B. Jenis-Jenis Usaha
Dalam meningkatkan perekenomian suatu Negara, perana n usaha sangatlah penting. Indonesia sendiri terdapat empat macam usaha yang
menunjang perekonomian masyarakatnya, adapun jenis usaha tersebut yakni sebagai berikut:
8
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi Kriteria Usaha Mikro sebagai
berikut: a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 lima puluh
juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00
tiga ratus juta rupiah. 2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik l angsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagai
berikut: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 lima puluh juta
rupiah sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
8
Pasal 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah
Universitas Sumatera Utara
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00
dua milyar lima ratus juta rupiah. 3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan dan memenuhi Kriteria Usaha Menengah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 sepuluh
milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 dua
milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.
4. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih
besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakuk an kegiatan
ekonomi di Indonesia. Wirausaha dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu founders,
general managers dan franchisee.
9
Founders atau pendiri perusahaan. Seorang
9
Jenis Wirausaha, http:www.entrepreneur.com
, diakses tanggal 27 Februari 2014
Universitas Sumatera Utara
Founders sering dianggap sebagai wirausaha murni, karena mereka secara nyata melakukan survei pasar, mencari dana, dan fasilitas yang diperlukan. Founders
yaitu seorang investor yang memulai bisnis berdasarkan penemuan barang atau jasa baru atau yang sudah diimprovisasi. Atau dapat juga seseorang yang
mengembangkan ide orang lain dala m memulai usahanya. General managers yaitu seseorang yang memimpin operasional perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
Franchisee yaitu seorang wirausaha yang kekuasaannya dibatasi oleh hubungan kontrak kerja dengan organisasi pemberi franchise atau franchisor.
Tingkatan dalam sistem franchise terdiri atas tiga bentuk. Pertama produsen franchisor memberikan franchise kepada penjual. Sistem ini umumnya
digunakan di dalam industri minuman dingin. Tipe kedua penjualnya adalah franchisor, contohnya pada supe rmarket. Tipe ketiga, franchisor sebagai pencipta
atau produsen, sedangkan franchise adalah pendiri retail seperti restoran cepat saji. Ada dua pola wirausaha yang disarankan oleh Norman R.Smith yaitu
wirausaha artisan dan oportunistis. Wirausaha Artisan a dalah seseorang yang memulai bisnisnya dengan keahlian teknis sebagai modal utama dan sedikit
pengetahuan bisnis. Karakteristik dari seorang wirausaha artisan antara lain:
a.
Bersikap kekeluargaan, mereka memimpin bisnisnya seperti memimpin keluarganya
b.
Enggan mendelegasikan wewenang
c.
Menggunakan sedikit satu atau dua sumber modal dalam mendirikan perusahaannya
d.
Membatasi strategi pemasaran pada komponen harga secara tradisional, kualitas dan reputasi perusahaan
Universitas Sumatera Utara
e.
Usaha penjualannya dilakukan secara tradisional
f.
Orientasi waktu mereka singkat dengan sedikit perencanaan untuk pertumbuhan atau perubahan di masa mendatang
Sedangkan Wirausaha Oportunistis yaitu seseorang yang memulai suatu bisnisnya dengan keahlian manajemen yang rumit dan pengetahuan teknis.
Menurut UU Nomor 9 tahun 1999 ditetapkan bahwa usaha kecil adalah suatu unit usaha yang memiliki nilai asset netto tidak termasuk tanah dan
bangunan tidak melebihi Rp. 100 juta atau penjualan per tahun tidak lebih besar dari Rp. 250 juta, milik WNI, berdiri send iri dan berafiliasi langsung atau tidak
langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan usaha perseorangan, baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum.
Menurut Partomo dan Soejoedono 2002:14, berdasarkan Undang -undang Nomor 9 Tahun 1995 kriteria usaha kecil dilihat dari segi keuangan dan modal
yang dimilikinya adalah:
10
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.100 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
2. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 250 juta per tahun Untuk kriteria usaha menengah :
1. Untuk sektor industri, memiliki total aset paling banyak Rp. 500 juta, dan 2. Untuk sektor non industri, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
300 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 700 juta.
10
Jenis-Jenis Usaha, http:repository.usu.ac.idbitstream123456789351213Chapter20ll.pdf
, diunduh tanggal 3 Maret 2014, hlm. 1.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Anoraga dan Sudantoko 2000:245 berdasarkan konsep inpres UKM yang dimaksud dengan Usaha Kecil dan Menengah UKM adalah kegiatan
ekonomi dengan criteria asset mencapai Rp 30-100 juta, tidak termasuk tana h dan bangunan tempat usaha, dan omzet pertahunnya mencapai Rp. 250 juta.
Menurut Wibowo, dkk 2003:5 kegiatan perusahaan pada prinsipnya dapat dikelompokkan dalam tiga jenis usaha yaitu:
11
1. Jenis usaha perdagangan atau distribusi
Jenis usaha ini merupaka n usaha yang terutama bergerak dalam kegiatan memindahkan barang dari produsen ke konsumen atau dari tempat yang
mempunyai kelebihan persediaan ketempat yang membutuhkan. Jenis usaha ini diantaranya bergerak dibidang pertokoan, warung, rumah makan, peragen an
filial, penyalur whole saler, pedagang perantara, tengkulak, dan sebagainya. Komisioner dan makelar dapat juga dimasukkan dalam kegiatan perdagangan
karena kegiatannya dalam jual beli barang. 2.
Jenis usaha produksi atau industri Usaha produksi atau industri adalah jenis usaha yang terutama bergerak
dalam kegiatan proses pengubahan suatu barang menjadi barang lain yang berbeda bentuk atau sifatnya dan mempunyai nilai tambah. Kegiatan ini dapat
berupa produksi atau industri pangan, pakaian, peralatan ru mah tangga, kerajinan, bahan bangunan, dan sebaginya. Dalam hal ini, kegiatan budidaya sector
pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan dan kegiatan penangkapan ikan termasuk jenis usaha produksi.
3. Jenis usaha jasa komersial
11
Ibid., hlm. 3.
Universitas Sumatera Utara
Usaha jasa komersial merupa kan usaha yang bergerak dalam kegiatan pelayanan atau menjual jasa sebagai kegiatan utamanya. Contoh jenis usaha ini
adalah asuransi, bank, konsultan, biro perjalanan, pariwisata, pengiriman barang ekspedisi, bengkel, salon kecantikan, penginapan, gedung
bioskop, dan sebagainya, termasuk praktek dokter dan perencanaan bangunan.
Usaha kecil dan menengah tentu mempunyai segi keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan dan kelemahan usaha kecil dan menengah
UKM yakni perusahaan skala kecil dan menengah me miliki keunggulan sebagai berikut:
12
1. Tetap bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun berbagai faktor penyebab lainnya.
2. Tanpa subsidi dan proteksi, Usaha Kecil dan Menengah UKM di Indonesia mampu menambah nilai dev isa bagi Negara.
3. Usaha kecil yang informal mampu berperan sebagai penyangga buffer dalam perekonomian masyarakat lapisan bawah.
4. Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapannya terhadap tenaga kerja.
5. Independen dalam penentuan ha rga produksi atas barang-barang atau jasa- jasa yang dihasilkannya.
6. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat disbanding dengan perusahaan skala besar
yang pada umumnya birokratis. 7. Prosedur hukum yang sederhana.
12
Ibid., hlm. 5
Universitas Sumatera Utara
8. Pajak relatif ringan, sebab yang dikenakan pajak bukanlah perusahaannya tetapi pengusahanya.
9. Mudah dalam proses pendiriannya. 10. Mudah untuk dibubarkan pada waktu yang dikehendaki.
11. Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu. 12. Pemilik menerima seluruh laba.
13. Umumnya mempunyai kecendrungan untuk bertahan survive 14. Usaha Kecil dan Menengah UKM sangat cocok untuk didirikan oleh
para pengusaha yang sama sekali belum pernah mencoba untuk mendirikan suatu usaha sehingga memiliki sedikit pesaing .
15. Terbukanya peluang dengan adanya berbagai kemudahan dalam peraturan dan kebijakan pemerintah yang mendukung berkembangnya usaha kecil di
Indonesia. 16. Diversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar konsumen
senantiasa tergali melalui kreativit as pengelola. 17. Relatif tidak membutuhkan investasi yang terlalu besar, tenaga kerja yang
tidak berpendidikan tinggi, serta sarana produksi lainnya yang tidak terlalu mahal.
18. Hubungan kemanusiaan yang akrab dalam perusahaan kecil. 19. Terdapatnya dinamisme man ajerial dan peranan kewirausahaan.
Kelemahan dari Usaha Kecil dan Menengah UKM diantaranya adalah sebagai berikut:
13
13
Ibid., hlm. 7
Universitas Sumatera Utara
1. Umumnya Usaha Kecil dan Menengah UKM tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, analisis perputaran uang tunai atau kas
serta penelitian lainnya hanya diperlukan dalam suatu aktivitas bisnis. 2. Tidak memiliki perencanaan sistem jangka panjang, sistem akuntansi yang
memadai, anggaran kebutuhan modal, struktur organisasi dan
pendelegasian wewenang serta alat -alat manajerial lainnya perencanaan, pelaksanaan, serta pengendalian usaha yang umumnya diperlukan oleh
suatu perusahaan bisnis yang profit oriented. 3. Usaha Kecil dan Menengah UKM mempunyai kekurangan dalam
informasi, baik itu informasi pasar, produk dan informasi lain nya yang berhubungan dengan binis.
4. Kurangnya petunjuk pelaksanaan teknis operasional kegiatan dan pengawasan mutu hasil kerja dan produk, serta sering tidak konsisten
dengan ketentuan order atau pesanan yang mengakibatkan klaim atau produk yang ditolak.
5. Terlalu banyak biaya-biaya yang diluar poengendalian serta hutang yang tidak bermanfaat, juga tidak dipatuhinya ketentuan -ketentuan pembukuan
standar. 6. Pembagian kerja pada Usaha Kecil dan Menengah UKM tidak
proporsional, sering terjadi pengelola memilik i pekerjaan yang melimpah atau karyawan yang bekerja diluar batas jam kerja standar.
7. Kesulitan mengetahui kebutuhan modal kerja, sebab tidak dilakukan perencanaan kas.
8. Sering terjadi kelebihan persediaan barang yang tidak laku.
Universitas Sumatera Utara
9. Resiko dan hutang-hutang kepada pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan pribadi pemilik.
10. Sumber modal terbatas pada kemampuan pemilik, dan kesempatan untuk mendapatkan kredit dari bank sangat kecil.
C. Perkembangan Usaha Kecil Menengah Di Indonesia