3. Prediksi Financial Distress
Kegunaan informasi jika suatu perusahaan mengalami financial distress adalah Rasenda K. Brahmana, 2005:3:
a. Dapat mempercepat tindakan manajemen untuk mencegah masalah sebelum terjadinya kebangkrutan.
b. Pihak manajemen dapat mengambil tindakan mergertake over agar perusahaan lebih mampu untuk membayar hutang dan mengelola
perusahaan dengan lebih baik. c. Memberikan tanda peringatan diniawal adanya kebangkrutan pada masa
yang akan datang.
4. Definisi Kebangkrutan
Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga
sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvabilitas. Kebangkrutan sebagai kegagalan didefinisikan dalam beberapa arti, yaitu
kegagalan ekonomi dan kegagalan keuangan. Kegagalan dalam arti ekonomi economic failure biasanya berarti bahwa perusahaan kehilangan uang atau
pendapatan perusahaan tidak menutup biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih
kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jatuh di bawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan dapat juga
14
berarti bahwa tingkat pendapatan atau biaya historis dari investasinya lebih kecil daripada biaya modal perusahaan. Adnan Kurniasih, 2000:137.
5. Penyebab Kebangkrutan
Factor-faktor penyebab kebangkrutan dapat dibagi menjadi tiga Agung Gemah Permana, 2009:42 yaitu :
a. Faktor Umum 1 Sektor ekonomi, dimana berasal dari gejala inflasi dan deflasi dalam
harga barang dan jasa, kebijakan keuangan, suku bunga dan devaluasi atau revaluasi dengan mata uang asing.
2 Sektor Sosial, dimana yang sangat berpengaruh adalah adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang mempengaruhi permintaan
terhadap produk dan jasa ataupun yang berhubungan dengan karyawan.
3 Sektor Teknologi, dimana penggunaan teknologi memerlukan biaya yang ditanggung perusahaan terutama untuk pemeliharaan dan
implementasi. 4 Sektor Pemerintah, dimana kebijakan pemerintah terhadap pencabutan
subsidi pada perusahaan dan industri, pengenaan tariff ekspor dan impor bisa berubah, kebijakan undang-undang baru bagi perbankan
atau tenaga kerja dan lain lain.
15
b. Faktor Eksternal Perusahaan 1 Sektor pelanggannasabah, dimana untuk menghindari kehilangan
nasabah bank harus melakukan identifikasi terhadap sifat nasabah atau konsumen juga menciptakan peluang untuk mendapatkan
nasabah baru. 2 Sektor Kreditur, dimana kekuatannya terletak pada pemberian
pinjaman dan menetapkan jangka waktu pengembalian hutang piutang yang tergantung pada kepercayaan kreditor terhadap
kelikuditan suatu bank. 3 Sektor pesaingbank lain, dimana merupakan hal yang harus
diperhatikan karena menyangkut perbedaan pemberian pinjaman kepada nasabah.
c. Faktor Internal Perusahaan 1 Terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada nasabah sehingga
menyebabkan adanya penunggakan dalam pembayaran sampai akhirnya tidak dapat membayar.
2 Manajemen yang tidak efisien yang disebabkan karena kurang adanya kemampuan, pengalaman, keterampilan, sikap adaptif dan inisiatif dari
manajemen. 3 Penyalahgunaan wewenang dan kecurangan-kecurangan, dimana
sering dilakukan oleh karyawan, bahkan manajer puncak sekalipun yang sangat merugikan apalagi yang berhubungan dengan keuangan
perusahaan.
16
6. Tahap-tahap dan Berbagai Indikator Kebangkrutan