saya senang belajar secara berkelompok 22 78,6 6 21,4 4. Dengan metode reka cerita gambar saya lebih percaya diri untuk berbicara di depan kelas 24 85,7 4 14,3 5. Motivasi belajar saya mengalami peningkatan jika guru sering menggunakan media gambar 20 71,4 8 28,6 Dari hasil data analisis respon siswa di atas, dapat dikatakan positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode permainan reka cerita gambar, karena persentase jawaban siswa pada setiap aspek pertanyaan berada 70 sehingga pembelajaran dengan menggunakan metode permainan reka cerita gambar dapat dikategorikan membantu siswa untuk melatih keterampilan berbicaranya. Dengan metode permainan reka cerita gambar dapat membuat siswa lebih berani untuk berbicara di depan kelas. Tetapi meskipun metode permainan reka cerita gambar telah membantu siswa untuk lebih bersemangat dalam berbicara di depan kelas, siswa juga masih membutuhkan seorang guru pada setiap pembelajaran berlangsung. Peran guru sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Selain dapat memberikan arahan, membimbing siswa, guru juga bisa membantu siswa untuk memecahkan permasalahan atau soal-soal yang kiranya sulit diselesaikan oleh siswa.

E. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Namun demikian masih terdapat hal-hal yang tidak dapat terkontrol dan tidak dapat dikendalikan, sehingga hasil penelitian ini pun belum optimal. Hal-hal itu antara lain: 1. Penelitian ini hanya ditujukan untuk pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada aspek berbicara, sehingga belum dapat digeneralisasikan pada pokok bahasan lain. 2. Kondisi siswa yang belum terbiasa menggunakan metode permainan reka cerita gambar sehingga membuat kondisi awal pasif. 3. Kontrol terhadap hasil pembelajaran bahasa Indonesia hanya pada aspek keterampilan berbicara saja. Sementara itu variabel lain seperti intelegensi, minat, motivasi, dan lingkungan belajar tidak terkontrol secara penuh, sehingga tidak mustahil jika hasil penelitian ini dapat dipengaruhi oleh hal- hal lain. 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan skripsi ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan metode permainan reka cerita gambar berpengaruh terhadap keterampilan berbicara siswa kelas III SD Negeri Serpong 3 Tangerang Selatan. Ini dibuktikan dengan: 1. Tes hasil keterampilan berbicara pada kelas eksperimen diperoleh skor rata-rata nilai tes awal pretest pada keterampilan berbicara siswa adalah 64,19 dan setelah diberikannya perlakuan treatment berupa penggunaan metode permainan reka cerita gambar maka diperoleh skor rata-rata tes akhir posttest pada keterampilan berbicara siswa adalah 74,33. 2. Sedangkan tes keterampilan berbicara pada kelas kontrol diperoleh skor rata-rata nilai tes awal pretest pada keterampilan berbicara siswa adalah 61,96 dan skor rata-rata tes akhir posttest adalah 66,81. 3. Berdasarkan hasil uji hipotesis, didapatkan nilai t hitung sebesar 3,573 dan t tabel 2,021, hal ini memenuhi kriteria -t tabel t hitung t tabel -2,021 3,573 2,021. Kemudian lihat dari tingkat signifikansinya adalah 0,001. Hal ini menunjukkan signifikansi 0,001 0,05. Maka dapat disimpulkan H o ditolak dan H 1 diterima, yaitu terdapat pengaruh penerapan metode permainan reka cerita gambar terhadap peningkatan keterampilan berbicara siswa.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang ada maka peneliti memberikan beberapa saran baik kepada pihak pengelola khususnya guru dan semua siswa SD Negeri Serpong 3 Tangerang Selatan demi tercapainya tujuan pendidikan yang ada yaitu: 1. Bagi guru penggunaan metode permainan reka cerita gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan berbicara adalah salah satu alternatif untuk membuat siswa berani dalam bercerita di depan kelas. 2. Dengan adanya penelitian ini maka dapat memberikan suatu pandangan tentang metode-metode yang harus diterapkan dalam suatu proses pembelajaran. Artinya guru harus terus mencoba metode-metode pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan. 3. Bagi siswa dengan diterapkannya metode reka cerita gambar membuat keaktifan siswa semakin terus meningkat, keberanian untuk berbicara di muka umum khususnya dalam pembelajaran bercerita terus dilatih agar lebih aktif berbicara.

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan menulis karangan dengan penerapan metode permainan susun gambar dalam pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SD Muhammadiyah 12 Pamulang Tangerang Selatan

3 24 93

Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan dengan Penerapan Metode Permainan Susun Gambar Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 12 Pamulang Tangerang Selatan

0 8 93

Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Keterampilan Menulis Cerita Pendek Siswa Kelas VII MTs. Negeri Jakarta Selatan

1 6 89

PENERAPAN METODE CERITA BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA Penerapan Metode Cerita Berantai Dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas Iv Sd Negeri Semawung I Tahun Pelajaran

0 2 15

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) DAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PENGARUH METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) DAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN KELAS III SDN GIRITIRTO II WONOGIRI.

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS IV MELALUI PERMAINAN CERITA BERANTAI DI SD NEGERI Upaya Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas IV Melalui Permainan Cerita Berantai di SD Negeri Brojol I Kecamaatan Miri Kabupaten Sragen.

0 0 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas III SD Negeri 03 Tunggulrejo Kecamatan Jumantono kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011).

0 0 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI TEKNIK CERITA BERANTAI SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 KALIORI BANYUMAS.

18 87 198

LPSE Kota Tangerang Selatan Serpong

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MENGGUNAKAN METODE LATIHAN BERBICARA DI KELAS III

0 0 7