2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ayam Broiler
Ayam broiler adalah jenis unggas yang memiliki laju pertumbuhan yang berbeda, pertambahan berat badan tiap minggu yang berbeda serta memiliki besar
konsumsi pakan yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya berat badan North et al. 1990. Ayam broiler yang baik adalah ayam broiler yang
pertumbuhanya cepat, warna bulu putih, tidak terdapat bulu-bulu berwarna gelap, serta memiliki ukuran dan bentuk tubuh yang seragam Mountney 1978. Ayam
broiler dipasarkan pada bobot hidup antara 1.3-1.6 kg per ekor ayam yang dilakukan pada umur ayam 5-6 minggu karena ayam broiler yang terlalu berat
akan sulit dipasarkan. Bahkan bila dipelihara sampai 8 bulan beratnya dapat mencapai 2 kg Rasyaf 2008.
Pertambahan bobot badan merupakan salah satu ukuran yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan. Menurut Rose 1997, pertumbuhan meliputi
peningkatan ukuran sel-sel tubuh akan peningkatan sel-sel individual dimana pertumbuhan itu mencakup empat komponen utama yaitu adanya peningkatan
ukuran otot, peningkatan total lemak tubuh dalam jaringan adiposa dan peningkatan ukuran bulu, kulit dan organ dalam. Ciri dari ayam broiler ini adalah
ukuran badan relatif besar, padat, kompak, dan berdaging penuh. Jumlah telur sedikit, bergerak lambat, tenang, dan lebih lambat mengalami dewasa kelamin.
Adapun jenis ayam broiler ini antara lain Brahma Putra, Cochin China, Cornish dan Sussex Sudaryani dan Santosa 2002.
Gambar 1 Ayam broiler sumber: Purba 2011
2.2 Program Vaksinasi
Penyakit merupakan masalah besar yang cukup potensial yang telah mengubah industri peternakan ayam untuk mengembangkan vaksin. Industri
vaksin berperan dalam pemeliharaan dan pengawasan kesehatan ayam. Program vaksinasi termasuk usaha pencegahan masuknya infeksi penyakit, selain itu jika
dilihat dari kesehatan manusia, manusia akan terhindar dari residu obat yang terdapat dalam daging ayam yang pernah diberi obat akibat terpapar penyakit
Appleby 2004. Menurut Leeson dan Summers 2000 vaksin berfungsi untuk
menstimulasi sistem imun unggas tanpa menyebabkan tanda-tanda penyakit yang jelas. Banyak diantaranya berfungsi untuk melindungi unggas dari infeksi virus,
beberapa jenis vaksin lainnya telah dikembangkan untuk perlindungan terhadap cekaman bakteri tertentu lebih sering disebut bakterin dibanding vaksin dan juga
untuk koksidiosis. Program vaksinasi bagi peternak bertujuan untuk melindungi unggas muda dan dewasa dari infeksi, selain itu vaksinasi juga bertujuan untuk
mengoptimumkan antibodi maternal pada anak ayam broiler. Pada saat sejumlah dosis vaksin diberikan, unggas akan memproduksi antibodi yang dilepaskan oleh
bursa Fabricius tergantung usia dari unggas tersebut. Vaksin yang digunakan pada unggas dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu
vaksin hidup dan vaksin inaktif. Vaksin inaktif terdiri dari antigen yang dipekatkan dikombinasikan dengan minyak emulsi atau adjuvant alumunium
hidroksida. Vaksin jenis ini memberikan ketahanan tubuh yang lebih lama, terutama jika dikombinasikan dengan vaksin hidup. Vaksin ini dapat berisi dua
atau tiga jenis antigen dan diberikan secara parenteral. Sedangkan vaksin hidup biasanya hanya berisi satu jenis antigen dan diaplikasikan secara aerosol, melalui
air minum, dan dalam beberapa kasus dapat diberikan secara injeksi. Antigen dapat berupa penyakit yang telah dilemahkan sehingga tingkat virulensinya
rendah Jordan 1994. Menurut Marangon dan Busani 2006 faktor yang mempengaruhi
kemanjuran vaksin yang berkaitan dengan individu ayam adalah kekebalan maternal dan imunosupresi, status sanitasi serta faktor genetis. Optimumnya
antibodi maternal disertai status sanitasi faktor genetik yang baik mendukung
program vaksinasi sedangkan imunosupresi dapat merusak organ kekebalan sehingga menghambat program vaksinasi.
Program vaksin yang umum diberikan untuk ayam broiler antara lain vaksin
Marek’s disease yang diberikan kepada ayam umur 18 hari masa embrio secara in-ovo. Vaksin Newcastle disease dan Infectious Bronchitis yang diberikan
pada ayam umur 1 hari atau setelah menetas dengan rute spray cabinet. Vaksin ND dan IB kembali diberikan pada usia 14 hari melalui minuman. Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dalam pemberian vaksin adalah kejadian penyakit di daerah tersebut, ketersediaan vaksin, periode stres, kondisi iklim, dan faktor lain
yang mempengaruhi program vaksinasi North et al. 1990.
2.3 Respon Kekebalan Unggas