Kepuasan Kerja TINJAUAN PUSTAKA
kerja mencoba mengungkapkan apa yang membuat sebagian orang lebih puas terhadap pekerjaannya daripada beberapa lainnya.
Menurut Hasibuan 2009 kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh faktor- faktor sebagai berikut;
1. Balas jasa yang adil dan layak.
2. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian.
3. Berat ringannya pekerjaan.
4. Suasana dan lingkungan kerja.
5. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan.
6. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya.
7. Sikap pekerjaan monoton atau tidak.
Ada 2 teori kepuasan kerja yakni ; 1.
Two-Factor Theory Teori dua faktor merupakan teori kepuasan kerja yang menganjurkan
bahwa satisfaction kepuasan dan disatisfaction ketidakpuasan merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda, yaitu motivators
dan hygiene factors. Pada teori ini, ketidakpuasan dihubungkan dengan kondisi disekitar pekerjaan seperti kondisi kerja, pengupahan, keamanan,
kualitas pengawasan dan hubungan dengan orang lain, dan bukannya hanya dengan pekerjaan itu sendiri. Faktor ini dinamakan sebagai hygiene
factors. Sebaliknya kepuasan ditarik dari faktor yang terkait dengan pekerjaan itu sendiri atau hasil langsung daripadanya, seperti sifat
pekerjaan, prestasi dalam pekerjaan, peluang promosi dan kesempatan untuk mengembangkan diri dan pengakuan. Faktor ini berkaitan dengan
tingkat kepuasan kerja tinggi, dinamakan motivators. 2.
Value Theory Menurut konsep ini kepuasan kerja terjadi pada tingkatan dimana hasil
pekerjaan diterima individu seperti diharapkan. Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin puas. Sebaliknya semakin sedikit mereka
menerima hasil, akan kurang puas. Value Theory memfokuskan pada hasil manapun yang menilai orang tanpa memerhatikan siapa mereka. Kunci
menuju kepuasan dalam pendekatan ini adalah perbedaan antara aspek
pekerjaan yang dimiliki dan diinginkan seseorang. Semakin besar perbedaan, semakin rendah kepuasan orang.
Dalam bukunya Gitosudarmo dan Sudita 2000 menuliskan teori Dua Faktor Herzberg yang berkaitan dengan kepuasan kerja yang sering dipakai pada
masa ini adalah “Teori Dua Faktor Motivator Hygene Theory”. Herzberg mengemukakan bahwa pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi
oleh dua faktor utama yang merupakan kebutuhan, yaitu: 1.
Faktor motivasi yang menyangkut kebutuhan psikologis yang berhubungan dengan penghargaan terhadap individu yang secara langsung berkaitan
denganpekerjaannya elemen pekerjaan itu sendiri dan merupakan sumber kepuasan kerja.
Faktor-faktor tersebut mencakup : a. Pekerjaan itu sendiri The work itself Menyangkut karakteristik dari
pekerjaan, yaitu apakah pekerjaan tersebut menantang, menarik ataukah justru membosankan.
b. Prestasi kerja Achievement Adanya kesempatan untuk menunjukkan prestasi yang lebih baik dari
sebelumnya, yang diperoleh melalui usaha dan kemampuan. c. Promosi Promotion
Tersedianya kesempatan untuk berkembang dalam pekerjaan dan jabatan. d. Pengakuan Recognition
Adalah adanya penghargaan dan pengakuan atas prestasi kerja melalui umpan balik yang diterima.
e. Tanggung Jawab Reponsibility Tanggung jawab disini adalah kewajiban menjalankan fungsi jabatan dan tugas
yang sesuai dengan kemampuannya serta pengarahan yang diterima. 2.
Faktor-faktor pemeliharaan maintenance factors atau dikenal juga dengan hygene factors atau dissatisfier. Merupakan faktor-faktor yang berhubungan
ketidakpuasan kerja dan merupakan suatu faktor ekstrinsik, yang berkaitan dengan keadaan pekerjaan.
Faktor-faktor ini mencakup: a. Rekan Kerja co worker
yang dimaksud adalah apakah dalam bekerja rekan-rekan dapat diajak bekerjasama, memiliki kompetensi, bersahabat, dan saling tolongmenolong.
b. Gaya penyeliaan quality and technical support Gaya penyeliaan yang dimaksud disini adalah kualitas dan bentuk pengawasan,
pengarahan dan pembimbingan yang diterima dari atasan. c. Hubungan antar karyawan Relations with others
Adanya kerja sama antar bawahan dan atasan dalm hal tolong menolong dan saling memberikan dorongan.
d. Kondisi lingkungan fisik kerja psychological working conditions Meliputi kondisi lingkungan baik tempat bekerja, seperti penerangan,
tempratur, kualitas udara, serta peralatan kerja. e. Kebijaksanaan perusahaan Company policies
Termasuk di dalamnya mengenai administrasi, dan prosedur kerja yang diterapkan perusahaan, peraturan-peraturan kebijaksanaan perusahaan, dan
tindakan yang diambil perusahaan untuk kepentingan karyawan. f. Gaji Salary pay
Yang dimaksud adalah imbalan jasa berupa uang yang dibawa oleh karyawan sesuai dengan jenis dan beban pekerjaan yang dilaksanakan.
g. Keamanan kerja Job security Berupa kejelasan dari pekerjaan yang dipegang, kelangsungan pekerjaan,
jaminan hari tua, tunjangan-tunjangan, tingkat kepangkatan, serta kedudukan dalam organisasi.
Menurut Kreitner 2001 terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya kepuasan kerja yaitu ;
1. Need fulfillment pemenuhan kebutuhan
Model ini dimaksukan bahwa kepuasan ditentukan oleh tingkatan karakteristik pekerjaan memberikan kesempatan pada individu untuk
memenuhi kebutuhannya.
2. Discrepancies perbedaan
Model ini menyatakan bahwa kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang
diharapkan dan apa yang diperoleh individu dari pekerjaan. Apabila harapan lebih besar daripada apa yang diterima, orang akan tidak puas.
Sebaliknya diperkirakan individu akan puas apabila mereka menerima manfaat atas harapan.
3. Value attainment pencapaian hasil
Gagasan Value attainment adalah bahwa kepuasan merupakan harapan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual
yang penting. 4.
Equity keadilan Model ini dimaksud bahwa kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil
individu diperlakukan di tempat keja. Kepuasan merupakan hasil dari persepsi orang bahwa perbandingan hasil kerja dan inputnya relatif lebih
menguntungkan dibandingkan dengan perbandingan antara keluaran dan masukan pekerjaan lainnya.
5. Dispositionalgenetic component komponen genetik
Beberapa rekan kerja atau teman tampak puas terhadap variasi lingkungan kerja, sedangkan lainnya kelihatan tidak puas. Model ini didasarkan pada
keyakinan bahwa kepuasan kerja sebagian merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Model ini menyiratkan perbedaan individu hanya
mempuyai arti penting untuk menjelaskan kepuasan kerja seperti halnya karakteristik lingkungan pekerjaan.
Kepuasan kerja pada penelitian ini diukur menggunakan teori Weiss et al. 1967 yang dituangkan dalam Minessotta Satisfaction Quetionnaire MSQ.
Pertimbangan untuk menggunakan MSQ karena MSQ didesain untuk mengukur kepuasan karyawan sehubungan dengan pekerjaannya serta mengukur berbagai
aspek pekerjaan. Adapun keuntungan MSQ karena mudah digunakan, mudah dimengerti, valid dan reliabel, dapat dipakai setiap organisasi, dapat dipakai
manajer, supervisor, dan karyawan.
Menurut Luthan 2006 terdapat empat cara yang dapat dipakai untuk mengukur kepuasan kerja, yaitu :
1. Rating Scale
Pendekatan yang sering digunakan untuk mengukur kepuasan kerja dengan menggunakan Rating Scale antara lain: 1 Minnessota Satisfaction Questionare,
2 Job Descriptive Index, dan 3 Porter Need Satisfaction Questionare. Minnesota Satisfaction Questionare MSQ adalah suatu instrumen atau alat
pengukur kepuasan kerja yang dirancang demikian rupa yang di dalamnya memuat secara rinci unsur-unsur yang terkategorikan dalam unsur kepuasan dan
unsur ketidakpuasan. Skala MSQ mengukur berbagai aspek pekerjaan yang dirasakan sangat memuaskan, memuaskan, tidak dapat memutuskan, tidak
memuaskan dan sangat tidak memuaskan. Karyawan diminta memilih satu alternatif jawaban yang sesuai dengan kondisi pekerjaannya.
Job descriptive index
adalah suatu instrumen pengukur kepuasan kerja yang dikembangkan oleh Kendall dan Hulin 1964. Dengan instrumen ini dapat diketahui secara luas
bagaimana sikap karyawan terhadap komponen-komponen dari pekerjaan itu. Variabel yang diukur adalah pekerjaan itu sendiri, gaji, kesempatan promosi,
supervisi dan mitra kerja.
Porter Need Satisfaction Questionare
adalah suatu instrumen pengukur kepuasan kerja yang digunakan untuk mengukur kepuasan
kerja para manajer. Pertanyaan yang diajukan lebih memfokuskan diri pada permasalahan tertentu dan tantangan yang dihadapi oleh para manajer.
1. Critical Incidents
Critical Incidents dikembangakan oleh Frederick Herzberg 1993. Dia menggunakan teknik ini dalam penelitiannya tentang teori motivasi dua
faktor. Dalam penelitiannya tersebut dia mengajukan pertanyaan kepada para karyawan tentang faktor-faktor apa yang saja yang membuat mereka puas dan
tidak puas. 2.
Interview Untuk mengukur kepuasan kerja dengan menggunakan wawancara yang
dilakukan terhadap para karyawan secara individu. Dengan metode ini dapat diketahui secara mendalam mengenai bagaimana sikap karyawan terhadap
berbagai aspek pekrjaan.
3. Action Tendencies
Action Tendencies dimaksudkan sebagai suatu kecenderungan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kepuasan kerja karyawan
dapat dilihat berdasarkan action tendencies
.
Ada 3 bentuk MSQ yang disediakan yakni dua bentuk panjang versi 1977 dan versi 1967 dan sebuah bentuk pendek. MSQ menyediakan informasi yang
lebih spesifik pada aspek pekerjaan yang menjadi sebuah penghargaan individu lebih dari ukuran umum kepuasan. Instrumen versi 1967 berbentuk panjang
memiliki 100 item pertanyaan. 100 pertanyaan mewakili 20 dimensi dengan 5 pertanyaan setiap dimensi. Adapun dimensi yang diukur seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Dua puluh dimensi MSQ
Dimension Description ability utilization
the chance to use one’s abilities achievement
feelings of accomplishment activity
being able to stay busy on the job advancement
the opportunity to advance authority
the chance to direct others company
satisfaction with company policies compensation
pay for the work done co-workers relationships
with co-workers
creativity the chance to try own work methods
independence the opportunity to work alone
moral values not having violate conscience at work
recognition praise received from work done
responsibility freedom to use own judgment
security steady employment of the job
social service the chance to do things for others
social status the opportunity to be “somebody”
supervision HR way the boss handles employees
supervision technical competence of supervisor
variety the chance to do different things occasionally
working conditions all facets of the work environment
Sumber : Manual MSQ
Sedangkan versi 1977 terdiri dari 20 item pertanyaan dengan skala likert 1- 5. Dua puluh item pertanyaan diambil dari 100 item pertanyaan versi bentuk
panjang yang mewakili setiap dimensi. Kepuasan kerja berhubungan langsung dengan kinerja, sikap, motivasi dan produktivitas. Nilai dari MSQ secara akurat
mengukur kepuasan kerja, dan mengidentifikasi area khusus 20 dimensi diatas yang berpengaruh kuat terhadap kinerja dan perilaku manusia di tempat kerja.