menganggap sistem kapitalisme sebagai penyebab penindasan perempuan.Maka emansipasi perempuan tejadi jika perempuan terlibat dalam produksi dan
berhenti mengurus rumah tangga. Perubahan struktur kelas inilah yang disebut sebagai revolusi
• Feminisme Sosialis
Aliran ini menurut melakukan sintesa antara metode historis materialistik Marx dan Engels dengan gagasan personal is political kaum radikal.
24
G. Hipotesis
Bagi mereka penindasan perempuan terjadi di kelas manapun, dan tidak serta merta
menaikkan posisi perempuan pandangan ini lahir dari 2 tipe gerakan sebelumnya yang secara tidak langsung saling berkesinambungan atau simbiosis
mutualisme karena tanpa kesadaran kelas juga menimbulkan masalah dari tipe Marx. Oleh karena itu kedua tipe sebelumnya perlu dikawinkan yaitu analisis
patriarki dan analisis kelas, dengan demikian kritik terhadap eksploitasi kelas dari sistem kapitalisme harus dilakukan pada saat yang sama dengan disertai
kritik ketidakadilan gender yang mengakibatkan dominasi, subordinasi dan marginalisasi atas kaum perempuan.
Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementara atau tentative answer yang hendak dibuktikan kebenaranya melalui suatu penelitian. Adapun
hipotesis dalam penelitian ini adalah :
24
Jaggar, 1983.dalam Mansour Fakih. Op.cit hal.89.
• Adanya pengaruh budaya patriarki terhadap partisipasi politik perempuan di DPRD Kabupaten Nias tahun 2014
Maka hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini untuk membuktikannya yaitu:
Hipotesis Nol Ho : Pernyataan yang menyatakan tidak ada hubungan budaya patriarki Variabel x dengan partisipasi politik perempuan di DPRD Variabel y
yang akan diteliti, atau Variabel independen tidak mempengaruhi variable dependen.
Hipotesis alternative Ha : Pernyataan yang menyatakan terdapat hubungan antara budaya patriarki Variabel x dengan partisipasi politik perempuan di
DPRD Variabel y atau variabel independen mempengaruhi variabel dependen.
H. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif.Penelitian kuantitatif adalah metode yang lebih menekankan
pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial.Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa
komponen masalah, variabel dan indikator. Setiap variabel yang di tentukan di ukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda- beda sesuai dengan
kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan simbol-simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik
dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter.
H.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptitif.Jenis penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan hal ihwal masalah atau objek tertentu secara rinci.Penelitian deskriptif dilakukan untuk menjawab sebuah atau beberapa
pertanyaan mengenai keadaan objek atau subjek amatan secara rinci.
25
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu dalam suatu penelitian atau keseluruhan gejalasatuan yang
ingin di teliti.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Penduduk Perempuan kabupaten Nias yang memiliki kartu tanda penduduk KTP. Berdasarkan data
daftar pemilih tetap dari Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Nias tahun 2014, maka jumlah DPT perempuan di kabupaten nias berjumlah 47.222 orang yang
tersebar di sepuluh kecamatan.
H.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Nias, yang
terdiri dari 10 kecamatan. H.3 Populasi dan Sampel
25
Bagong suyanto dan sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. hal. 17-18.
H.4 Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian terkecil dari populasi yang menjadi contoh ataupun yang dapat mewakili keseluruhan populasi.Oleh karena itu,sampel harus
dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi itu sendiri.Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan metode penarikan
sampel stratified random sampling atau metode acak terlapis, untuk menentukan jumlah responden pada 10 kecamatan yang tersebar di kabupaten nias, kemudian
akan dilakukan teknik Quota samplinguntuk memilih sampel dari masing-masing kecamatan, teknik sampel quota ini adalah teknik yang sama dengan stratified
random samplinghanya saja bedanya penarikan sampel secara yang berartisampeldapat terpilih karena berada pada waktu, situasi dan tempat yang
tepat, dalam arti siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang ditemui itu cocok sebagai
sumber data.
26
Banyak metode yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya sampel, dalam artikel ini akan dibahas cara menghitung besar sampel dengan metode yang
dikembangkan oleh Isaac danMichael.Metode yang dikembangkan oleh Isaac
dan Michael adalah cara untuk menentukan jumlah sampel yang memenuhi syarat berikut:
26
Bambang Prasetyo Lina Miftahul Jannah. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada Hal. 135.
1 diketahui jumlah populasinya; 2 pada taraf kesalahan significance level 1, 5 dan 10; dan
3 cara ini khusus digunakan untuk sampel yang berdistribusi normal, sehingga cara ini tidak dapat digunakan untuk sampel yang tidak berdistribusi normal,
seperti sampel yang homogen. Cara menggunakan metode ini sangat praktis, cukup dengan mencocokkan jumlah
populasi dengan taraf kesalahan significance level yang dikehendaki.
27
Tabel 1.1 Penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu
Dengan taraf kesalahan, 1, 5, dan 10
Sumber: https:freelearningji.wordpress.com2013032088
diakses pada tanggal 08 januari 2015. Pukul 20.00 wib.
27
https:freelearningji.wordpress.com2013032088 diakses pada tanggal 08 januari 2015.Pukul 20.00 wib.
Dikarenakan Jumlah populasinya adalah 47.222 maka sampel yang diambil adalah sebanyak 270 orang dengan tingkat kesalahan sebesar 10 dan
tingkat kepercayaan adalah 90 . Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus table
Isaac dan Michael
maka diperoleh sampel sebanyak 270 orang. Tetapi karena kabupaten nias yang populasinya 47.222 orang terdiri dari 10 kecamatan , maka dilakukan
lagi penentuan jumlah sampel pada tiap-tiap kecamatan. Penentuan jumlah sampel ini menggunakan teknik stratified random sampling atau metode acak
terlapis ini disebabkan populasi yang hendak diteliti bersifat heterogen atau bervariasi. Dari jumlah tersebut , maka akan diperoleh jumlah responden dari
masing-masing kecamatan dengan menggunakan rumus:
������ 1 = �������� 1
�����ℎ �������� � ����� ������
1. Kecamatan bawolato ������ 1 =
7868 47222 �
270 =44.98 dibulatkan menjadi 50
2. Kecamatan Botomuzoi ������ 1 =
2987 47222 �
270 = 17.07 dubulatkan menjadi 17
3. Kecamatan Gido ������ 1 =
6876 47222 �
270 = 39.31 dibulatkan menjadi 39
4. Kecamatan Hiliduho ������ 1 =
3249 47222 �
270 = 18.57 dibulatkan menjadi 19
5. Kecamatan Hiliserangkai ������ 1 =
4727 47222 �
270 = 27.02 dibulatkan menjadi 27
6. Kecamatan Idanogawo ������ 1 =
8822 47222 �
270 = 50.44 dubulatkan menjadi 51
7. Kecamatan Ma’u ������ 1 =
3531 47222 �
270 = 20.28 dibulatkan menjadi 20
8. Kecamatan Sogae’adu ������ 1 =
3580 47222 �
270 = 20.46 dibulatkan menjadi 20
9. Kecamatan Somolo-molo ������ 1 =
2118 47222 �
270 = 12.16 dibulatkan menjadi 12
10. Kecamatan Ulugawo ������ 1 =
3464 47222 �
270 = 19.80 dibulatkan menjadi 20
Jumlah sampel tiap-tiap kecamatan dapat juga dilihat pada Tabel 1.2
Tabel 1.2 Jumlah Sampel Tiap Kecamatan
No Kecamatan
Populasi Sampel
1 Bawolato
7868 50
2 Botomuzoi
2987 17
3 Gido
6876 39
4 Hiliduho
3249 19
5 Hiliserangkai
4727 27
6 Idanogawo
8822 51
7 Ma’u
3531 20
8 Sogaeadu
3580 20
9 Somolo-molo
2118 12
10 Ulugawo
3464 20
Total 47222
270
Sumber :data DPT KPU Kabupaten Nias kemudian data diolah
Setelah mendapatkan jumlah sampel tiap-tiap kecamatan dengan menggunakan teknik stratified random sampling atau metode acak terlapis, maka
selanjutnya pemilihan sampel berdasarkan kuota hasil perhitungan, dengan menggunakan teknik Quota Sampling atau sampel Quota. Teknik penarikan
sampel kuota merupakan teknik penarikan sampel yang sejenis dengan teknik penarikan sampel stratifikasi. Perbedaannya adalah ketika menarik anggota
sampel dari masing-masing lapisan, tidak menggunakan cara acak melainkan melalui cara aksidental. Sampel berada pada waktu, situasi dan tempat yang tepat.
H.5 Defenisi Konsep
Defenisi konsep merupakan proses yang digunakan untuk menunjukan secara tepat tentang apa yang kita maksudkan bila kita menggunakan suatu istilah
tertentu.
28
Budaya Patriarki
Untuk mendapatkan batasan istilah yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka defenisi konsep dalam penelitian ini adalah:
Secara umum patriarki dapat didefenisikan sebagai suatu sistem yang bercirikan laki-laki ayah.Dalam sistem ini, laki-laki yang berkuasa untuk
menentukan dan mengambil keputusan. Ada yang meyakini bahwa budaya patriarki sebagai suatu sistem yang bertingkat, yang telah dibentuk oleh suatu
28
Op.Cit hal 90.
kekuasaan yang mengontrol dan mondominasi pihak lain. Pihak lain ini adalah kelompok miskin,lemah, rendah, tidak berdaya, juga lingkungan hidup dan
perempuan.
29
Patriarki dikonstruksikan, dilembagakan, dan disosialisasikan lewat institusi-institusi seperti keluarga, sekolah, masyarkat, agama, tempat kerja hingga
kebijakan negara. Patriarki merupakan bentuk cara pandang yang umum dan membudaya di masyarakat Indonesia, yang kemudian dikenal dengan istilah
ideologi atau budaya patriarki. Ideologi ini merupakan sebuah sistem yang dikendalikan oleh laki-laki.Pemahaman atas laki-laki dan perempuan di sini,tidak
mengacu pada jenis kelamin namun lebih pada peran gender.Gender adalah sebuah bentuk perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan yang lebih bersifat
perilaku behavioral differences yang dikonstruksi secara sosial dan kultural dan berlangsung dalam sebuah proses yang panjang. Jadi, gender merupakan bentukan
sosial, maka penempatannya selalu berubah dari waktu ke waktu dan tidak bersifat universal, artinya antara masyarakat yang satu dengan yang lain
mempunyai pengertian yang berbeda-beda dalam memahami gender. Gender berbeda dengan istilah seks.Seks merujuk pada perbedaan jenis kelamin yang
secara biologis melekat pada diri perempuan dan laki-laki.
30
29
Nunuk P Murniati. 2004. Getar Gender. Magelang: Yayasan Indonesia Tera hal.80.
30
Mansour Fakih, 2004. Analisis Gender Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar hal. 71-72.
Implikasi dari patriarki tersebut menyebabkan beberapa manifestasi ketidakadilan gender yaitu :
• Perbedaan dan pembagian gender yang mengakibatkan, termanifertasi dalam posisi subordinasi kaum perempuan dihadapan laki-laki. Subordinasi
ini berkaitan dengan politik terutama menyangkut soal proses pengambilan keputusan dan pengendalian kekuasaan. Meskipun jumlah penduduk dunia,
perempuan seimbang dengan penduduk laki-laki. Subordinasi tersebut tidak saja secara khusus terdapat dalam birokrasi pemerintahan, masyarakat atau
di masing-masing rumah tangga, tetapi juga secara global. • Secara ekonomis, perbedaan dan pembagian gender juga melahirkan proses
marginalisasi perempuan. Proses marginalisasi perempuan terjadi dalam kultur, birokrasi maupun program-program pembangunan.
• Membentuk penandaan atau Stereotip terhadap kaum perempuan yang berakibat pada penindasan terhadap mereka. Stereotip merupakan satu
bentuk penindasan ideologi dan kultural, yakni pemberian label yang memojokan kaum perempuan sehingga berakibat kepada posisi dan kondisi
kaum perempuan. Misalnya stereotip perempuan sebagai ibu rumah tangga, sangat merugikan mereka. Akibatnya jika mereka hendak aktif dalam
kegiatan yang dianggap sebagai bidang kegiatan laki-laki seperti kegiatan politik, bisnis ataupun di pemerintahan maka dianggap bertentangan atau
tidak sesuai dengan kodrat perempuan. Sedangkan stereotip laki-laki sebagai pencari nafkah mengakibatkan apa saja yang di hasilkan oleh
perempuan dianggap sambilan atau tambahan.
• Membuat kaum perempuan bekerja lebih keras karena berperan ganda yaitu mengurusi pekerjaan rumah dan pekerjaan nya di luar rumah.
• Melahirkan kekerasan dan penyiksaan terhadap kaum perempuan baik secara fisik maupun mental.
31
Partisipasi Politik Perempuan di DPRD
Partisipasi Politik politik perempuan di DPRD adalah ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yang secara langsung mempengaruhi kebijakan
pemerintah.Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik adalah faktor Rasional, emosional, tradisional,Rasional instrumental.
H.6 Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan pengambaran prosedur untuk memasukan unit-unit analisis kedalam kategori-kategori tertentu dari tiap-tiap variabel.
32
a. Variabel Independen Budaya Patriarki yaitu variabel yang sering juga disebut sebagai variabel prediktor ialah ialah variabel yang mempengaruhi
variabel dependen baik secara positif maupun negatif. Budaya patriarki di kabupaten Nias dilihat dari sistem adat dan pola hidup masyarakat
kabupaten Nias. .
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti yaitu:
31
Ibid. hal.147-151.
32
Ibid. hal. 91.
Implikasi dari Budaya patriarki sebagai variabel independen yaitu : • Subordinasi perempuan. Subordinasi ini berkaitan dengan politik
terutama menyangkut soal proses pengambilan keputusan dan pengendalian kekuasaan.
• Marginalisasi perempuan. Proses marginalisasi perempuan terjadi dalam kultur, birokrasi maupun program-program pembangunan.
• Membentuk Stereotip. Stereotip merupakan satu bentuk penindasan ideologi dan kultural, yakni pemberian label yang memojokan kaum
perempuan sehingga berakibat kepada posisi dan kondisi kaum perempuan. Misalnya stereotip perempuan sebagai ibu rumah tangga,
sangat merugikan mereka. Akibatnya jika mereka hendak aktif dalam kegiatan yang dianggap sebagai bidang kegiatan laki-laki seperti
kegiatan politik, bisnis ataupun di pemerintahan maka dianggap bertentangan atau tidak sesuai dengan kodrat perempuan.
• Peran ganda. Budaya patriarki Membuat kaum perempuan bekerja lebih keras karna mempunyai peran ganda yaitu mengurusi pekerjaan
rumah dan pekerjaan nya di luar rumah. • Melahirkan kekerasan. kekerasan dan penyiksaan terhadap kaum
perempuan baik secara fisik maupun mental sangat didukung dan dipengaruhi oleh budaya patriarki yang menjadikan laki-laki dalam
posisi superior.
b. Variabel dependen Partisipasi politik perempuan di DPRD yaitu variabel yang sering juga disebut variabel kriteria criterion variable
adalah variabel yang nilai atau valuenya dipengaruhi oleh nilai variabel lain.
33
Partisipasi politik perempuan di DPRD sebagai variabel dependen dipengaruhi oleh:
• Rasional nilai, yaitu alasan yang didasarkan atas penerimaan secara rasional akan nilai-nilai suatu kelompok.
• Emosional afektif, yaitu alasan yang didasarkan atas kebencian atau sukacita terhadap suatu ide,organisasi, partai atau individu.
• Tradisional, yaitu alasan yang yang didasarkan atas penerimaan norma tingkah laku individu atau tradisi tertentu dari suatu kelompok sosial.
Pada kelompok tertentu tradisi dijunjung tinggi, misalnya kaum laki- laki yang hanya dibolehkan aktif diranah publik,sedangkan perempuan
diharapkan lebih mendominasi ranah domestik, sehingga mempengaruhi pola partisipasi politik mereka.
• Rasional instrumental, yaitu alasan yang didasarkan atas kalkulasi untung rugi secara ekonomi
33
Sukaria Sinulingga. 2011. Metode Penelitian. Medan: USU Press. hal. 73.
Tabel 1.3 Alur Pemikiran
H.7 Teknik Pengumpulan Data
• Penelitian Lapangan Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara sistematik
dan penyebaran kuosioner kepada penduduk perempuan kabupaten Nias berdasarkaran kriteria penelitian.Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder.
a. Data Primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari lapangan melalui: Kuesioner angket, adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian
pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti yang bertujuan memperoleh informasi yang relevan, serta informasi yang
dibutuhkan.
Variabel Independen Budaya Patriarki
1 Subordinasi perempuan
2 Marginalisasi perempuan
3 Membentuk Stereotip
4 Peran Ganda perempuan
5 Melahirkan kekerasan
Variabel Dependen Partisipasi Politik
perempuan
1 Rasional nilai
2 Emosional afektif
3 Tradisionalkultural
4 Rasional instrumental
Wawancara interview, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung dan terbuka kepada
informan atau pihak yang berhubungan dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan dengan penelitian.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh baik yang belum diolah maupun telah diolah, baik dalam bentuk angka maupun uraian yang terdapat dalam
buku,jurnal, surat kabar dan lain sebagainya.
H.8 Pengukuran Variabel Penelitian
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi skala Likert, yaitu dari 1 sampai 4. Adapun penggunaan skala 1 sampai 4 untuk
setiap jawaban responden selanjutnya di bagi kedalam empat kategori yakni : • Sangat Setuju SS diberi skor 4
• Setuju S diberi skor 3 • Tidak Setuju TS diberi skor 2
• Sangat Tidak Setuju STS diberi skor 1
34
I. Teknik Analisa Data
Dalam peneletian ini tekniki analisa data yang dilakukan adalah teknik kuantitatif dengan menggunakan bantuan software SPSS.Untuk menguji
34
Sugiono.2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Hal. 70
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun metode pengujian yang digunakan adalah :
I.1 Analisis Tabel Frekuensi
Analisis tabel frekuensi merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagi variabel kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi.Tabel-tabel frekuensi merupakan langkah awal atau bahan dasar untuk analisi selanjutnya.Tabel frekuensi biasanya memuat dua kolom, terdiri dari
frekuensi dan presentasi untuk setiap kategori.
35
Korelasi product moment adalah istilah yang menyatakan derajat hubungan linear searah bukan timbal balik antara dua variabel atau lebih.
I.2 Korelasi Product Moment
36
35
Nasruddin MN Eddy Marlianto. 2008. Statistika. Medan: USU Press hal. 9.
36
Ibid. hal. 145.
Untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara variabel X Budaya Patriarki dengan variabel Y Partisipasi Politik Perempuan di DPRD, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat yang berskala interval – SPSS menyebutnya scale. Korelasi dapat menghasilkan angka positif + atau negatif -.Jika korelasi
menghasilkan angka positif maka hubungan kedua variabel bersifat searah yang berarti jika variabel bebas besar maka variabel terikatnya juga besar. Jika angka
negatif berarti tidak searah atau mempunyai makna jika variabel bebas besar maka
variabel terikat kecil.Pada korelasi ini kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis dalam SPSS adalah sebagai berikut:
• Tolak HO jika nilai probabilitas yang dihitung probabilitas yang ditetapkan sebesar 0.1 sig.2-
tailed α 0.1. • Terima HO jika nilai probabilitas yang dihitung probabilitas yang
ditetapkan sebesar 0.1 sig.2- tailed α 0.1.
I.3 Uji Asumsi Klasik
• Uji Normalitas Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model
regresi, variabel independen dan dependennya memiliki distribusi normal atau tidak.
Pengertian normal secara sederhana dapat dianalogikan dengan sebuah kelas.Dalam kelas siswa yang bodoh sekali dan pandai sekali jumlahnya hanya
sedikit dan sebagian besar berada pada kategori sedang atau rata-rata.Jika kelas tersebut bodoh semua maka tidak normal, atau sekolah luar biasa.Dan sebaliknya
jika suatu kelas banyak yang pandai maka kelas tersebut tidak normal atau merupakan kelas unggulan.
37
37
Distribusi dikatakan normal jika Pertama, data yang mendekati nilai rata-rata mean jumlahnya terbanyak, setengah data
memiliki nilai lebih kecil dan setengah data memiliki nilai lebih besar.Kedua, data yang memiliki nilai ekstrim terlalu besarterlalu kecil tidak terlalu
http:www.konsultanstatistik.com200903uji-asumsi-klasik.html . Diakses pada 14 Januari 2015 Pukul
15.00 Wib.
banyak. Pengamatan data yang normal akan memberikan nilai ekstrim rendah dan
ekstrim tinggi yang sedikit dan kebanyakan mengumpul di tengah. Jika data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas.
• Uji Heterogenitas Uji heterogenitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi,terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan yang lain. Jika variasi residual dari satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap,
maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas.
I.4 Analisi Regresi Sederhana
Analisi regresi sederhana dilakukan dengan bantuan Sofware SPSS dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat.
38
38
Op.Cit. hal.163.
Model regresi linear sederhana yaitu: Y= a + bx
Keterangan: Y
= Variabel Partisipasi politik perempuan X
= Variabel Budaya patriarki
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
I.5 Koefisien Determinasi
Korelasi determinasi atau digunakan untuk mengetahui bagaimana variasi nilai variabel terikat dipengaruhi oleh variasi nilai variabel bebas.Besarnya
koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1 0 R
2
1.Analisis digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas Budaya patriarki
terhadap variabel terikat Partisipasi Politik perempuan di DPRD.
39
Uji T uji parsial dilakukan untuk melihat secara individual pengaruh secara positif dan signifikan dari variabel bebas variabel yaitu X terhadap
variabel terikat dependen yaitu Y dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan, dengan tingkat keyakinan 90
� = 0,1.
I.6 Pengujian Hipotesis a. Uji T
40
Terima HO Jika n ilai probabilitas sig α 0,1
Kriteria penilaian: Tolak HO jika nilai probabilitas sig
≤ α 0,1
39
Op.Cit. Hal. 73.
40
Cornelius Trihendradi. 2005. Step by Step Analisis Data Statistik. Yogyakarta: Andi Offset. Hal. 134
b. Uji F
Uji F dilakukan untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya.Atau untuk menguji
apakah model regresi telah baik signifikan atau tidak baiknonsignifikan.
41
a. Tolak HO jika probabilitas yang dihitung ≤ probabilitas yang ditetapkan
sebesar 0,1 sig. ≤ α 0.1
Kriteria penerimaan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
b. Terima HO jika nilai probabilitas yang dihitung probabilitas yang ditetapkan sebesar 0,1 sig. α 0,1
J. Sistematika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan dan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka
teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II:
PROFIL KABUPATEN NIAS,DPRD DAN BUDAYA PATRIARKI
41
Ibid. Hal. 135
Bab ini menjelaskan deskripsi singkat mengenai Profil kabupaten Nias,Profil DPRD dan budaya patriarki.
BAB III: PENGARUH BUDAYA PATRIARKI TERHADAP
PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN DI DPRD KABUPATEN NIAS TAHUN 2014
Bab ini berisi penyajian data dan analisis data-data yang diperoleh yang diperoleh dari lapangan mengenai Budaya patriarki dan pengaruhnya terhadap
partisipasi politik perempuan di DPRD BAB IV:
PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data, dan
memberikan saran atas hasil penelitian yang telah diperoleh.
BAB II PROFIL KABUPATEN NIAS,GAMBARAN UMUM PEMILIH,
GAMBARAN UMUM DPRD DAN BUDAYA PATRIARKI
A. GAMBARAN UMUM KABUPATEN NIAS
Kabupaten Nias adalah salah satu daerah kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang berada dalam satu pulau yang disebut pulau Nias. Pulau Nias
mempunyai jarak ± 85 mil laut dari sibolga daerah Propinsi Sumatera Utara.Daerah Kabupaten Nias memiliki pulau-pulau kecil sebanyak 4 buah. Luas
wilayah kabupaten Nias adalah sebesar 980,30 km, 4,88 dari luas wilayah provinsi sumatera utara. Menurut letak geografis, kabupaten nias terletak pada
garis 0 12` - 1
32` Lintang Utara LU dan 97 – 98
Bujur Timur BT dekat dengan garis khatulistiwa dengan batas-batas wilayah :
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kabupaten Nias
Sumber : BPS Kabupaten Nias2014
Keterangan : Warna Merah Jambu merupakan wilayah kabupaten Nias. • Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Kabupaten Nias Utara • Sebelah selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Nias Selatan,
• Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kota Gunungsitoli • Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Kabupaten Nias Barat
42
A.1 Keadaan Topografi Pulau Nias mempunyai kondisi alamtopografi berbukit-bukit sempit dan
terjal serta pegunungan dimana tinggi dari permukaan laut bervariasi antara 0 - 800 m, terdiri dari dataran rendah sampai tanah bergelombang mencapai 24 ,
dari tanah bergelombang sampai tanah berbukit-bukit 28,8 dan dari tanah berbukit sampai pegunungan 51,2 dari keseluruhan luas daratan.
Mengakibatkan adanya 103 sungai yang ditemui hampir diseluruh kecamatan. Dari 165 desakelurahan yang ada di Kabupaten Nias, sebanyak 30 desakelurahan
18 terletak didaerah pantai, dan 135desakelurahan 82 berada didaerah bukan pantaipegunungan.
43
Akibat letak kabupaten Nias dekat dengan garis khatulistiwa, maka curah hujan setiap tahun cukup tinggi. Pada tahun 2013 rata-rata curah hujan mencapai
A.2 Keadaan Iklim
42
Data BPS Kabupaten Nias Tahun 2014.
43
Ibid.
246 mm per bulan dengan banyaknya hari hujan mencapai 262 hari dalam setahun atau rata-rata 22 hari per bulan. Curah hujan yang tinggi setiap tahun
mengakibatkan kondisi alam kabupaten Nias sangat lembab dan basah dengan rata-rata kelembaban 88 dalam setahun.Di samping itu struktur batuan dan
susunan tanah di Kabupaten Nias pada umumnya bersifat labil, mengakibabtkan sering terjadinya patahan pada jalan aspal dan longsor, demikian juga sering
ditemui daerah aliran sungai yang berpindah-pindah.Keadaan iklim kabupaten Nias dipengaruhi oleh Samudera Hindia. Suhu udara dalam satu tahun rata-rata
26,3 C bulan.
44
No
A.3 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah penduduk kabupaten Nias tahun 2014 adalah 133.388 jiwa dengan
kepadatan penduduk 133.07 jiwakm
2
.Sex ratio Kabupaten Nias adalah sebesar 95,05 artinya jika ada 10.000 perempuan maka ada 9.505 laki-laki di Kabupaten
Nias. Penduduk Kabupaten Nias yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan baik anak-anak maupun orang dewasa. Dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Jiwa
Persentase
1 2
Laki-Laki Perempuan
64.885 68.503
48,64 51,36
Total 133.388
100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias2014
44
Ibid.
Pada tabel 2.1 dijelaskan bahwa penduduk yang berjenis kelamin perempuan yaitu 68.503 jiwa 51,36 lebih banyak dari pada penduduk berjenis
kelamin laki-laki yang berjumlah 64.885 jiwa 48,64. A.4 Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa
Penduduk Kabupaten Nias berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2014 menurut suku bangsa dapat kita lihat pada tabel 2.2 dibawah ini :
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa
No Suku Bangsa
Jumlah Jiwa Persentase
1 2
3 4
Suku Nias Suku Minang
Suku Batak Suku Lainya
128.719 3.201
1.066 402
96.5 2,4
0.8 0.3
Total
133.388
100
Sumber: BPS Kabupaten Nias 2014
Dari tabel 2.2 jelas bahwa penduduk mayoritas kabupaten Nias berasal dari suku Nias yaitu sebesar 128.719 jiwa 96,5 diikuti oleh suku lainnya seperti suku
Minang sebanyak 3.201 2.4 jiwa suku Batak sebanyak 1.066 jiwa 0.8 Karo, Simalungun, Toba, Madina, dan Pakpak; dan 402 jiwa 0,3 dari suku-suku
lainnya.
A.4 Penduduk Berdasarkan Pendidikan Pendidikan merupakan sarana untuk mengembangkan kemampuan dan
kepribadian.Baik secara formal maupun informal. Kabupaten Nias yang memiliki
jumlah penduduk sekitar 133.388 jiwa dapat dilihat pada tabel 2.2 berdasarkan tingkat pendidikan berikut ini :
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
No Tingkat Pendidikan
Jumlahjiwa Persentase
1 Tidak Tamat SD
19.074 14.3
2 SD
34.281 25.7
3 SMP
43.885 32.9
4 SLTASMK
24.810 18.6
5 AkademiD3
6.269 4.7
6 Sarjana
5.069 3.8
Total 133.388
100
Sumber:BPS Kabupaten Nias 2014
Pada tabel 2.3 terlihat bahwa mayoritas penduduk Kabupaten Nias telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama sebanyak
38.148 jiwa 28.6, disusul tamat SD sebanyak jiwa 34.281 25.7, Kemudian tamat SLTA sebanyak 24.810 jiwa 18.6, dan diikuti setara Akademi DID3
sebanyak 6.269 jiwa 4.7 dan terakhir adalah Sarjana sebanyak 5.069 jiwa 3.8 .
A.5 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Mata pencaharian adalah sumber utama dalam menunjang kebutuhan hidup sehari-hari. Untuk melihat mata pencaharian penduduk di kabupaten Nias
dapat dilihat pada tabel 2.3 sebagai berikut:
Tabel 2.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No. Mata Pencaharian
Jumlah Jiwa Persentase
1 2
3 4
5 Karyawan swastaBuruh Tani
Wiraswastapedagang PNS
Sekolah Tidakbelum Bekerja
58.290 4.546
3.014 10.338
57.200 43.7
3.4 2.2
7.8 42. 9
Total 133.388
100
Sumber: BPS Kabupaten Nias Tahun 2014
A.5 Penduduk berdasarkan Agama Penduduk kabupaten Nias berdasarkan agama yang dianutnya dapat dilihat
pada tabel 2.5 berikut ini.
Tabel.2.5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama No
Agama Jumlah Jiwa
Persentase
1 2
3 Protestan
Katolik Islam
108.711 21.475
3.202 81. 5
16.1 2.4
Total 133.388
100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias
Dari tabel 2.5 di atas dijelaskan bahwa mayoritas penduduk di kabupaten Nias memeluk agama Kristen Protestan dengan jumlah 108.711 jiwa dengan
persentase 81.5 kemudian disusul dengan Katolik sebesar 21.457 jiwa dengan
persentase 16.1 dan terakhir adalah Islam sebesar 3.202 jiwa dengan persentase 2.2. Adapun data dari BPS kabupaten Nias tentang jumlah jumlah
rumah ibadah pada tahun 2013 adalah sebanyak 740 unit, dengan rincian yaitu mesjid 9 unit, gereja protestan 625 unit, dan 105 unit gereja katolik yang tersebar
diseluruh kecamatan di kabupaten Nias.
B. Gambaran Umum Pemilih pada Pemilihan legislatif 2014