5.5 Pengaruh Penggunaan Napza Suntik dengan Penyakit Sifilis
Proporsi responden yang menggunakan Napza suntik pada kelompok kasus sebanyak 6,0, angka ini lebih tinggi bila dibandingkan kelompok kontrol 0,0,
dan proporsi responden yang tidak menggunakan Napza suntik pada kelompok kasus sebanyak 88,0, angka ini lebih rendah bila dibandingkan kelompok kontrol
100,0. Hasil analisis tabel silang menunjukkan bahwa pada penelitian ini terdapat Pengaruh yang bermakna antara penggunaan Napza suntik dengan penyakit sifilis
p = 0,027; 95 CI = 1,854 – 4,112. Pada penelitian ini OR=4,13, artinya orang yang menderita sifilis 4,13 kali memiliki kebiasaan menggunakan Napza suntik
dibandingkan dengan orang yang tidak menderita sifilis. Pada umumnya kelompok LSL berasal dari kelompok dengan sosio-ekonomi
rendah sehingga kebutuhan untuk membeli obat-obat Narkotika Suntik kemungkinan jarang terakomodasi sehingga Pengaruh penggunaan Napza suntik tidak memberikan
risiko penularan sifilis pada kelompok LSL.
5.6 Pengaruh Konsumsi Alkohol dengan Penyakit Sifilis
Proporsi responden yang mengkonsumsi alkohol pada kelompok kasus sebanyak 54,0, angka ini lebih tinggi bila dibandingkan kelompok kontrol 2,0,
dan proporsi responden yang tidak mengkonsumsi alkohol pada kelompok kasus sebanyak 46,0, angka ini lebih rendah bila dibandingkan kelompok kontrol
98,0. Hasil analisis tabel silang menunjukkan bahwa pada penelitian ini terdapat pengaruh yang bermakna antara konsumsi alkohol dengan penyakit sifilis p =
Universitas Sumatera Utara
0,001;95 CI = 7,357 – 49,733. Pada penelitian ini OR=57,52, artinya orang yang menderita sifilis 57,52 kali memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol dibandingkan
dengan orang yang tidak menderita sifilis. Transmisi alkohol menyebabkan imunitas tubuh menurun sehingga mudah
terinfeksi penyakit. Pada pengguna alkohol berat akan dapat merusak T Lymposit dan organ hati. Palacios, et.al, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN