a. Sumber Daya
Bila dipandang melalui pendekatan sistem, organisasi memiliki beberapa unsur yaitu masukan input, proses process, keluaran output, dampak outcome,
umpan balik feedback, dan lingkungan environment. Semua unsur dalam sistem ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Sumber daya merupakan bagian dari
unsur masukan yang keberadaannya dalam suatu organisasi merupakan hal yang paling pokok karena merupakan modal dasar untuk dapat berfungsinya suatu
organisasi. Dalam organisasi puskesmas, sumber daya yang dibutuhkan terdiri dari
sumber daya manusia SDM, sarana, dana, dan metoda. SDM memegang peranan yang sangat menentukan keberhasilan dari semua kegiatan pokok yang
diselenggarakan oleh puskesmas, karena manusia yang mengendalikan sumber daya yang lainnya agar dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.
b. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain. Dalam organisasi, kepemimpinan terletak pada usaha mempengaruhi aktivitas orang lain
atau kelompok malalui komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi dan prestasi Swansburg, 1999.
Menurut Siagian 1983 kepemimpinan adalah kemampuan dan ketrampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja, untuk
mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. Pencapaian tujuan organisasi
akan sangat ditentukan oleh kemampuan atau efektivitas pimpinan dalam
Subakti Syaiin : Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Klinik Spesialis Bestari Medan..., 2008 USU e-Repository © 2008
menggerakkan dan mendorong anggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaannya. Oleh karena itu, kepemimpinan merupakan faktor yang vital bagi keberhasilan suatu
organisasi. Seorang pemimpin yang efektif sebaiknya memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan bawahan, membangkitkan motivasi kerja bawahan,
mengkoordinasi pekerjaan bawahan, dan melakukan supervisi pekerjaan bawahan.
c. Imbalan atau Insentif
Siagian 1995 berpendapat bahwa imbalan erat kaitannya dengan prestasi kerja seorang karyawan. Imbalan merupakan salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi motivasi seseorang, disamping faktor lainnya, seperti jenis dan sifat pekerjaan, kelompok kerja dimana seseorang bergabung dalam organisasi tempat
bekerja dan situasi lingkungan pada umumnya. Stoner 1986, menyatakan bahwa imbalan merupakan faktor eksternal yang
dapat meningkatkan motivasi kerja. Siagian 1995 berpendapat bahwa imbalan erat kaitannya dengan prestasi kerja seseorang. Menurut Mc Celland 1974, dalam
As’ad,2000 menyatakan bahwa selain imbalan mempengaruhi motivasi kerja, motif ini juga merupakan ketakutan individu akan kegagalan. Notoadmodjo 1993 melalui
achieve dimana incentive baik material maupun non material akan mempengaruhi motivasi kerja seseorang.
Imbalan dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu imbalan ekstrinsik dna imbalan intrinsik. Imbalan ekstrinsik adalah imbalan yang berasal dari pekerjaan yang
mencakup uang, status, promosi, dan penghargaan. Gajiupah adalah imbalan dalam bentuk uang yang merupakan imbalan ekstrinsik utama. Sedangkan imbalan intrinsik
Subakti Syaiin : Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Klinik Spesialis Bestari Medan..., 2008 USU e-Repository © 2008
adalah imbalan yang merupakan bagian dari pekerjaan itu sendiri yang mencakup prestasi, otonomi, dan pengembangan karier.
Menurut Bandura 1986 imbalan adalah insentif kerja yang dapat diperoleh dengan segera atau insentif yang diperoleh dalam jangka panjang. Bandura membagi
insentif dalam tujuh jenis, yaitu ; 1
Insentif primer. Yaitu imbalan yang berhubungan dengan kebutuhan fasilitas makan, minum,
kontak fisik, dan sebagainya 2
Insentif sensoris. Yaitu umpan balik sensoris dari likungan misalnya, main musik untuk
memperoleh umpan balik sensoris berupa bunyi musik yang dimainkannya 3
Insentif sosial. Manusia akan melakukan sesuatu untuk mendapatkan penghargaan atau diterima
di lingkungannya. Penerimaan penolakan tersebut akan lebih berfungsi secara efektif sebagai imbalan hukuman daripada reaksi yang berasal dari individu.
4 Insentif yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi Upah, kenaikan
pangkat, penambahan tunjangan, dan sebagainya. 5
Insentif berupa aktivitas. Beberapa aktifitas kegitan fisik dapat memberikan nilai insentif tersendiri pada
individu. 6
Insentif status dan pengasuh. Dengan kedudukan tinggi di masyarakat, dapat menikmati imbalan materi,
penghargaan sosial, kepatuhan, dan sebagainya.
Subakti Syaiin : Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Klinik Spesialis Bestari Medan..., 2008 USU e-Repository © 2008
7 Insentif yang berupa terpengaruhinya standar internal.
Insentif ini berasal dari tingkat kepuasan dari dalam diri seseorang yang diperolehnya dari pekerjaan.
d. Supervisi