2.5 Penggunaan Citra ALOS PALSAR untuk Identifikasi Tutupan Lahan
Penelitian mengenai identifikasi tutupan lahan menggunakan citra ALOS PALSAR telah dilakukan sebelumnya. Pada penelitian Bainnaura 2010 dengan
menggunakan citra komposit HH-HV-HHHV resolusi 50 m di Kabupaten Bogor dan Sukabumi mampu mengidentifikasi adanya 12 kelas tutupan lahan, yaitu:
badan air, bandara, hutan lahan kering, kebun campuran, perkebunan karet, perkebunan kelapa sawit, perkebunan teh, pertanian lahan kering, perumahan,
sawah, semak belukar, dan tanah terbuka. Puminda 2010 pada Propinsi D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan menggunakan citra komposit yang sama
HH-HV-HHHV mampu mengklasifikasikan obyek dalam 8 kelas, yaitu badan air, hutan tanaman pinus, kebun campuran, pertanian lahan kering, hutan tanaman
jati, lahan terbangun, sawah, dan kebun kelapa. Begitu juga penelitian Radityo 2010 menggunakan citra komposit yang sama HH-HV-HHHV resolusi 50 m
di Pulau Kalimantan terdapat 8 obyek penutupan lahan yang mampu dibedakan, yaitu: badan air, lahan terbuka, lahan terbangun, belukar rawa, hutan mangrove,
pertaniankebun campuransemak, perkebunan sawit, dan hutan. Nurhadiatin 2011 menggunakan citra komposit HH-HV-HHHV resolusi
50 m dan resolusi 12,5 m di kabupaten Brebes, Cilacap, Ciamis, dan Banyumas teridentifikasi 9 kelas penutupan lahan yaitu badan air, hutan tanaman sedang-tua,
hutan tanaman muda, kebun campuran, perkebunan karet sedang-tua, perkebunan karet muda, sawah bervegetasi, sawah yang diolahdigenangi air, dan pemukiman.
Hendrayanti 2008 dalam penelitiannya menggunakan citra komposit HH- HV-HH resolusi 200 m di Pulau Jawa mampu mengidentifikasi obyek ke dalam 4
kelas penutupan lahan yaitu: tubuh air, lahan pertanian, hutan atau vegetasi biomassa rendah, dan hutan atau vegetasi biomassa tinggi. Riswanto 2009
menggunakan citra komposit yang sama, yaitu HH-HV-HH resolusi 200 m di Pulau Kalimantan mampu mengidentifikasi obyek ke dalam 4 kelas tutupan lahan,
yaitu: badan air, vegetasi jarang, vegetasi sedang, dan vegetasi rapat.
BAB III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat