Kabupaten Sukabumi .1 Letak Geografis

atau tempat peresapan air dan beberapa di antaranya dimanfaatkan sebagai objek wisata atau tempat berekreasi, budidaya perikanan dan irigasi untuk pertanian. Dengan kondisi ekologi dan morfologi tersebut di atas, sebagian besar wilayah Kabupaten Bogor berfungsi lindung non budidaya dan budidaya terbatas, sehingga wilayah yang dapat digunakan untuk kegiatan budidaya terbatas yakni hanya wilayah dataran rendah bagian utara. Selain itu, kondisi morfologi Kabupaten Bogor sebagian besar berupa dataran tinggi, perbukitan dan pegunungan dengan batuan penyusunnya didominasi oleh hasil letusan gunung, yang terdiri dari andesit, tufa, dan basalt. Gabungan batu tersebut termasuk dalam sifat jenis batuan relatif lulus air dimana kemampuannya meresapkan air hujan tergolong besar. Jenis pelapukan batuan ini relatif rawan terhadap gerakan tanah bila mendapatkan siraman curah huajn yang tinggi. Selanjutnya, jenis tanah penutup didominasi oleh material vulkanik lepas agak peka dan sangat peka terhadap erosi, antara lain : latosol, alluvial, regosol, podsolik, dan andosol. Dengan demikian beberapa wilayah rawan terhadap tanah longsor. 4.2 Kabupaten Sukabumi 4.2.1 Letak Geografis Kabupaten Sukabumi terletak antara 106⁰49-107⁰ BT, 60⁰57’- 70⁰25’ LS dengan batas wilayah administrasi sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Bogor Sebelah Timur : Kabupaten Cianjur Sebelah Selatan : Samudera Indonesia Sebelah Barat : Kabupaten Lebak Batas wilayah tersebut 40 berbatasan dengan lautan dan 60 merupakan daratan. Wilayah Kabupaten Sukabumi memiliki areal yang cukup luas + 354.861,054 ha. Kondisi wilayah Kabupaten Sukabumi mempunyai potensi wilayah lahan kering yang luas, saat ini sebagian besar merupakan wilayah perkebunan, tegalan, dan hutan.

4.2.2 Topografi

Wilayah Kabupaten Sukabumi mempunyai bentuk lahan yang bervariasi dari datar sampai gunung yaitu : datar lereng 0-2 sekitar 9,4, berombak sampai bergelombang lereng 2-15 sekitar 22 , bergelombang sampai berbukit lereng 15-40 sekitar 42,7 , dan berbukit dari permukaan laut wilayah Kabupaten Sukabumi bervariasi antara 0-2.958 m, daerah datar umumnya terdapat pada daerah pantai dan daerah kaki gunung yang sebagian besar merupakan daerah persawahan. Sedangkan daerah bagian Selatan merupakan daerah berbukit-bukit dengan ketinggian berkisar antara 300-1000 m dari permukaan laut.

4.2.3 Iklim

Kabupaten Sukabumi mempunyai iklim tropis dengan tipe iklim B Oldeman dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2.805 mm dan hari hujan 144 hari. Suhu udara berkisar antara 20-30⁰C dengan kelembaban udara 85-89 . Curah hujan antara 3000-4000 mmtahun terdapat di daerah Utara, sedangkan curah hujan antara 2000-3000 mmtahun terdapat di bagian Tengah sampai Selatan Kabupaten Sukabumi.

4.2.4 Tanah

Jenis tanah yang tersebar di Kabupaten Sukabumi sebagian besar didominasi oleh tanah Latosol dan Podsolik yang terutama tersebar pada wilayah bagian Selatan dengan tingkat kesuburan yang rendah. Sedangkan jenis tanah Andosol dan regosol umumnya terdapat di daerah pegunungan terutama daerah Gunung Salak dan Gunung Gede, dan pada daerah pantai dan tanah alluvial umumnya terdapat didaerah lembah dan daerah sungai.

4.2.5 Demografi

Jumlah penduduk di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2007 sebanyak 2.391.736 jiwa yang terdiri dari 1.192.038 orang laki-laki dan 1.199.698 orang perempuan dengan laju pertumbuhan penduduk 2,37 dan kepadatan penduduk 579,39 orang per km persegi. Kepadatan penduduk menurut kecamatan cukup bervariasi. Kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Ciemas 183 jiwa per km persegi dan tertinggi di Kecamatan Sukabumi 2.447 jiwa per km persegi. Pemukiman padat penduduk umumnya terdapat di pusat kecamatan yang berkarakteristik perkotaan dan di sepanjang jalan raya. Suatu kondisi penting yang sedang terjadi sehubungan dengan ketenagakerjaan adalah pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian telah menurun. 4.3 Kabupaten Cianjur 4.3.1 Letak Geografis

Dokumen yang terkait

Evaluasi Akurasi Klasifikasi Penutupan Lahan Menggunakan Citra Alos Palsar Resolusi Rendah Studi Kasus Di Pulau Kalimantan

0 22 94

Evaluasi penafsiran citra alos palsar resolusi 12,5 m slope corrected dan 50 meter dengan menggunakan metode manual dan digital dalam identifikasi penutupan lahan (studi kasus di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi)

3 16 93

Aplikasi dan evaluasi citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan 12,5 m untuk identifikasi tutupan lahan: studi kasus di Kabupaten Brebes, Cilacap, Banyumas dan Ciamis

2 15 87

Evaluasi manual penafsiran visual citra alos palsar dalam mengidentifikasi penutupan lahan menggunakan citra alos palsar resolusi 50 M

3 12 72

Pendugaan Distribusi Spasial Biomassa di Atas Permukaan Tanah Menggunakan Citra Alos Palsar Resolusi 50 M di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Studi Kasus Areal Reklamasi Bekas Tambang)

0 7 115

Aplikasi dan Evaluasi Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 m, Resolusi 12,5 m, dan Resolusi 6 m untuk Identifikasi Tutupan Lahan (studi kasus di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Samosir)

0 3 145

Aplikasi Citra ALOS PALSAR Multiwaktu Resolusi 50 m dalam Identifikasi Tutupan Lahan di Provinsi Lampung

0 2 136

Model Spasial Pendugaan dan Pemetaan Biomassa di Atas Permukaan Tanah Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 12.5 M.

4 19 51

Klasifikasi dan Detektsi Perubahan Tutupan Hutan dan Lahan Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 Meter di Wilayah Barat Provinsi Jambi.

0 9 70

Model Penduga Biomassa Hutan Alam Lahan Kering Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 M di Areal Kerja PT. Trisetia Intiga

0 5 165