Permasalahan Eksekusi Jaminan Fidusia Secara Umum dan Dalam Praktik Peradilan

BAB IV KENDALA-KENDALA YANG MENGHAMBAT PROSES

EKSEKUSI TERHADAP OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM KEPAILITAN

A. Permasalahan Eksekusi Jaminan Fidusia Secara Umum dan Dalam Praktik Peradilan

1. Permasalahan Pada Umumnya Jika telah terjadi cidera janji wanprestasi, pemberi fidusia wajib menyerahkan benda yang menjadi objek jaminan fidusia dalam rangka pelaksanaan eksekusi. Idealnya pada waktu akan dieksekusi objek jaminan fidusia sudah dikuasai oleh krediturpenerima fidusia. Akan tetapi pada kenyataannya, tidak jarang pada saat proses eksekusi akan dilaksanakan kreditur menemui banyak permasalahan. Permasalahan tersebut muncul antara lain karena benda yang dijaminkan tersebut masih berada dalam penguasaan debitur. Oleh karena masih dikuasai objek jaminan tersebut, masyarakat umum menganggap benda jaminan tersebut adalah miliknya sesuai yang terkandung dalam Pasal 1977 KUHPerdata yang menyatakan bahwa barang siapa yang menguasai barang bergerak dianggap sebagai pemiliknya, maka tidak menutup kemungkinan bagi debitur yang mempunyai itikad buruk untuk menyalahgunakan kekuasaannya terhadap barang jaminan yang sudah ia serahkan secara kepercayaan kepada krediturpenerima fidusia. Hal ini tentu akan menjadi kendala bagi kreditur yang akan mengeksekusi objek jaminan tersebut. Secara umum kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan eksekusi jaminan fidusia adalah : a. Objek jaminan fidusia tidak diserahkan debitur. Penagihan kredit oleh bank baik secara langsung mendatangi debitur dan mengirimkan surat tagihan resmi yang menegaskan agar debitur melunasi jumlah kredit yang tertunggak berikut biaya dan bunga terutang dengan mencantumkan batas waktu untuk melunasinya. Surat tagihan kredit ini kemudian diikuti dengan beberapa kali peringatan, biasanya dua sampai tiga kali peringatan dengan selang waktu dua minggu. Apabila debitur Anggiat Ferdinan : Kekuatan Eksekutorial Sertifikat Jaminan Fidusia Terhadap Objek Jaminan Dalam Kepailitan, 2009 USU Repository © 2008 tidak melunasinya atau tidak memperhatikan peringatan yang diberikan, maka akan ditempuh eksekusi terhadap objek jaminan fidusia untuk mendapatkan pelunasan dari objek tersebut. Apabila dalam hal terjadi wanprestasi, debitur tidak mau menyerahkan objek jaminan fidusia dan menghalang-halangi pengambilan objek jaminan fidusia, sedangkan Pasal 30 UUJF menentukan pemberi fidusia wajib menyerahkan benda yang menjadi objek jaminan fidusia tidak menyerahkan benda yang menjadi objek jaminan fidusia pada waktu eksekusi dilaksanakan, penerima fidusia berhak mengambil benda yang menjadi objek jaminan fidusia, dan apabila perlu dapat meminta bantuan pihak yang berwenang. Perlu ada sanksi yang tegas ditetapkan dalam undang-undang apabila debitur tidak mau menyerahkan objek jaminan fidusia. Ketentuan tersebut di atas sudah sangat tepat terutama mengingat objek jaminan fidusia adalah barang bergerak. Pasal 1977 KUHPerdata menentukan bahwa barang siapa yang menguasai barang bergerak dianggap sebagai pemiliknya. Dalam praktik, dapat meminta bantuan pihak berwenang yaitu dalam hal ini aparat kepolisian, dengan cara mengajukan permohonan permintaan tertulis dan melampirkan dokumen fotocopy sertifikat fidusia. b. Objek jaminan fidusia telah beralih ke pihak ketiga. Objek jaminan fidusia beralih ke pihak ketiga dapat dilakukan dengan cara jual beli, tukar menukar dan lain-lain. Umumnya hal ini terjadi terhadap objek jaminan fidusia berupa barang bergerak seperti kendaraan, mesin-mesin atau barang-barang persediaan. Jika bank sudah memiliki dokumen yang lengkap sebagai pengikat yuridis, maka berarti nasabah telah melakukan penggelapan. Pasal 23 ayat 2 UUJF secara tegas melarang pemberi fidusia untuk mengalihkan, menggadaikan atau menyewakan kepada pihak lain benda yang menjadi objek jaminan fidusia yang tidak merupakan benda persediaan, kecuali dengan persetujuan tertulis dari penerima fidusia. Anggiat Ferdinan : Kekuatan Eksekutorial Sertifikat Jaminan Fidusia Terhadap Objek Jaminan Dalam Kepailitan, 2009 USU Repository © 2008 Perlindungan kepentingan kreditur terhadap kemungkinan penyalahgunaan debiturpemberi fidusia dengan ketentuan pidana Pasal 36 UUJF diancam pidana penjara paling lama 2 dua tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah. c. Terhadap objek jaminan fidusia, persediaan barangstock barang saat dieksekusi objeknya tidak ada. Persediaan barang dagangan yang dapat dan sering diajukan sebagai jaminan kredit sangat beraneka ragam jenisnya. Barang dagangan dibedakan misalnya dari segi daya tahan penyimpanannya sebagai barang yang mudah rusak dan barang yang dapat disimpan lama atau dari segi penggunaannya. Perbedaan barang persediaan seperti dikemukakan diatas perlu diperhatikan dengan baik karena menyangkut tentang cara penyimpanan, perawatan, penggunaan dan harganya. Misalnya beras, gula pasir, peralatan listrik, pipa-pipa, cat, peralatan kunci pintu dan jendela. Pemberi fidusia dalam jangka waktu tertentu atau setiap waktu dipandang perlu oleh kreditur memberikan laporan tertulis secara terperinci kepada penerima fidusia tentang adanya dan keadaan dari objek jaminan fidusia serta perubahannya disertai bukti yang sah. Daftar rincian dan laporan tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari akta jaminan fidusia. Benda persediaanstock barang yang dijadikan objek jaminan fidusia biasanya diasuransikan oleh pemberi fidusia untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, seperti bahaya kebakaran dan kehilangan. Semua premi asuransi harus ditanggung dan dibayar oleh pemberi fidusia. Bank harus aktif mengawasi agar benda persediaanstock barang tetap jumlahnya dan nilainya sesuai dengan yang disepakati debitur kepada bank. Petugas pemeriksaan hendaknya melakukan pemeriksaan kelapangan secara rutin dan insidentil terhadap barang jaminan. Pasal 21 ayat 1 UUJF mengatur bahwa pemberi fidusia dapat mengalihkan benda persediaan yang menjadi objek jaminan fidusia dengan cara dan prosedur yang lazim dilakukan dalam usaha perdagangan, terhadap benda yang menjadi objek jaminan fidusia yang Anggiat Ferdinan : Kekuatan Eksekutorial Sertifikat Jaminan Fidusia Terhadap Objek Jaminan Dalam Kepailitan, 2009 USU Repository © 2008 telah dialihkan tersebut wajib diganti oleh pemberi fidusia dengan objek yang setara sebagaimana diatur dalam Pasal 21 ayat 3 UUJF. Dalam hal debitur wanprestasi, maka benda persediaan yang telah menjadi jaminan bagi pelunasan hutang kepada kreditur diserahkan kepada kreditur Pasal 30 UUJF dengan syarat bahwa apabila ada benda persediaan yang telah dialihkan oleh debitur, terlebih dahulu wajib diganti dengan nilai yang setara oleh debitur, sebab kreditur tidak menanggung kewajiban atas akibat tindakan atau kelalaian debitur baik yang timbul dalam hubungan kontraktual atau yang timbul dari perbuatan melawan hukum sehubungan dengan penggunaan dan pengalihan benda yang dijadikan objek jaminan fidusia Pasal 24 UUJF. d. Nilai objek jaminan fidusia berubah. Barang bergerak sebelum ditetapkan sebagai jaminan kredit harus dinilai oleh bank tentang kelayakannya. Sebagaimana penilaian yang seharusnya diikuti, terhadap barang bergerak juga harus dinilai dari segi hukum, segi ekonomi, dan ditetapkan nilai taksasinya yang wajar dengan memperhatikan margin pengaman yang ditetapkan untuk masing-masing jenis barang bergerak. Harga objek jaminan fidusia selalu berubah-ubah dari saat awal penjamin karena objek jaminan fidusia mengalami penyusutan depresiasi, sehingga nilainya setelah dieksekusi menjadi kurang ketika dilakukan pembayaran utang kepada kreditur. Untuk objek jaminan fidusia yang bernilai besar dan spesifik seperti mesin-mesin pabrik, alat-alat berat, berlian dan saham perseroan, apabila akan dilakukan eksekusi diperlukan jasa apraisailjasa penilai agar tidak menjadi masalah dikemudian hari. Apabila hasil dari eksekusi objek jaminan fidusia oleh kreditur tidak mencukupi dalam pembayaran pinjaman kepada kreditur, maka debitur tetap bertanggung jawab atas hutang yang belum terbayar tersebut Pasal 34 ayat 2 UUJF. Kedudukan kreditur dalam hal ini adalah konkuren dalam hal adanya kreditur lainnya. Anggiat Ferdinan : Kekuatan Eksekutorial Sertifikat Jaminan Fidusia Terhadap Objek Jaminan Dalam Kepailitan, 2009 USU Repository © 2008 e. Mahalnya biaya lelang dan penyelenggaraan lelang. Dalam hal parate eksekusi dilakukan melalui lembaga lelang, beberapa faktor penghambat yang menimbulkan masalah dalam pelaksanaan tugas dikenakan untuk komisi. Prosedur yang wajib ditempuh ketika akan melakukan lelang eksekusi adalah pengumuman lelang, pemberian prioritas hak didahulukan dan penentuan pemohon lelangpemimpin lelang, dan penentuan juru lelang vendu meester sebagai pejabat umum yang berwenang membuat grosse akta risalah lelang pada wilayah hukum tertentu. Barang yang dilelang melalui Kantor Lelang dan Balai Lelang dikenakan bea lelang dan penyelenggaraan lelang. Peraturan lelang menetapkan persen yang lebih tinggi untuk bea lelang barang bergerak dibandingkan persenan bea lelang untuk barang tidak bergerak. Hal ini disebabkan karena biasanya barang tidak bergerak harganya lebih mahal daripada barang bergerak. Untuk barang bergerak yang terlelang, dikenakan bea lelang kepada penjual 3 dan pembeli 9 dari harga pokok lelang. Apabila ada yang terlelang barang tidak bergerak, dikenakan bea lelang kepada penjual 1,5 dan pembeli 4,5 dari harga pokok lelang. Jika yang terlelang barang campuran, penjual dan pembeli dikenakan bea lelang barang bergerak. Biaya penyelenggaraan lelang lainnya yang biasanya memberatkan debitur adalah biaya iklan di surat kabar. Biaya iklan ini dibebankan kepada debitur sebagai pemilik objek jaminan fidusia. Untuk memperjelas proses pelayanan lelang oleh Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara KP2LN, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 40PMK.072006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang dan Peraturan Direktur Jenderal Nomor : PER-02PL2006 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lelang. Alur penyelenggaraan lelang dapat digambarkan pada skema di bawah ini : Anggiat Ferdinan : Kekuatan Eksekutorial Sertifikat Jaminan Fidusia Terhadap Objek Jaminan Dalam Kepailitan, 2009 USU Repository © 2008 3 2 3 1 7 5 9 6 4 Gambar 1. Prosedur Lelang pada KP2NL 134 Alur penyelenggaraan lelang sebagaimana pada skema di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pemilik barangpemohon lelang mengajukan permohonan penjualan secara lelang atas barang miliknya kepada KP2LN disertai dokumen-dokumen yang disyaratkan. Untuk lelang eksekusi jaminan fidusia, dokumen-dokumen yang harus dipenuhi sebagai berikut: a. Salinanfotocopi perjanjian pokok; b. Salinanfotocopi sertifikat jaminan fidusia; c. Salinanfotocopi perincian hutangjumlah kewajiban debitur yang harus dipenuhi ; d. Salinanfotocopi bahwa debitur wanprestasi yang dapat berupa peringatan maupun pernyataan dari pihak kreditor ; e. Asli danatau fotocopi bukti kepemilikanhak, apabila berdasarkan peraturan perundang-undangan diperlukan adanya bukti kepemilikanhak, atau apabila bukti kepemilikanhak tidak dikuasai, harus ada pernyataan tertulissurat keterangan dari 134 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 40PMK.072006. Pemohon LelangPemilik barang Pengumuman L e l a n g KP2NL Peserta Lelang KPPN Bank Pemerintah Anggiat Ferdinan : Kekuatan Eksekutorial Sertifikat Jaminan Fidusia Terhadap Objek Jaminan Dalam Kepailitan, 2009 USU Repository © 2008 penjual bahwa barang-barang tersebut tidak disertai bukti kepemilikanhak dengan menyebutkan alasannya ; f. Salinanfotocopi surat pemberitahuan rencana pelaksanaan lelang kepada debitur oleh kreditur, yang diserahkan paling lambat 1 satu hari sebelum lelang dilaksanakan. 135 Sedangkan dokumen yang disyaratkan untuk lelang eksekusi harta pailit sebagai berikut: a. Salinanfotocopi putusan pailit dari Pengadilan Niaga ; b. Salinanfotocopi daftar boedel pailit ; c. Surat Pernyataan dari Balai Harta PeninggalanKurator yang ditetapkan akan bertanggung jawab apabila terjadi gugatan perdata atau tuntutan pidana ; d. Asli danatau fotocopi bukti kepemilikanhak, apabila berdasarkan peraturan perundang-undangan diperlukan adanya bukti kepemilikanhak, atau apabila bukti kepemilikanhak tidak dikuasai, harus ada pernyataan tertulissurat keterangan dari penjual bahwa barang-barang tersebut tidak disertai bukti kepemilikanhak dengan menyebutkan alasannya. 136 2. KP2LN menetapkan hari dan tanggal lelang, kemudian memberitahukannya secara tertulis kepada pemohonpemilik lelang ; 3. Pemohon lelang melakukan pengumuman lelang dengan memasang iklan lelang di surat kabar ; 4. Peserta lelang menyetorkan uang jaminan ke bank yang ditunjuk pada rekening KP2LN berada, lalu menyerahkan bukti setoran kepada KP2LN ; 5. KP2LN melaksanakan lelang sesuai hari, tanggal, dan tempat yang ditentukan sebelumnya ; 6. Pemenang lelang membayar harga lelang ke bank yang ditunjuk dan menyerahkan bukti setoran kepada KP2LN ; 135 Peraturan Direktur Jenderal Piutang dan Lelang Negara Nomor : PER-02PL2006, Pasal 6 angka 10. 136 Ibid., Pasal 6 angka 4. Anggiat Ferdinan : Kekuatan Eksekutorial Sertifikat Jaminan Fidusia Terhadap Objek Jaminan Dalam Kepailitan, 2009 USU Repository © 2008 7. KP2LN menyetorkan pungutan-pungutan yang harus dibayar oleh penjual atau oleh pembeli, yakni bea lelang, uang miskin, dan pungutan lainnya yang diatur menurut peraturan ; 8. KP2LN menyerahkan uang hasil lelang kepada pemohon lelangpemilik barang kecuali lelang barang milikdikuasai negara, uang hasil lelang disetorkan ke KPPN ; 9. KP2LN menyerahkan dokumen pemilikan dan dokumen lainnya serta petikan risalah lelang kepada pemenang lelang.

2. Beberapa Permasalahan Dalam Praktik Peradilan

1. Benda jaminan fidusia dalam keadaan rusak atau tidak diketahui keberadaannya. Dalam perjanjian jaminan fidusia, pada pokoknya ditentukan bahwa debitur pemberi fidusia memiliki kewajiban dan tanggung jawab atas keadaan, kehilangan, kemusnahan, pengurangan kualitas atau nilai dan kerusakan barang-barang yang dijadikan objek jaminan fidusia. Oleh karena itu, debitur pemberi jaminan fidusia harus melakukan pemeliharaan agar benda jaminan fidusia dalam keadaan relatif baik. Debitur pemberi jaminan fidusia wajib mengganti benda jaminan fidusia apabila benda tersebut hilang atau rusak atau tidak dapat dipakai lagi. Kewajiban debitur pemberi fidusia harus diletakkan dalam logika berpikir bahwa kreditur penerima memiliki hak atas benda jaminan fidusia dalam kaitannya dengan penjaminan hutang debitur. 137 Realisasi ini lebih semakin jelas ketika debitur melakukan wanprestasi yakni tidak memenuhi kewajiban untuk membayar hutang. Pertanggungjawaban atas hutang debitur adalah dengan meletakkan sita atas objek jaminan fidusia yang kemudian dijual menurut ketentuan hukum jaminan. 138 Apabila objek jaminan fidusia dalam keadaan rusak, dan debitur tidak dapat melunasi hutangnya, penyitaan benda jaminan atas permintaan kreditur tidak harus menunggu bahwa debitur fidusia memperbaiki benda tersebut seperti dalam keadaan semula sebagaimana pada 137 Tan Kamelo, Hukum Jaminan Fidusia Suatu Kebutuhan Yang Didambakan, Op. Cit., hal. 302. 138 Ibid. Anggiat Ferdinan : Kekuatan Eksekutorial Sertifikat Jaminan Fidusia Terhadap Objek Jaminan Dalam Kepailitan, 2009 USU Repository © 2008

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Kekuatan Eksekutorial Jaminan Fidusia Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor Yang Telah Didaftarkan (Studi Pada Kantor Wilayah Kementrian Hukum Dan HAM Sumatera Utara)

3 60 89

Eksekusi Di Bawah Tangan Objek Jaminan Fidusia Atas Kredit Macet Kepemilikan Mobil Di Lembaga Keuangan Non-Bank PT. Batavia Prosperindo Finance Cabang Medan

2 115 132

Tinjauan Atas Pelaksanaan Penghapusan Jaminan Fidusia (Studi Pada Lembaga Pendaftaran Fidusia Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Propinsi Aceh)

1 60 128

Pendaftaran Jaminan Fidusia : Hambatannya dilihat Dari Aspek Sistem Hukum

3 39 120

Fungsi Pendaftaran Fidusia Dalam Eksekusi Terhadap Objek Jaminan

0 23 131

Eksekusi Barang Jaminan Fidusia Yang Lahir Dari Perjanjian Kredit Bank

0 27 2

Tanggungjawab Kreditur (Bank) Dalam Mengembalikan Piutang Dengan Jaminan Fidusia (Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat Mitra Dana Madani Medan)

2 73 113

Analisa Hukum Terhadap Kekuatan Eksekutorial Sertipikat Jaminan Fidusia (Berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia)

4 24 95

KEDUDUKAN SERTIFIKAT JAMINAN FIDUSIA SECARA ELEKTRONIK TANPA MENCANTUMKAN URAIAN MENGENAI BENDA YANG MENJADI OBJEK JAMINAN FIDUSIA DIKAITKAN DENGAN KETENTUAN MENGENAI JAMINAN FIDUSIA.

0 0 2

BAB III HAK KREDITOR ATAS EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA BILAMANA DEBITOR PAILIT 3.1. Klasifikasi Pemegang Jaminan Fidusia Atas Eksekusi Objek Jaminan Fidusia Bilamana Debitor Pailit 3.1.1. Prosedur Pengajuan Kepailitan - EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA AT

0 0 28