Konsep Dasar Nyeri TINJAUAN PUSTAKA

Susi Sembiring : Perbandingan Efektivitas Lidokain 40 Mg IV Dengan 60 Mg IV Untuk Mencegah Nyeri Akibat Penyuntikan Rokuronium 1 Mg Kg IV Pada Pembedahan Elektif Di RSUP. H. Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 encapsulating yaitu dengan menangkap molekul obat penghambat neuromuscular, kemudian mengeluarkannya dari reseptor asetilkholin dan akhirnya di eliminasi, khususnya selektif pada rokuronium bromide. Obat ini sangat cepat mengantagonis NMBA khususnya rokuronium, walaupun rokuronium baru disuntikan 3 menit. Dosis obat ini 0,5-0,6 mgkg bb iv dan mempunyai efek kardiovaskular yang minimal. Sediaan obat ini yang sudah ada yaitu sugammadex 14 .

2.2 Konsep Dasar Nyeri

2.2.1 Pengertian Nyeri The International Association for the Study of Pain mendefinisikan nyeri sebagai sebuah sensori yang subjektif dan pengalaman emotional yang tidak menyenangkan yang dihubungkan dengan kerusakan jaringan yang sebenarnya actual tissue damage sebagai nyeri akut pain with nociception atau potensial untuk merusak jaringan nyeri fisiologis, yang fungsinya untuk membangkitkan reflek penghindar withdrawal reflex 16 . 2.2.2 Fisiologi Nyeri A. Reseptor Nyeri dan Rangsangannya Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Reseptor nyeri disebut juga nosiseptor. Nosiseptor adalah saraf aferen primer untuk menerima dan menyalurkan rangsangan nyeri. Ujung-ujung saraf bebas nosiseptor berfungsi sebagai reseptor yang peka terhadap rangsangan mekanis, suhu listrik atau kimiawi yang menimbulkan nyeri. Reseptor yang yang sensitif terhadap bahan kimia disebut reseptor rasa sakit kemosensitif. Beberapa bahan kimia yang dapat yang dapat merangsang reseptor kemosensitif adalah bradikinin, serotonin,histamin, ion kalium, asam prostaglandin, asetilkolin, dan enzim proteolitik. Enzim proteolitik merupakan bahan yang dapat merusak secara langsung ujung saraf rasa nyeri sedangkan bradikinin, prostaglandin merangsang ujung saraf sakit tanpa merusak jaringan saraf 17 . Berdasarkan letaknya, nosiseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit kutaneus, somatik dalam dinding pembuluh darah dan visceral. Dalam penghantaran nosiseptor sendiri terbagi dalam dua komponen yaitu serat cepat tipe A dan serat lambat tipe C. Susi Sembiring : Perbandingan Efektivitas Lidokain 40 Mg IV Dengan 60 Mg IV Untuk Mencegah Nyeri Akibat Penyuntikan Rokuronium 1 Mg Kg IV Pada Pembedahan Elektif Di RSUP. H. Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 Kedua serabut saraf ini merupakan suatu ujung saraf bebas untuk mendeteksi suatu nyeri 14 . Serat saraf A merupakan serat bermielin dengan diameter 2-5 µm, yang berfungsi sebagai deteksi sinyal sakit tajam yang akut, dengan kecepatan konduksi 12-30 mdet. Lokalisasi jelas dan bersifat somatik. Serat saraf tipe C merupakan serat saraf yang tidak bermielin dengan diameter 0,4-1,2 µm yang berfungsi sebagai penjalaran tipe rasa sakit lambat, dengan kecepatan konduksi 0,5-2,3 mdet. Nyeri lambat ini dirasakan satu detik setelah rangsangan yang mengganggu, dan lokalisasi yang kurang jelas dengan kualitas nyeri seperti terbakar, berdenyut atau, pegal. Karena sistem persarafan nyeri yang ganda ini, maka cedera jaringan sering menimbulkan dua sensasi nyeri yang tersendiri yaitu nyeri tajam yang lebih awal disalurkan A diikuti nyeri tumpul disalurkan oleh serat nyeri C. Kedua serabut saraf ini akan ditransmisikan ke tingkat medulla spinalis, tingkat otak bagian bawah dan tingkat otak bagian atas atau tingkat kortek 17,18 . B. Jaras Rangkap Dua untuk Penjalaran Sinyal Sakit kedalam Sistem Saraf Pusat Ujung saraf sakit terdiri atas ujung serat saraf bebas, dalam menjalarkan sinyal rasa sakit kedalam sistem saraf pusat. Dalam menjalarkan sinyal rasa sakit ini mempergunakan dua jaras yang terpisah. Kedua jaras berhubungan dengan dua tipe rasa sakit yakni, jaras rasa sakit tajam yang akut, dan jaras rasa sakit lambat yang kronis. Sinyal sakit tajam yang akut dijalarkan melalui serat tipe A . B.1 Pengolahan Sinyal Sakit Cepat Serat sakit cepat tipe A pada dua titik dalam radiks dorsalis, yakni pada lamina I lamina marginalis dan lamina V. Pada kedua lamina ini serat sakit yang masuk akan merangsang neuron kedua yang akan mengirimkan serat serat panjan yang terletak didekat sisi lain medulla spinalis dalam komisura anterior dan selanjutnya melalui jaras sensorik anterolateral akan naik menuju keotak. B.2 Pengolahan Sinyal Sakit Lambat Serat sakit tipe C hampir seluruhnya berakhir dilamina II dan III dari radiks dorsalis, suatu area yang disebut substansia gelatinosa. Selanjutnya sebagian besar sinyal akan melewati satu atau lebih neuron-neuron tambahan berserat pendek yang terutama akan berakhir pada lamina V. neuron terakhir dalam rangkaian ini akan mempunyai akson yang panjang, yang sebagian besar akan bersatu dengan saraf-saraf yang berasal dari jaras cepat dan melewati komisura anterior menuju medulla spinalis sisi lainnya, lalu melalui jaras sensorik divisi anterolateral naik menuju ke otak. . Gambar 2.2 Pain Pathway

2.3 Persarafan Vena

Dokumen yang terkait

Perbandingan Mula Dan Durasi Kerja Levobupivacaine Hiperbarik 12,5 Mg Dan Bupivacaine Hiperbarik 12,5 Mg + Fentanyl 25 μg Pada Anestesi Spinal Untuk Operasi Ekstremitas Bawah Di RSUP. H. Adam Malik Medan

3 119 93

Efek Penambahan Natrium Bikarbonat 1 mEq Kedalam Lidokain 40 Mg Intravena Dibandingkan Dengan Lidokain 40 Mg Intravena Untuk Mengurangi Nyeri Pada Saat Induksi Propofol MCT/LCT

1 74 97

Perbandingan Obat Kumur Benzydamine Hydrochloride 22,5 Mg dan ketamin 40 Mg Dalam Mengurangi Nyeri Tenggorok Dan Suara Serak Akibat Intubasi Endotrakeal

3 60 112

Perbandingan Kombinasi Ketorolak 30 Mg Dan Fentanyl Patch 12,5 µg/ Jam , Ketorolak 30 Mg Dan Fentanyl Patch 25 µg/Jam, Ketorolak 30 Mg Dan Placebo Patch Untuk Penatalaksanaan Nyeri Setelah Pembedahan Laparatomi

2 57 91

Perbandingan Penambahan Petidin 0,1mg/Kgbb Dengan 0,2mg/Kgbb Ke Dalam Bupivacain Hiperbarik 20 Mg Untuk Mencegah Menggigil Pada Anestesi Intratekal

0 43 114

Perbandingan Penambahan Midazolam 1 Mg Dan Midazolam 2 Mg Pada Bupivakain 15 Mg Hiperbarik Terhadap Lama Kerja Blokade Sensorik Anestesi Spinal

1 38 69

Perbandingan Efektivitas Lidokain 40 Mg IV Dengan 60 Mg IV Untuk Mencegah Nyeri Akibat Penyuntikan Rokuronium 1 Mg /Kg IV Pada Pembedahan Elektif Di RSUP. H. Adam Malik Medan

1 67 59

Perbandingan Mula Dan Durasi Kerja Levobupivacaine Hiperbarik 12,5 Mg Dan Bupivacaine Hiperbarik 12,5 Mg + Fentanyl 25 μg Pada Anestesi Spinal Untuk Operasi Ekstremitas Bawah Di RSUP. H. Adam Malik Medan

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG - Perbandingan Mula Dan Durasi Kerja Levobupivacaine Hiperbarik 12,5 Mg Dan Bupivacaine Hiperbarik 12,5 Mg + Fentanyl 25 μg Pada Anestesi Spinal Untuk Operasi Ekstremitas Bawah Di RSUP. H. Adam Malik Medan

0 0 8

Perbandingan Obat Kumur Benzydamine Hydrochloride 22,5 Mg dan ketamin 40 Mg Dalam Mengurangi Nyeri Tenggorok Dan Suara Serak Akibat Intubasi Endotrakeal

0 3 17