pendidikan Indonesia menurun dari 1.334,7 miliar rupiah pada tahun 1987 menjadi 656,0 miliar rupiah pada tahun 1988 dan 500,0 miliar rupiah pada tahun 1989 atau
menurun sekitar separuhnya. Demikian pula anggaran kesehatan mencapai penurunan 30 persen pada tahun 1988 dan 1989 bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Selanjutnya pada tahun 1990 anggaran pendidikan dan kesehatan kembali meningkat 2 sampai 4 kali lipat dibandingkan tahun 1989.
4.5. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja Indonesia yang memasuki pasar tenaga kerja dari tahun ke tahun terus menerus mengalami peningkatan. Sebahagian dari jumlah tenaga kerja
tersebut tidak dapat diserap oleh kesempatan kerja yang tersedia. Tenaga kerja yang tidak dapat diserap oleh lowongan kerja yang tersedia akan menjadi pekerja di sektor
informal dan sebahagian lagi akan menjadi tenaga kerja mengganggur unemployment atau setengah menganggur underemployment.
Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang siap memasuki pasar tenaga kerja di Indonesia tidak sepadan dengan peningkatan kesempatan kerja yang ada. Jumlah
tenaga kerja pada tahun 1975 tercatat sebesar 70 juta jiwa memasuki pasar tenaga kerja sedangkan tenaga kerja yang berkesempatan bekerja di sektor produksi adalah
46.811.244 jiwa. Artinya hanya 61,25 persen saja total partisipasi angkatan kerja TPA atau tenaga kerja yang dapat diserap oleh pasar kerja.
Armin Thurman Situmorang : Analisis Investasi Dalam Human Capital dan Akumulasi Modal Fisik Terhadap…, 2007 USU e-Repository © 2008
Selanjutnya pada tahun 2004 tenaga kerja yang tersedia di pasar tenaga kerja tercatat sekitar 110 juta jiwa sementara total kesempatan kerja tercatat hanya sebesar
93.722.036. Dari jumlah tenaga kerja yang beroleh kesempatan kerja di antaranya adalah 45.095.920 tenaga kerja berpendidikan yakni berpendidikan menengah sebesar
40.683.239 jiwa dan berpendidikan lanjutan sebanyak 4.412.691 jiwa. Selebihnya terdiri dari tenaga kerja berpendidikan SD atau tidak tamat SD dan tidak
berpendidikan sama sekali. Jumlah tenaga kerja yang tersedia di Indonesia meningkat rata-rata sebesar 2 sampai 3 persen per tahun sedangkan kesempatan kerja
meningkat rata-rata di bawah 1 persen. Jumlah tenaga kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah tenaga
kerja produktif yaitu jumlah tenaga kerja yang secara langsung turut aktif bekerja di sektor produksi barang dan jasa. Tenaga kerja produktif dalam penelitian ini
maksudnya tenaga kerja yang dicacah oleh Badan Statistik sedang bekerja secara aktif di dalam dunia kerja yang ada di Indonesia. Badan statistik Indonesia
menetapkan tenaga kerja dimaksud tercatat bekerja aktif selama tiga minggu terakhir saat pencacahan dilaksanakan.
Jumlah tenaga kerja produktif yang berpendidikan lanjutan pada tahun 1975 tercatat sebanyak 129.078 jiwa dan pada tahun 2004 tercatat sebanyak 4.412.691
jiwa. Sementara jumlah tenaga kerja produktif yang berpendidikan menengah pada tahun 1974 tercatat sebanyak 1.148.801 jiwa dan pada tahun 2004 tercatat sebanyak
40.683.239 jiwa. Artinya jumlah tenaga kerja produktif baik berpendidikan menengah
Armin Thurman Situmorang : Analisis Investasi Dalam Human Capital dan Akumulasi Modal Fisik Terhadap…, 2007 USU e-Repository © 2008
maupun berpendidikan lanjutan pada tahun 1975 meningkat hampir 40 kali lipat selama kurun waktu 30 tahun kemudian atau pada tahun 2004.
Total tenaga kerja berpendidikan yang produktif di Indonesia pada tahun 2004 adalah 45.095.920 jiwa dan dari jumlah tersebut ternyata jumlah tenaga kerja
berpendidikan lanjutan hanya menempati sekitar 20 persen dari jumlah tenaga kerja produktif berpendidikan atau hanya di bawah 5 persen dari total kesempatan kerja.
Sementara tenaga kerja produktif berpendidikan menengah menempati 80 persen dari total jumlah tenaga kerja produktif berpendidikan atau sekitar 45 persen dari total
kesempatan kerja.
4.5.1. Tenaga Kerja Berpendidikan Tinggi
Jumlah tenaga kerja berpendidikan tinggi adalah jumlah tenaga kerja produktif yang berpendidikan akademi yakni mulai dari Diploma 1 D1, D2 dan D3
serta tenaga kerja lulusan universitas atau minimal S1. Jumlah tenaga kerja produktif yang berpendidikan tinggi meningkat dari tahun ke tahun atau tercatat rata rata
meningkat sekitar 5 persen per tahun. Pada tahun 1974 jumlah tenaga kerja produktif yang berpendidikan tinggi tercatat sebesar 129.078 orang meningkat menjadi
4.412.691 orang pada tahun 2004.
4.5.2. Tenaga Kerja Berpendidikan Menengah
Jumlah tenaga kerja berpendidikan menengah adalah jumlah tenaga kerja produktif yang berpendidikan Sekolah Lanjutan Pertama SLTP dan Sekolah
Armin Thurman Situmorang : Analisis Investasi Dalam Human Capital dan Akumulasi Modal Fisik Terhadap…, 2007 USU e-Repository © 2008
Lanjutan Atas SLTA atau sederajat. Jumlah tenaga kerja produktif berpendidikan menengah pada tahun 1974 tercatat sebesar 1.148.801 orang meningkat menjadi
40.683.239 orang pada tahun 2004 atau meningkat rata-rata 5 persen per tahun.
4.6. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.6.1. Hasil Estimasi Analisis Ordinary Least Square OLS