Jenis-Jenis Waralaba UPAYA YANG DILAKUKAN PEMERINTAH UNTUK PEMBERDAYAAN

tanggungjawabnya sendiri, dalam bentuk usaha sendiri, tapi sesuai dengan arahan dan instruksi serta petunjuk franchisor. Pada sisi lain, waralaba juga tidak berbeda jauh dari bentuk distribusi dalam kegiatan perdangan barang dan atau jasa. Hanya saja distributor menyelenggarakan sendiri kegiatan penjualannya, sedangkan dalam bisnis waralaba, franchisee melaksanakan segala sesuatunya berdasarkan arahan, petunjuk, atau instruksi yang telah ditetapkan atau digariskan oleh franchisor. Dari pengertian, definisi, maupun rumusan yang telah diuraikan, waralaba juga dapat dikatakan salah satu bentuk pemberian lisen si, hanya saja berbeda pada pengertian lisensi pada umumnya, waralaba menekankan pada kewajiban untuk mempergunakan sistem, metode, tata cara, prosedur, metode pemasaran dan penjualan, maupun hal -hal lain yang telah ditentukan oleh franchisor secara eksklusif, serta tidak boleh dilanggar maupun diabaikan oleh penerima lisensi. Selain itu, waralaba memiliki sejumlah ciri khas dibandingkan dengan lisensi biasa. Bisnis dengan format waralaba umumnya memperoleh jaminan bisnis. Hal ini terjadi karena franchisor telah menguji sistem bisnisnya dan dapat memberikan jaminan kepada franchisee akan bekerjanya sistem tersebut. 28

B. Jenis-Jenis Waralaba

Pada umumnya, waralaba dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut: 28 Ibid., hlm. 14 Universitas Sumatera Utara 1. Distributorships Product Franchise Dalam waralaba ini, franchisor memberikan lisensi kepada franchisee untuk menjual barang-barang hasil produksinya. Pemberian lisinsi ini bias bersifat eksklusif maupun non eksklusif. Seringkali franchisee diberi hak eksklusif untuk memasarkan disuatu wilayah t ertentu. Dalam bentuk ini seorang Penerima Waralaba memperoleh lisensi ekslusif untuk memasarkan produk dari suatu perusahaan tunggal dalam lokasi yang spesifik. Dalam bentuk ini, pemberi waralaba dapat juga memberikan waralaba wilayah, dimana penerima war alaba wilayah atau sub -pemilik waralaba membeli hak untuk mengoperasikan atau menjual waralaba di wilayah geografis tertentu. Sub pemilik waralaba itu bertanggungjawab atas beberapa atau seluruh pemasaran waralaba, melatih dan membantu pemberi waralaba baru, dan melakukan pengendalian mutu, dukungan operasi, serta program penagihan royalti. Franchise wilayah memberi kesempatan kepada pemegang franchise induk untuk mengembangkan rantai lebih cepat daripada biasa. Keahlian manajemen dan risiko finansialnya dibagi bersama oleh pemegang franchise induk dan sub- pemegangnya. Pemegang indukpun menarik manfaat dari penambahan dalam royalti dan penjualan produk. Hampir setiap pengaturan sub franchise adalah untuk dalam komitmen yang dibuat oleh setiap pihak. Namun, ciri bersama dari persetujuan yang dibuat adalah petnbagian bersama dari penghasilan franchise. Biaya franchise, royalti, sumbangan pengiklanan, dan biaya transfer franchise dibayar oleli pemegang franchise franchisee tunggal kepada sub pemegang franchise, dan Universitas Sumatera Utara sebagian dari itu dibayarkan kepada pemegang franchise induk franchisee induk. 29 2. Chain-Style Business Jenis waralaba inilah yang paling banyak dikenali masyarakat. Dalam jenis ini, franchisee mengoperasikan suatu kegiatan bisnis dengan memakai nama franchisor. Sebagai imbalan dari penggunaan nama franchisor, maka franchisee harus mengkuti metode -metode standart pengoperasian dan berada dibawah pengawasan franchisor dalma hal bahan-bahan yang digunakan, pilihan tempat usaha, desain tempat usaha, jam p enjualan, persyaratan para karyawan, dan lain -lain. 3. Manufacturing atau Processing Plants Dalam waralaba jenis ini, franchisor memberitahukan bahan-bahan serta tata cara pembuatan suatu produk, termasuk didalamnya formula -formula rahasianya. Kemudian franchisee memproduksi dan memasarkan barang - barang tersebut sesuai standart yang telah ditetapkan oleh franchisor. Di Indonesia sistem waralaba setidaknya dibagi kedalam empat jenis, yakni sebagai berikut: 1. Waralaba dengan sitem format bisnis 2. Waralaba bagi keuntungan 3. Waralaba kerjasama investasi 4. Waralaba produk dan merek dagang Dari keempat jenis sistem waralaba tersebut, sistem waralaba yang berkembang di Indonesia adalah waralaba produk dan merek dagang serta 29 Douglas J. Queen, Pedoman Membeli dan Menjalankan Franhise , Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.1991. hal.7 Universitas Sumatera Utara waralaba sistem format bisnis. Waralaba produk dan m erek dagang merupakan bentuk waralaba paling sederhana. Dalam waralaba produk merek dan dagang franchisor memberikan hak kepada franchisee untuk menjual produk yang dikembangkan oleh franchisor yang disertai dengan pemberian izin untuk menggunakan merek da gang milik franchisor. Atas pemberian izin menggunakan merek dagang tersebut, biasanya franchisor mendapatkan bentuk pembayaran royalty dimuka, dan selanjutnya franchisor memperoleh keuntungan melalui penjualan produk yang diwaralabakan kebada franchisee. Dalam bentuk yang sangat sederhana ini, waralaba produk dan merek dan dagang sering kali mengambil bentuk keagenan, distributor, atau lisensi penjualan. Dalam bentuk waralaba ini, franchisor membantu franchisee untuk memilih lokasi yang tepat serta menyediakan jasa oranguntuk membantu mengambil keputusan. Contoh waralaba bentuk ini adalah dealer mobil, dan stasiun pengisian bahan bakar umum SPBU milik PT.Pertamina. Sedangkan waralaba format bisnis adalah sistem waralaba yang tidak hanya menawarkan merek d agang dan logo , tetapi juga menawarkan sistem yang komplit dan komprehensif mengenai tata cara menjalankan bisnis, termasuk didalamnya pelatihan dan konsultasi usaha dalam hal pemasaran, penjualan, pengeloalaan stock, akunting, personalia, pemeliharaan da n pengembangan bisnis, dengan kata lain, waralaba format bisnis adalah pemeberian sebuah lisensi oleh seseorang franchisor kepada pihak lain franchisee. Lisensi tersebut memberikan hak kepada franchisee untuk berusaha dengan menggunakan merek dagang franchisor dan untuk menggunakan keseluruhan paket yang terdiri dari seluruh elemen, yang diperlukan untuk membuat seseorang yang sebelumnya Universitas Sumatera Utara belum terlatihdalam bisnis dan untuk menjalankannya dengan bantuan yang terus menerus atas dasar-dasar yang telah ditentukan. 30

C. Prosedur Mendirikan Waralaba

Dokumen yang terkait

Implementasi Kredit Usaha Rakyat dalam Mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Stabat

9 138 130

Kajian Hukum Terhadap Pemberdayaan Kredit Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008

0 51 108

Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan

2 40 87

Analisis Implementasi Prosedur Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Syariah (Studi Kasus Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Tanjung Balai)

3 52 95

HARMONISASI UNDANG-UNDANG PERBANKAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH UNTUK MEMPEROLEH KEMUDAHAN MODAL USAHA BAGI PELAKU USAHA MIKRO.

0 0 1

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN.

0 0 17

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

0 0 44

Usaha Kecil Menengah Merupakan Motor Pen

0 0 1

BAB II PERMASALAHAN YANG MENGHAMBAT PEMBERDAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH A. Pengertian Usaha dan Wirausa ha - Prinsip Permberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Dalam Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prinsip Permberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Dalam Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

0 0 15