BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identifikasi Objek di Lapangan
Pengamatan lapangan dilakukan di 3 tiga kabupaten, yaitu : Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur. Titik pengamatan sebanyak
178 seratus tujuh puluh delapan titik dan diperoleh sebanyak 27 dua puluh tujuh objek tutupan lahan yang rinciannya, sebagai berikut :
Tabel 4 Objek-objek tutupan lahan di lapangan
No. Objek tutupan lahan Jumlah titik yang ditemukan Foto
1. Landasan
udara 1
2.
Sungai 1
3.
Waduk 1
4.
Danau 1
Tabel 4 Lanjutan
No. Objek tutupan lahan Jumlah titik yang ditemukan Foto
5. Hutan
Pinus 6
6.
Hutan Rasamala
1 7.
Hutan Agathis
1 8.
Kebun campuran
45 9.
Lahan terbuka
1 10.
Lapangan golf
2
Tabel 4 Lanjutan
No. Objek tutupan lahan Jumlah titik yang ditemukan Foto
11. Pemukiman
34 12.
Perkebunan cokelat
1 13.
Perkebunan karet
2 14.
Perkebunan sawit
muda 2
15.
Perkebunan sawit
tua 3
16.
Perkebunan teh
6
Tabel 4 Lanjutan
No. Objek tutupan lahan Jumlah titik yang ditemukan Foto
17. Pertanian lahan kering
12 18.
Tanaman kelapa-pisang
1 19.
Tanaman singkong
4 20.
Tanaman pisang
1 21.
Tanaman kacang panjang 2
22.
Tanaman jagung
1
Tabel 4 Lanjutan
No. Objek tutupan lahan Jumlah titik yang ditemukan Foto
23. Tanaman kacang panjang-singkong
1 24.
Sawah diolahbaru tanam 18
25.
Sawah vegetatif
19 26.
Sawah siap
panen 4 27.
Sawah pasca panensawah bera 7
Jumlah titik pengamatan 178
5.2 Nilai Digital Digital Number dan Analisis Diskriminan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 m dan Citra LADSAT Resolusi 30 m
Berdasarkan evaluasi grafis terhadap nilai kecerahan brightness value data citra ALOS PALSAR dari 27 jenis tutupan lahan yang ditemukan di
lapangan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa nilai kecerahan atau nilai digital band HH lebih tinggi daripada band HV di setiap kelas tutupan lahan pada citra
ALOS PALSAR resolusi 50 m. Sedangkan pada citra LANDSAT TM digunakan band 5, band 4, dan band 3 karena memiliki tingkat kecerahan yang tinggi dan
umumnya kombinasi band ini digunakan dalam bidang kehutanan. Nilai digital rata-rata band yang paling tinggi adalah band 4, kemudian band 5, dan yang
paling kecil adalah band 3. Gambar 5 menunjukkan perbandingan nilai digital HH dan HV pada citra ALOS PALSAR, sedangkan Gambar 6 menunjukkan
perbandingan nilai digital pada band 5, band 4, dan band 3 pada citra LANDSAT. Secara visual, variasi nilai kecerahan pada citra ALOS PALSAR cukup besar. Hal
ini disebabkan karena resolusi radiometrik pada citra ALOS PALSAR adalah sebesar 16 bit rentang DN dari 0 sampai 65536. Artinya variasi informasi yang
diberikan citra ALOS PALSAR lebih tinggi dibandingkan citra LANDSAT yang hanya mempunyai resolusi radiometrik 8 bit rentang DN 0 sampai 255.
Kisaran nilai digital digital number atau nilai kecerahan brightness value
tersebut menunjukkan keterpisahan antar kelas. Pengklasifikasian atau pengelompokkan berdasarkan nilai digital band HH dan HV pada citra ALOS
PALSAR dan band 5, band 4, dan band 3 pada citra LANDSAT ini dilakukan dengan metode analisis diskriminan dengan syarat terdapat minimal dua kali
pengulangan disetiap obyek tutupan lahan yang akan dianalisis.
Gambar 5. Nilai digital Citra ALOS PALSAR.
Gambar 6. Nilai digital Citra LANDSAT.
Analisis diskriminan adalah analisis multi variat yang diterapkan untuk membuat model hubungan antara satu variabel respon yang bersifat kategori
dengan satu atau lebih variabel prediktor yang bersifat kuantitatif. Analisis diskriminan bertujuan untuk mengklasifikasikan suatu individu atau objek ke
dalam kelompok yang saling bebas mutually exclusivedisjoint dan menyeluruh exhaustive berdasarkan sejumlah variabel penjelas Rosy 2009. Dari hasil
pengamatan lapang yang dapat dilihat pada Tabel 4, tutupan lahan yang tidak mengalami pengulangan, yaitu : waduk, sungai, danau, landasan udara, hutan
tanaman agathis, hutan tanaman rasamala, lahan terbuka, perkebunan cokelat, kebun kelapa-pisang, kebun jagung, tanaman pisang, dan kebun kacang panjang-
singkong. Waduk, danau, dan sungai dapat dikelompokkan menjadi badan air sedangkan hutan tanaman agathis dan hutan tanaman rasamala dikelompokkan
menjadi hutan tanaman. Perkebunan cokelat, tanaman pisang, kebun kelapa- pisang, kebun jagung, dan kebun kacang panjang-singkong dikelompokkan ke
dalam kelas pertanian lahan kering. Dua objek yang tersisa adalah landasan udara dan lahan terbuka yang tidak dapat dikelompokkan berdasarkan penggunaan
lahannya sehingga kedua objek tersebut dapat diabaikan. Untuk analisis diskriminan jumlah kelas yang diperoleh sebanyak 17 kelas
dari 27 objek tutupan lahan yang ditemui di lapangan. Pada proses analisis diskriminan yang pertama setelah dikurangi dengan landasan udara dan lahan
terbuka, maka nilai proportion correct yang dihasilkan citra ALOS PALSAR sebesar 14, 2 dengan N correct sebanyak 25 objek. Sedangkan nilai proportion
correct yang dihasilkan citra LANDSAT sebesar 30,1 dengan N correct
sebanyak 53 objek. Hal ini menjelaskan bahwa pada citra ALOS PALSAR hanya 25 objek saja dari 176 titik pengamatan yang diklasifikasi dengan benar,
sedangkan pada citra LANDSAT sebanyak 53 objek. Hasil yang didapat pada citra ALOS resolusi 50 m dan juga citra LANDSAT resolusi 30 m masih
termasuk rendah, sehingga diperlukan pengelompokan kembali. Pada proses analisis diskriminan yang kedua, dilakukan proses
pengelompokan ulang pada citra ALOS PALSAR dan citra LANDSAT, yaitu: me-regroup hutan pinus menjadi hutan tanaman, perkebunan sawit muda dan
perkebunan sawit tua menjadi perkebunan sawit, sehingga diperoleh 15 kelas dari
hasil pengelompokan ulang. Nilai proportion correct yang dihasilkan citra ALOS PALSAR sebesar 15,9 dengan N correct sebanyak 28 objek, sedangkan nilai
proportion correct yang dihasilkan citra LANDSAT sebesar 26,7 dengan N
correct sebanyak 47 objek. Terjadi peningkatan proportion correct pada citra
ALOS PALSAR, namun pada citra LANDSAT mengalami penurunan nilai proportion correct.
Nilai analisis diskriminan yang kedua juga masih tergolong rendah sehingga harus dilakukan pengelompokan kembali.
Pada proses analisis diskriminan yang ketiga, dari 15 kelas kemudian di- regroup
menjadi 12 kelas dengan menggabungkan perkebunan teh, kebun singkong dan kebun kacang panjang menjadi kelas pertanian lahan kering. Citra
ALOS PALSAR diperoleh nilai proportion correct sebesar 22,2, sedangkan pada citra LANDSAT nilai proportion correct yang dihasilkan sebesar 33,5.
Meskipun proportion correct yang dihasilkan dari kedua citra meningkat, namun masih termasuk rendah untuk analisis diskriminan, sehingga pengelompokan
kembali masih harus dilakukan. Pada proses analisis diskriminan yang keempat diperoleh 9 kelas dari 15
kelas sebelumnya dengan menggabungkan sawah diolahbaru tanam, sawah vegetatif, sawah siap panen dan sawah bera menjadi kelas sawah. Citra ALOS
PALSAR diperoleh nilai proportion correct sebesar 28,4, sedangkan pada citra LANDSAT nilai proportion correct yang dihasilkan sebesar 39,8. Artinya pada
citra ALOS PALSAR terdapat 50 objek yang diklasifikasikan dengan benar, sedangkan pada citra LANDSAT sebanyak 70 objek. Nilai proportion correct
yang dihasilkan cukup meningkat, meskipun demikian perlu dilakukan pengkelasan kembali karena masih ada kelas yang memiliki kemiripan nilai
digital dengan kelas lainnya. Pada proses analisis diskriminan yang kelima, dari 9 kelas kemudian di-
regroup menjadi 7 kelas dengan menggabungkan hutan tanaman, kebun
campuran, dan perkebunan karet menjadi kelas vegetasi pohon. Citra ALOS PALSAR diperoleh nilai proportion correct sebesar 38,1 sedangkan pada citra
LANDSAT nilai proportion correct yang dihasilkan sebesar 55,1.
Dilihat dari nilai proportion correct yang dihasilkan dari kedua citra, analisis diskriminan yang kelima ini masih tergolong rendah, maka dilakukan
pengelompokan keenam. Pada proses analisis diskriminan yang keenam, proses regroup dilakukan
pada lapangan golfpadang rumput dikelompokkan menjadi pertanian lahan kering sehingga dengan dilakukannya proses penggabungan terakhir ini diperoleh 6 kelas
pentupan lahan. Pada citra ALOS PALSAR diperoleh nilai proportion correct diperoleh sebesar 38,6 dengan pengklasifikasian objek yang benar sebanyak 68
objek dari 176 titik. Sedangkan pada citra LANDSAT nilai proportion correct yang dihasilkan sebesar 54,5 menurun dari hasil analisis sebelumnya dengan
pengklasifikasian objek yang benar sebanyak 96 objek dari 176 titik. Dapat dilihat
berdasarkan hasil pengelompokan 6 objek yang didapatkan, keenam objek tersebut sudah tidak dapat digabungkan lagi menjadi kelas yang sama karena
jenis tutupan lahannya yang sangat berbeda dan nilai tersebut belum cukup tinggi tetapi cukup menyatakan keterwakilan tiap kelas.
Dari hasil analisis diskriminan di atas, dapat dilihat bahwa dengan jumlah titik 176 yang dimasukkan pada analisis diskriminan dengan 2 titik yang
diabaikan, yaitu: landasan udara dan lahan terbuka yang tidak mengalami pengulangan serta tidak dapat digabungkan dengan obyek lainnya dan citra
LANDSAT resolusi 30 m memiliki nilai proportion correct lebih tinggi daripada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m. Hal ini menunjukkan citra LANDSAT
resolusi 30 m memiliki tingkat kecocokan lebih tinggi dibandingkan dengan citra ALOS PALSAR dalam pengelompokan tutupan lahan ke dalam 6 kelas, yaitu:
badan air, vegetasi pohon, perkebunan sawit, pemukiman, pertanian lahan kering, dan sawah.
Pertanian lahan kering Tabel 5 Prosesalur regroup pada analisis diskriminan
Tutupan lahan Regroup-1
Regroup-2 Regroup-3
Landasan udara
Sungai Waduk
Badan air Badan air
Badan air Danau
Hutan Pinus Hutan Pinus
Hutan tanaman Hutan tanaman
Hutan Rasamala Hutan tanaman
Hutan Agathis
Kebun campuran Kebun campuran
Kebun campuran Kebun campuran
Lahan terbuka
Pemukiman Pemukiman
Pemukiman Pemukiman
Perkebunan karet
Perkebunan karet Perkebunan karet
Perkebunan karet Perkebunan
sawit muda
Perkebunan sawit
muda Perkebunan sawit
Perkebunan sawit Perkebunan sawit tua
Perkebunan sawit tua Lapangan
golf Lapangan
golf Lapangan golf
Lapangan golf Perkebunan
teh Perkebunan
teh Perkebunan teh
Perkebunan cokelat Pertanian lahan kering
Tanaman kelapa-pisang
Tanaman jagung
Tanaman kacang panjang-singkong Pertanian lahan kering
Pertanian lahan kering Tanaman pisang
Tanaman singkong-jagung
Tanaman kacang
panjang-singkong Tanaman singkong
Tanaman singkong Tanaman singkong
Tanaman kacang panjang Tanaman kacang panjang
Tanaman kacang panjang Sawah diolahbaru tanam
Sawah diolahbaru tanam Sawah diolahbaru tanam
Sawah diolahbaru tanam Sawah
vegetatif Sawah
vegetatif Sawah vegetatif
Sawah vegetatif Sawah siap panen
Sawah siap panen Sawah siap panen
Sawah siap panen Sawah pasca panensawah bera
Sawah pasca panensawah bera Sawah pasca panensawah bera Sawah pasca panensawah bera
44
Pertanian lahan kering Perkebunan sawit
Sawah Sawah
Vegetasi pohon Vegetasi pohon
Perkebunan sawit
Pertanian lahan kering
Sawah
Tabel 5 Lanjutan Regroup-3
Regroup-4 Regroup-5
Regroup-6 Badan air
Badan air Badan air
Badan air Hutan
tanaman Hutan
tanaman Kebun campuran
Kebun campuran Perkebunan karet
Perkebunan karet Perkebunan sawit
Perkebunan sawit Pemukiman
Pemukiman Pemukiman Pemukiman
Lapangan golf Lapangan golf
Lapangan golf Pertanian lahan kering
Pertanian lahan kering Sawah diolahbaru tanam
Sawah vegetatif Sawah siap panen
Sawah pasca panensawah bera
45
Tabel 6 Nilai diskriminan Regroup
ke- ALOS PALSAR
LANDSAT 1 Jumlah
kelas N Correct
Proportion Correct 17 17
25 53 0,142 0,301
2 Jumlah kelas
N Correct Proportion Correct
15 15 28 47
0,159 0,267 3 Jumlah
kelas N Correct
Proportion Correct 12 12
39 59 0,222 0,335
4 Jumlah kelas
N Correct Proportion Correct
9 9 50 70
0,284 0,398 5 Jumlah
kelas N Correct
Proportion Correct 7 7
67 97 0,381 0,551
6 Jumlah kelas
N Correct Proportion Correct
6 6 68 96
0,386 0,545
5.3 Analisis Perbandingan Penafsiran Visual Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 m dan Citra LANDSAT Resolusi 30 m
Analisis visual merupakan kegiatan mengamati citra secara visual dengan tujuan untuk mengindentifikasi obyek. Pengidentifikasian objek pada citra ini
dilakukan dengan melihat karakterisitik atau atribut masing-masing objek yang disebut dengan elemen interpretasi citra. Ada beberapa objek tutupan lahan yang
memiliki warna yang sama sehingga untuk dapat mengidentikasi tutupan lahan tersebut harus melihat elemen yang lain juga. Elemen-elemen interpretasi yang
digunakan, yaitu : tone warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, site lokasi, dan asosiasi. Dalam melakukan interpretasi citra, pengaturan band citra merupakan
langkah yang sangat penting dalam mencirikan kenampakan obyek berdasarkan warna dan rona sebagai unsur dasar interpretasi.
Menurut penelitian Bainnaura 2010, band HH-HV-HHHV pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m merupakan band terbaik yang dapat menampilkan
variasi informasi lebih banyak. Sedangkan pada citra LANDSAT resolusi 30 m untuk menghasilkan citra yang memiliki tampilan visual lebih jelas membutuhkan
kombinasi 3 band sebagai kanal merah, hijau, dan biru. Menurut Martono 2010, band 5-4-3 pada citra LANDSAT resolusi 30 m
merupakan tampilan terbaik secara visual dengan kelebihan mudah membedakan obyek bervegetasi dan non vegetasi serta obyek yang mempunyai kandungan air
atau kelembaban tinggi. Oleh karena itu, analisis visual ini dilakukan dengan menggunakan band HH-HV-HHHV pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m
dan pada citra LANDSAT resolusi 30 m menggunakan band 5-4-3 dalam format Red, Green, Blue
.
Data titik hasil pengamatan di lapangan di-
overlay pada citra ALOS
PALSAR resolusi 50 m dan pada citra LANDSAT resolusi 30 m. Penafsiran awal yang dilakukan pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m terdapat 12 kelas
tutupan lahan, yaitu : hutan lahan kering, hutan tanaman, perkebunan karet, perkebunan sawit, pemukiman, pertanian lahan kering, sawah, kebun campuran,
semak belukar, landasan udara, perkebunan teh, dan badan air. Setelah didapatkan hasil dari lapangan, jumlah kelas bertambah 2 kelas tutupan lahan yaitu lahan
terbuka dan padang rumputlapangan golf. Sedangkan pada citra LANDSAT resolusi 30 m, objek tersebut dapat terlihat jelas sehingga pada penafsiran awal
citra telah terindentifikasi sebanyak 18 kelas tutupan lahan, yaitu : hutan lahan kering, hutan tanaman, perkebunan karet, perkebunan sawit, pemukiman,
pertanian lahan kering, kebun campuran, semak belukar, landasan udara, perkebunan teh, badan air, lahan terbuka, padang rumputlapangan golf, sawah
diolahbaru tanam, sawah vegetatif-siap panen, dan sawah bera ditambah dengan awan dan bayangan awannya. Hasil interpretasi ini kemudian di-overlay pada citra
LANDSAT resolusi 30 m. Pada citra LANDSAT resolusi 30 m ini, ada beberapa wilayah yang tertutup oleh objek awan dan bayangannya sehingga sulit untuk
mengidentifikasi objek yang ada di bawahnya. Citra LANDSAT merupakan citra yang dipengaruhi oleh cuaca sehingga
seringkali membuat informasi terbaru di bawah awan atau asap menjadi tidak tersedia. Berbeda dengan citra ALOS PALSAR, citra ini memiliki kemampuan
untuk melakukan perekaman pada segala cuaca, baik pada siang hari maupun malam hari, serta mampu mengatasi kendala tutupan awan dan asap.
Landasan udara merupakan sebuah fasilitas pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Pada citra ALOS PALSAR, landasan udara memiliki warna
biru dengan ciri pola yang teratur dan bentuknya kotak memanjang serta dari tone dan teksturnya yang halus sehingga mudah diidentifikasi. Tipe tutupan lahan yang
menyerupai dengan landasan udara berdasarkan elemen tonewarnanya adalah badan air, sawah, rumput dan tambak. Sedangkan pada citra LANDSAT, landasan
udara berwarna kuning dan secara visual tonewarnanya sama dengan lapangan golfpadang rumput. Gambar 7 merupakan contoh tampilan badan air dan padang
rumput pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan citra LANDSAT resolusi 30 m.
Keterangan : : Landasan udara
: Padang rumputlapangan golf Gambar 7a : Citra ALOS PALSAR resolusi 50 m.
Gambar 7b : Citra LANDSAT resolusi 30 m.
Padang rumput merupakan areal yang didominasi oleh rumput dan atau padang alang-alang, terkadang sedikit semak atau pohon. Padang rumput sulit
diidentifikasi pada citra ALOS PALSAR jika hanya dilihat berdasarkan elemen warna saja. Elemen lain juga harus diperhatikan seperti bentuknya yang teratur
dan ukurannya yang kecil, serta lokasi dan asosiasinya yang dekat dengan pemukiman. Pada citra ALOS PALSAR, tipe tutupan lahan yang menyerupai
padang rumput berdasarkan elemen tonewarnanya yang biru, yaitu : landasan udara, badan air, tambak dan sawah. Sedangkan pada citra LANDSAT,
tone warna padang rumput menyerupai tone landasan udara, ukurannya sangat
kecil, hampir tidak terlihat di citra sehingga sulit sekali diidentifikasi. Gambar 7 merupakan contoh tampilan padang rumput pada citra ALOS PALSAR resolusi
50 m dan citra LANDSAT resolusi 30 m. Badan air pada citra ALOS PALSAR dan citra LANDSAT memiliki
warna biru dengan tekstur halus, dalam ukuran yang besar untuk laut, serta bentuknya yang memanjang dan berliku-liku untuk sungai, badan air mudah
sekali diidentifikasi secara visual di citra. Gambar 8 merupakan contoh tampilan badan air pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan citra LANDSAT resolusi
30 m.
a b
Skala 1 : 50.000 Gambar 7
b
a b
Skala : 1 : 50.000 Gambar 8
Keterangan : Gambar 8a : Badan air pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m.
Gambar 8b : Badan air pada citra LANDSAT resolusi 30 m.
Hutan tanaman merupakan areal yang bervegetasi pepohonan yang ditanami secara sengaja dengan jenis tertentu yang tumbuh pada areal basah
maupun kering. Selain dari warnanya yang berwarna kuning kehijauan pada citra ALOS PALSAR, dibutuhkan elemen lain dalam menginterpretasi hutan tanaman
seperti teksturnya yang sedikit lebih halus dari hutan lahan kering dan bentuknya yang teratur. Pada citra ALOS PALSAR, tipe tutupan lahan yang menyerupai
hutan tanaman berdasarkan elemen tonewarna adalah hutan lahan kering. Sedangkan pada citra LANDSAT, hutan tanaman terlihat dengan pola tanam yang
teratur pada daerah datar, dan untuk area bergelombang terlihat warna citra yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya. Gambar 9 merupakan contoh tampilan
hutan tanaman pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan citra LANDSAT resolusi 30 m.
Skala : 1 : 50.000 Gambar 9
Keterangan : Gambar 9a : Hutan tanaman pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m.
Gambar 9b : Hutan tanaman pada citra LANDSAT resolusi 30 m. a
a b
Kebun campuran merupakan seluruh kawasan yang ditanami tanaman tahunan dan dengan tanaman beranekaragam jenis. Warnanya beragam karena
memiliki komposisi jenis, umur, jarak tanaman dan ukuran tinggi dan diameter yang beragam. Pada citra ALOS PALSAR kebun campuran dapat diidentifikasi
dari warnanya yang hijau bercampur kuning. Selain itu, teksturnya yang kasar juga membantu dalam mengenali kebun campuran pada citra. Sedangkan pada
citra LANDSAT, tonewarnanya menyerupai pertanian lahan kering sehingga butuh elemen lain agar dapat menginterpretasi kebun campuran seperti dengan
melihat polanya yang tidak teratur dan teksturnya yang kasar. Biasanya kebun campuran beraksesibilitas tinggi karena dekat dengan pemukiman, sehingga
jaringan jalan di sekitar obyek ini lebih rapat dan teratur. Gambar 10 merupakan contoh tampilan kebun campuran pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan
citra LANDSAT resolusi 30 m.
Skala : 1 : 75.000 Gambar 10
Keterangan : Gambar 10a : Kebun campuran pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m.
Gambar 10b : Kebun campuran pada citra LANDSAT resolusi 30 m.
Pertanian lahan kering merupakan semua aktivitas pertanian di lahan kering yang tidak membutuhkan air dalam jumlah banyak untuk berproduksi.
Pada citra ALOS PALSAR, tipe tutupan lahan yang menyerupai pertanian lahan kering berdasarkan elemennya tonewarna untuk di daerah pegunungan adalah
sawah. Pertanian lahan kering sulit dideliniasi karena bercampur dengan objek lain. Elemen interpretasi pada pertanian lahan kering tidak konsisten di tempat
yang berbeda. Selain itu, untuk pertanian lahan kering yang didominasi singkong mempunyai tampilan yang menyerupai perkebunan kelapa sawit. Sedangkan pada
citra LANDSAT, semua jenis pertanian di lahan kering berselang-seling atau
b a
bercampur dengan semak, belukar, dan bekas tebangan sehingga sulit untuk diidentifikasi. Pertanian lahan kering yang berukuran kecil atau berasosiasi
dengan kebun campuran dan sawah sulit dikenali dan dibedakan dengan tutupan lahan lainnya berdasarkan elemennya tanpa mengetahui tipe tutupan lahan di area
studi. Gambar 11 merupakan contoh tampilan pertanian lahan kering pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan citra LANDSAT resolusi 30 m.
Skala : 1 : 75.000 Gambar 11
Keterangan : Gambar 11a : Pertanian lahan kering pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m.
Gambar 11b : Pertanian lahan kering pada citra LANDSAT resolusi 30 m.
Pemukiman merupakan kawasan yang didominasi lingkungan hunian baik berupa kawasan perkotaan, pertokoan maupun pedesaan, yang memperlihatkan
pola alur yang teratur dengan penataan tanah dan ruang, sarana dan prasarana lingkungan yang terstruktur. Pada pemukiman desa biasanya kenampakan
vegetasi masih banyak terlihat. Pada citra ALOS PALSAR, pemukiman berwarna pink,
kuning, putih, hijau dan kombinasi di antara warna-warna tersebut. Pemukiman pedesaan vegetasi khususnya pohon masih cukup rapat sehingga
kenampakan didominasi warna hijau. Sedangkan pada citra LANDSAT, pemukiman masih dapat terlihat jelas dengan tonewarna merah tua. Biasanya
mudah diidentifikasi dengan melihat bentuk‐bentuk geometri sederhana yang merupakan tanda adanya kegiatan atau campur tangan manusia serta adanya
jaringan jalan di sekitar obyek yang lebih rapat dan teratur. Gambar 12 merupakan contoh tampilan pemukiman pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan citra
LANDSAT resolusi 30 m.
a b
a
b Skala : 1 : 75.000
Gambar 12 Keterangan :
Gambar 12a : Pemukiman pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m. Gambar 12b : Pemukiman pada citra LANDSAT resolusi 30 m.
Perkebunan karet merupakan seluruh area yang ditanami tanaman karet yang dikelola dengan pola tanaman tertentu. Untuk area yang luasannya lebih
kecil dari 2 ha sulit diidentifikasi, khususnya karet rakyat yang ditanam tidak serempak tidak seumur. Pada citra ALOS PALSAR, perkebunan karet memiliki
tone warna biru karet muda sampai ke hijau kekuningan karet tua dengan pola
yang teratur. Selain melihat elemen warna dan pola, teksturnya yang halus juga sangat membantu dalam proses identifikasi. Sedangkan pada citra LANDSAT,
perkebunan karet memiliki warna hijau army dan tekstur yang halus. Mudah dilakukan identifikasi perkebunan karet pada citra LANDSAT dilihat dari segi
elemen warna, pola, dan teksturnya saja. Gambar 13 merupakan contoh tampilan perkebunan karet pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan citra LANDSAT
resolusi 30 m.
Skala : 1 : 50.000 Gambar 13
Keterangan : Gambar 13a : Perkebunan karet pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m.
Gambar 13b : Perkebunan karet citra LANDSAT resolusi 30 m.
b a
Perkebunan sawit merupakan seluruh area yang ditanami tanaman sawit yang dikelola dengan pola tanaman tertentu. Pada citra ALOS PALSAR,
tone warna tutupan lahan perkebunan sawit memiliki warna ungu yang khas,
tetapi perlu hati‐hati dalam mengidentifikasi tipe tutupan lahan ini karena memiliki tampilan warna yang sama dengan pertanian lahan kering. Elemen lain
yang perlu diperhatikan adalah polanya yang teratur dan ukurannya yang luas yang dapat memudahkan dalam melakukan proses identifikasi. Sedangkan pada
citra LANDSAT, perkebunan sawit memiliki warna hijau muda dengan tone terang, tekstur halus, dan pola yang teratur. Gambar 14 merupakan contoh
tampilan perkebunan sawit pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan citra
LANDSAT resolusi 30 m.
Skala : 1 : 50.000 Gambar 14
Keterangan : Gambar 14a : Perkebunan sawit pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m.
Gambar 14b : Perkebunan sawit pada citra LANDSAT resolusi 30 m.
Sawah merupakan areal yang ditutupi oleh tanaman padi dan biasanya disebut sebagai pertanian lahan basah yang dicirikan oleh pola pematang atau
irigasi. Pada citra ALOS PALSAR, sawah memiliki tonewarna biru, biru kehijauan dan biru keunguan. Namun pada daerah Jawa, sawah sangat sulit
dibedakan dengan pertanian lahan kering dikarenakan lahan pertanian di Pulau Jawa sangat intensif sehingga sawah sering berganti menjadi pertanian lahan
kering. Sedangkan pada citra LANDSAT, sawah mudah diidentifikasi berdasarkan elemen warna dan teksturnya yang halus. Sawah diolahbaru tanam,
sawah vegetatif-siap panen, serta sawah bera dapat dibedakan dalam citra LANDSAT. Gambar 15 merupakan contoh tampilan sawah pada citra ALOS
PALSAR resolusi 50 m dan citra LANDSAT resolusi 30 m.
a b
c d
Skala : 1 : 75.000 Gambar 15
Keterangan : Gambar 15a : Sawah pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m.
Gambar 15b : Sawah diolahbaru tanam pada citra LANDSAT resolusi 30 m. Gambar 15c : Sawah vegetatif-siap panen pada citra LANDSAT resolusi 30 m.
Gambar 15d : Sawah bera pada citra LANDSAT resolusi 30 m.
Hutan lahan kering merupakan area yang ditutupi oleh vegetasi pepohonan yang tumbuh secara alami pada lahan yang tidak tergenang air. Pada citra ALOS
PALSAR, warna yang dimiliki oleh hutan lahan kering adalah hijau dan hijau kekuningan dengan tekstur yang halus, karena hutan lahan kering memiliki strata
yang tidak berbeda jauh antara satu pohon dengan pohon yang lainnya. Sedangkan pada citra LANDSAT, hutan lahan kering berwarna hijau gelap dengan tekstur
yang halus. Untuk membedakan hutan lahan kering dengan hutan tanaman, elemen lain seperti asosiasi juga sangat membantu dalam pengidentifikasian
obyek karena aksesnya yang sulit dan tidak tersedianya jaringan jalan. Gambar 16 merupakan contoh tampilan hutan lahan kering pada citra ALOS PALSAR
resolusi 50 m dan citra LANDSAT resolusi 30 m.
a b
a b
Skala : 1 : 200.000 Gambar 16
Keterangan : Gambar 16a : Hutan lahan kering pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m.
Gambar 16b : Hutan lahan kering pada citra LANDSAT resolusi 30 m.
Lahan terbuka merupakan seluruh kenampakan lahan tanpa atau sedikit vegetasiterbuka termasuk di antaranya batuan puncak gunung, kawah vulkanik,
gosong pasir, pasir pantai, lahan terbuka bekas kebakaran, lahan bekas tambang, dan lahan terbuka untuk persiapan pembukaan lahan. Pada citra ALOS PALSAR
tipe tutupan lahan yang menyerupai lahan terbuka berdasarkan elemen warnanya adalah badan air, landasan udara, tambak, semak belukar, sawah, pertanian lahan
kering, dan padang rumput. Tutupan lahan ini sangat sulit dibedakan sehingga harus dilakukan survey lapangan langsung. Sedangkan pada citra LANDSAT,
lahan terbuka berwarna merah sampai dengan pink. Lahan terbuka hampir serupa dengan pemukiman. Untuk dapat mengidentifikasi obyek tersebut, bentuknya
yang teratur dan juga teksturnya yang halus dapat membantu mengenali obyek lahan terbuka ini. Gambar 17 merupakan contoh tampilan lahan terbuka pada citra
ALOS PALSAR resolusi 50 m dan citra LANDSAT resolusi 30 m.
Skala : 1 : 75.000 Gambar 17
Keterangan : Gambar 17a : Lahan terbuka pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m.
Gambar 17b : Lahan terbuka pada citra LANDSAT resolusi 30 m.
Perkebunan teh merupakan seluruh area yang ditanami tanaman teh yang dikelola dengan pola tanaman tertentu. Pada citra ALOS PALSAR, tonewarna
tutupan lahan perkebunan teh memiliki warna hijau bercampur ungu dengan tekstur yang halus. Selain elemen warna, pola, dan tekstur, asosiasi pada
perkebunan teh juga sangat membantu dalam pengenalan obyek. Perlu kehati‐hatian dalam mengidentifikasi tipe tutupan lahan ini karena memiliki
tampilan warna yang hampir sama dengan kebun campuran dan juga semak belukar. Sedangkan pada citra LANDSAT, perkebunan teh mudah dikenali
dengan melihat elemen warnanya yang hijau muda terang dan bertekstur halus. Gambar 18 merupakan contoh tampilan perkebunan teh pada citra ALOS
PALSAR resolusi 50 m dan citra LANDSAT resolusi 30 m.
a b
Skala : 1 : 75.000 Gambar 18
Keterangan : Gambar 18a : Perkebunan teh pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m.
Gambar 18b : Perkebunan teh pada citra LANDSAT resolusi 30 m.
Semak belukar pada citra ALOS PALSAR, memiliki tampilan warna unguhijau dengan bentuk poligon tidak teratur, ukuran kecil, tekstur tidak teratur,
tekstur warna halus, dengan kesan topografi kasar. Sedangkan pada citra LANDSAT, semak belukar memiliki warna hijau kekuningan dengan tekstur yang
halus. Semak belukar ini sangat sulit untuk diidentifikasi karena bercampur dengan tutupan lahan yang lain seperti pertanian lahan kering ataupun kebun
campuran sehingga perlu dilakukan obesrvasi langsung ke lapangan. Gambar 19 merupakan contoh tampilan semak belukar pada citra ALOS PALSAR resolusi 50
m dan citra LANDSAT resolusi 30 m.
a b
Skala : 1 : 75.000 Gambar 19
Keterangan : Gambar 18a : Perkebunan teh pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m.
Gambar 18b : Perkebunan teh pada citra LANDSAT resolusi 30 m.
Berdasarkan hasil analisis visual terhadap citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan citra LANDSAT resolusi 30 m, citra ALOS PALSAR resolusi 50 m
memiliki jumlah tutupan lahan sebanyak 14 kelas, yaitu: hutan tanaman, hutan lahan kering, kebun campuran, pertanian lahan kering, pemukiman, sawah,
perkebunan sawit, perkebunan karet, perkebunan teh, landasan udara, lahan terbuka, padang rumput, semak belukar, dan badan air. Sedangkan citra
LANDSAT resolusi 30 m, sawah mampu diklasifikasi menjadi 3 jenis, yaitu: sawah diolahbaru tanam, sawah vegetatif-siap panen, dan sawah bera
ditambahkan 2 kelas lagi, yaitu : awan dan bayangan awan sehingga citra LANDSAT memiliki 18 kelas tutupan lahan.
Dari hasil pengamatan lapang yang dilakukan, dapat dilihat pada Tabel 4 diperoleh 27 kelas tutupan lahan. Ada beberapa tutupan lahan, yaitu : kebun
kacang panjang, kebun singkong, kebun cokelat, kebun kacang panjang-singkong, kebun jagung, tanaman kelapa-pisang, dan kebun kacang panjang dikelompokkan
menjadi pertanian lahan kering. Sungai, waduk, dan danau dikelompokkan ke dalam badan air. Hutan tanaman pinus, hutan tanaman rasamala, dan hutan
tanaman agathis dikelompokkan ke dalam kelas hutan tanaman. Sawah diolahbaru tanam, sawah vegetatif, sawah siap panen, dan sawah bera
dikelompokkan ke dalam kelas sawah dikarenakan memiliki elemen interpretasi yang serupa pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m sedangkan pada citra
LANDSAT resolusi 30 m, sawah dapat diklasifikasi berdasarkan elemen
warnanya menjadi 3 kelas, yaitu : sawah diolahbaru tanam, sawah vegetatif-siap panen, dan sawah bera. Tutupan lahan yang lain seperti landasan udara, lapangan
golfpadang rumput, dan lahan terbuka meskipun berdasarkan elemen interpretasinya hampir sama dan sulit untuk diidentifikasi, masing-masing tutupan
lahan ini tidak bisa dikelompokkan ke dalam kelas yang sama dilihat dari sisi penggunaan lahan.
Informasi tambahan sangat diperlukan dalam penafsiran citra khususnya pada kelas tutupan lahan yang memiliki tampilan yang sama secara visual dan
sulit dibedakan. Informasi tambahan tersebut dapat berupa peta jaringan jalan, peta jaringan sungai, informasi ketinggian tempat, serta peta sebaran dan kelas
umur hutan tanaman. Kunci interpretasi citra merupakan panduan bagi interpreter dalam
mengidentifikasi citra yang mencakup elemen-elemen interpretasi. Interpretasi citra dilakukan berdasarkan penilaian subjektivitas sehingga untuk mengurangi
subjektivitas tersebut, maka pembuatan kunci interpretasi sangat diperlukan sebagai pedoman dalam mengidentifikasi citra. Berikut ini adalah kunci
interpretasi pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m Tabel 7 dan kunci interpretasi citra LANDSAT resolusi 30 m Tabel 8
Tabel 7 Klasifikasi tutupan lahan berdasarkan elemen interpretasi citra ALOS PALSAR resolusi 50 m HH-HV-HHHV
No. Tutupan
Lahan Warna Tone
Bentuk Ukuran
Tekstur Pola
Site Asosiasi
1. Landasan
udara Biru
Gelap Teratur Kecil Halus Teratur
Datar Aksesibilitas
mudah 2. Badan
air Biru
gelap-biru berasosiasi dengan
pink muda Gelap-
terang Tidak
teratur Kecil-
besar Halus Tidak
teratur -
- 3.
Hutan tanaman
Kuning kehijauan- hijau
Gelap- terang
Teratur Besar Halus Teratur
mengelompok Datar-
bergelombang Aksesibilitas
mudah 4.
Hutan lahan kering
Hijau-hijau kekuningan
Gelap- terang
Tidak teratur
Kecil- besar
Halus Teratur
mengelompok Datar-
bergelombang -
5. Kebun
campuran Hijau
bercampur kuning
Gelap- terang
Tidak teratur
Kecil- Besar
Kasar Tidak teratur
Datar- bergelombang
Aksesibilitas mudah
6. Perkebunan
karet Hijau atau hijau
kuningan Terang Teratur Sedang Halus
Teratur mengelompok
Datar- bergelombang
Aksesibilitas mudah
7. Perkebunan
sawit Biru gelap-ungu
terang Gelap-
terang Teratur
Kecil- besar
Halus Teratur
mengelompok Datar-
bergelombang Aksesibilitas
mudah 8. Pemukiman
Pink, kuning, hijau, putih
Terang Teratur Kecil-
besar Halus
Tidak teratur mengelompok
Datar Aksesibilitas
mudah 9. Sawah
Biru-biru keunguan
Terang Teratur Kecil-
besar Halus
Teratur mengelompok-
tersebar Datar
Aksesibilitas mudah
10. Pertanian
lahan kering Pink, berasosiasi
dengan spot hijau dan biru
Gelap- terang
Tidak teratur
Kecil- besar
Halus Teratur
mengelompok- tersebar
Datar- bergelombang
Aksesibilitas mudah
11. Padang
rumput lapangan golf
Biru-biru bercampur Pink
atau hijau Terang Teratur
Kecil Halus Teratur
Datar -
12. Lahan terbuka
Biru-biru keunguan
Terang- gelap
Teratur Kecil Halus Tidak
teratur Datar-
bergelombang Aksesibilitas
mudah 13.
Perkebunan teh
Hijau bercampur ungu
Gelap- terang
Teratur Kecil-
besar Halus
Teratur mengelompok
Datar- bergelombang
Aksesibilitas mudah
14. Semak belukar
Ungu-hijau Gelap-
terang Tidak
teratur Kecil Halus Teratur
Datar- bergelombang
Aksesibilitas terbatas
60
Tabel 8 Klasifikasi tutupan lahan berdasarkan elemen interpretasi citra LANDSAT resolusi 30 m 5-4-3
No .
Tutupan Lahan
Warna Tone Bentuk
Ukuran Tekstur
Pola Site Asosiasi
1. Landasan
udara Kuning
Terang Teratur Kecil
Halus Teratur
Datar Aksesibilitas
mudah 2. Badan
air Biru-biru
kehitaman Gelap-
terang Tidak teratur
Kecil-besar Halus
Tidak teratur -
-
3. Hutan
tanaman Hijau-Hijau
tua Gelap-
terang Teratur Besar Halus
Teratur mengelompok
Datar- bergelombang
Aksesibilitas mudah
4. Hutan lahan
kering Hijau tua
Gelap Tidak teratur
Kecil-besar Halus
Teratur mengelompok
Datar- bergelombang
- 5.
Kebun campuran
Hijau kekuningan-
hijau campur pink
Terang Tidak teratur
Kecil-Besar Kasar
Tidak teratur Datar-
bergelombang Aksesibilitas
mudah 6.
Perkebunan karet
Hijau army Gelap-
terang Teratur Sedang Halus
Teratur mengelompok
Datar- bergelombang
Aksesibilitas mudah
7. Perkebunan
sawit Hijau muda
Terang Teratur Kecil-besar Halus
Teratur mengelompok
Datar- bergelombang
Aksesibilitas mudah
8. Pemukiman Merah
Gelap Teratur Kecil-besar Halus
Tidak teratur mengelompok
Datar Aksesibilitas
mudah 9.
Padang rumput
lapangan golf Kuning-
kuning bercampur
hijau Terang Teratur
Kecil Halus
Teratur Datar
Aksesibilitas mudah
10. Pertanian
lahan kering Kuning
bercak- bercak merah
dan biru Terang Tidak
teratur Kecil-besar Halus
Teratur mengelompok-
tersebar Datar
Aksesibilitas mudah
61
No .
Tutupan Lahan
Warna Tone Bentuk
Ukuran Tekstur
Pola Site Asosiasi
11. Lahan
terbuka Putih-Pink
bercampur putih-merah
Gelap- terang
Teratur Kecil Halus Tidak
teratur Datar-
bergelombang Aksesibilitas
mudah 12.
Perkebunan teh
Hijau kekuningan
Terang Teratur Kecil-besar Halus Teratur
mengelompok Datar-
bergelombang Aksesibilitas
mudah 13.
Sawah diolahbaru
tanam Biru
kehijauan Gelap-
terang Teratur Kecil-besar Halus
Teratur mengelompok-
tersebar Datar
Aksesibilitas mudah
14 Sawah
vegetatif-siap panen
hijau Terang Teratur Kecil-besar Halus
Teratur mengelompok-
tersebar Datar
Aksesibilitas mudah
15. Sawah bera
Hijau kemerahan
Gelap- terang
Teratur Kecil-besar Halus Teratur
mengelompok- tersebar
Datar Aksesibilitas
mudah 16.
Semak belukar
Hijau kekuningan
Gelap- terang
Tidak teratur Kecil
Halus Teratur
Datar- bergelombang
Aksesibilitas terbatas
17. Awan Putih
Terang Tidak teratur
Kecil-besar Halus
Tidak teratur -
- 18.
Bayangan awan
Hitam Gelap
Tidak teratur Kecil-besar
Halus Tidak teratur
- -
Tabel 8 Lanjutan
62
5.4 Analisis Separabilitas Pada Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 m dan Citra LANDSAT Resolusi 30 m