C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik angka. Dalam penelitian ini
menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data
sekunder berupa laporan keuangan triwulanan dari bank-bank umum swasta nasional periode Maret 2007- September 2009 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. D. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kondisi bermasalah suatu bank yang merupakan variabel kategori, 0 untuk bank
tidak bermasalah dan 1 untuk bank bermasalah. 2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio
keuangan Altman yaitu :
a. Variabel Working Capital to Total Assets WCTA Variabel ini merupakan rasio keuangan yang merupakan ukuran
relatif nilai bersih dari asset lancar terhadap jumlah capital perusahaan keseluruhan. Rasio ini menggambarkan tingkat
likuiditas suatu perusahaan. Secara sederhana dapat diartikan sebagai ukuran kuantitatif dari seberapa cepat perusahaan dapat
mengkonversikan asset yang dimilikinya dan proporsinya terhadap total asset perusahaan yang terdiri dari asset lancar dan tetap.
Working capital yang merupakan numerator dari rasio adalah hasil
34
dari selisih asset lancar perusahaan dengan kewajiban lancar perusahaan. Dengan demikian working capital dapat
diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendek dari perusahaan pada saat
jatuh tempo. WCTA = Aktiva Lancar ā Kewajiban Lancar
Total Asset
b. Variable Retained Earnings to Total Assets RETA Variabel retained earnings yang menjadi salah satu komponen
penting dalam rasio keuangan diatas merupakan suatu akun yang menggambarkan jumlah keseluruhan dari pendapatan perusahaan
yang diinvestasikan ke dalam perusahaan. Akun ini juga merepresentasikan besarnya surplus yang dihasilkan perusahaan
dari kegiatan operasionalnya serta peluang pertumbuhan perusahaan kedepannya.
Dengan demikian, secara sederhana dapat diartikan bahwa rasio RETA ini merupakan ukuran kumulatif keuntungan yang
dihasilkan perusahaan. Rasio ini juga memberikan informasi mengenai usia perusahaan secara implisit. Pada umumnya
perusahaan baru memiliki nilai rasio RETA yang relatif lebih rendah karena waktu yang digunakannya dalam mengumpulkan
laba masih belum terlalu lama. Selain itu, rasio ini juga mengukur leverage
perusahaan karena dari nilai rasio dapat pula diketahui
35
proporsi asset dari perusahaan yang dibiayai dengan menggunakan laba yang dihasilkannya sendiri tanpa menggunakan hutang.
RETA = Laba Ditahan Total Asset
c. Variabel Earning Before Interest and Tax to Total AssetsEBITTA Rasio EBITTA yang menjadi variabel independen berikutnya
merupakan rasio keuangan yang mengukur produktivitas dari asset perusahaan. EBIT yang menjadi numerator dari rasio adalah
keuntungan yang dihasilkan perusahaan dengan mengeluarkan faktor bunga pinjaman dan pajak dari perhitungan. EBIT
merupakan ukuran dari pendapatan perusahaan yang dihasilkan dari kegiatan operasional inti perusahaan. Sehingga, nilai dari rasio
akan menggambarkan besarnya keuntungan yang asset perusahaan secara keseluruhan. Semakin besar nilai rasio maka tingkat
produktivitas asset dalam menghasilkan pendapatan bagi perusahaan semakin meningkat.
EBITTA = EBIT Total Asset
d. Variabel Market Value of Equity to Book Value of Debt MVEBVD
Rasio keuangan MVEBVD menunjukkan besarnya penurunan nilai dari asset perusahaan yang masih dapat terjadi pada
perusahaan sebelum kewajiban perusahaan melebihi nilai asset dari
36
perusahaan baik berupa common stock maupun preferred stock. Sedangkan liabilities merupakan kumulatif dari kewajiban jangka
panjang dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Semakin besar nilai dari rasio MVEBVD menggambarkan semakin besar batas
toleransi penurunan nilai dari asset perusahaan. Artinya perusahaan yang memiliki nilai rasio yang besar relatif lebih aman
dibandingkan dengan nilai rasio yang lebih kecil. Hal ini dikarenakan penurunan nilai asset yang sedikit saja pada
perusahaan dengan rasio MVEBVD yang rendah akan mengakibatkan nilai wajar asset perusahaan menjadi lebih kecil
dari nilai kewajiban perusahaan dan mengakibatkan perusahaan mengalami kebangkrutan.
MVEBVD = EPS x Jumlah Saham yang Beredar Total Liabilities
e. Variabel
Sales to Total Assets Variabel bebas berikut dikenal dengan sebutan capital turnover
rasio dan merupakan rasio keuangan standar yang sering dilakukan untuk menggambarkan kemampuan dari asset perusahaan dalam
menciptakan penjualan. Dari rasio ini dapat diketahui kapasitas manajemen dalam mengelola asset yang dimiliki dalam
menghadapi kompetisi yang ada. Semakin besar nilai dari rasio STA menggambarkan efektifitas manajemen dalam pengelolaan
asset yang berarti menurunkan probabilitas default perusahaan.
37
STA = Sales Total Asset
f. Variabel Net Profit Before Taxes to Current Liablility EBTCL Variabel bebas ini merupakan pembagian antara laba sebelum
pajak dengan hutang lancar. EBTCL = EBT
Current Liabilities
E. Metode Analisis 1