Analisis Bivariat HASIL PENELITIAN

tidak menggunakan Napza suntik yaitu sebanyak 50 orang 53,2 dan konsumsi alkohol terbanyak yaitu pada kontrol sebanyak 49 orang 68,1 yang tidak menggunakan alkohol.

4.3 Analisis Bivariat

4.3.1 Pengaruh Umur dengan Penyakit Sifilis pada Kelompok LSL Tabel 4.3. PengaruhUmur dengan Penyakit Sifilis pada Kelompok LSL di Klinik IMS – VCT Veteran Kota Medan Tahun 2014 Umur Penyakit Sifilis p OR 95 CI Kasus Kontrol n n ≤ 31 tahun 41 82 44 88 0,401 0,621 0,203 – 1,899 31 tahun 9 18 6 12 Jumlah 50 100 50 100 Berdasarkan Tabel 4.3. Proporsi responden yang berumur ≤31 tahun pada kelompok kontrol sebanyak 82, angka ini lebih rendah bila dibandingkan kelompok kontrol 88. Sedangkan responden yang berumur 31 tahun pada kelompok kasus sebanyak 18, angka ini lebih besar dari kelompok kontrol sebanyak 12. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa pada penelitian ini tidak terdapat pengaruh yang bermakna antara umur dengan penyakit sifilis p=0,401 0,05 Universitas Sumatera Utara 4.3.2 Pengaruh Pendidikan dengan Penyakit Sifilis pada Kelompok LSL Tabel 4.4. PengaruhPendidikan dengan Penyakit Sifilis pada Kelompok LSL di Klinik IMS – VCT Veteran Kota Medan Tahun 2014 Pendidikan Penyakit Sifilis p OR 95 CI Kasus Kontrol n n Rendah 8 16 8 16 1,000 1,000 0,343 – 2,913 Tinggi 42 84 42 84 Jumlah 50 100 50 100 Berdasarkan Tabel 4.4. Proporsi responden yang berpendidikan rendah pada kelompok kasus sebanyak 16, angka ini sama besarnya dengan kelompok kontrol. Sedangkan responden yang berpendidikan tinggi pada kelompok kasus sebanyak 84, angka ini sama besarnya dengan kelompok kontrol. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa pada penelitian ini tidak terdapat pengaruh yang bermakna antara umur dengan penyakit sifilis p=1,0000,05 4.3.3 Pengaruh Status HIV dengan Penyakit Sifilis Tabel 4.5. PengaruhStatus HIV dengan Penyakit Sifilis di Klinik IMS – VCT Veteran Kota Medan Tahun 2014 Status HIV Penyakit Sifilis p OR 95 CI Kasus Kontrol n n Positif 15 30 8 16 0,096 2,250 0,854 – 5,925 Negatif 35 70 42 84 Jumlah 50 100 50 100 Berdasarkan Tabel 4.5. Proporsi responden yang mempunyai status HIV positif pada kelompok kasus sebanyak 15, angka ini lebih tinggi bila dibandingkan kelompok kontrol 16, dan proporsi responden yang mempunyai status HIV Universitas Sumatera Utara negatif pada kelompok kasus sebanyak 70, angka ini lebih rendah bila dibandingkan kelompok kontrol 84.Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa pada penelitian ini tidak terdapat pengaruh yang bermakna antara status HIV dengan penyakit sifilis p = 0,0960,05. 4.3.4 Pengaruh Penggunaan Kondom dengan Penyakit Sifilis Tabel 4.6. Pengaruh Penggunaan Kondom dengan Penyakit Sifilis di Klinik IMS – VCT Veteran Kota Medan Tahun 2014 Penggunaan Kondom Penyakit Sifilis p OR 95 CI Kasus Kontrol n n Tidak 43 86 18 36 0,001 10,921 4,075 – 29,263 Ya 7 14 32 64 Jumlah 50 100 50 100 Berdasarkan Tabel 4.6. Proporsi responden yang tidak menggunakan kondom pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 86,angka ini lebih tinggi bila dibandingkan kelompok kontrol 36 dan proporsi responden yang menggunakan kondom pada kelompok kasus sebanyak 14, angka ini lebih rendah bila dibandingkan kelompok kontrol 64.Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa OR= 10,92 artinya orang yang menderita sifilis 10,92 kali kemungkinan tidak menggunakan kondom dibandingkan dengan orang yang tidak menderita sifilis. Universitas Sumatera Utara 4.3.5 Pengaruh Penggunaan Napza Suntik dengan Penyakit Sifilis Tabel 4.7. Pengaruh Penggunaan Napza Suntik dengan Penyakit Sifilis di Klinik IMS – VCT Veteran Kota Medan Tahun 2014 Penggunaan Napza Suntik Penyakit Sifilis P OR 95 CI Kasus Kontrol n n Ya 6 12 0,027 4,130 1,854 – 4,112 Tidak 44 88 50 100 Jumlah 50 100 50 100 Berdasarkan Tabel 4.7. Proporsi responden yang menggunakan Napza suntikpada kelompok kasus sebanyak 6, angka ini lebih tinggi bila dibandingkan kelompok kontrol 0, dan proporsi responden yang tidak menggunakan Napza suntik pada kelompok kasus sebanyak 88, angka ini lebih rendah bila dibandingkan kelompok kontrol 100. Hasil analisis menggunakan uji Fisher’s exact menunjukkan bahwa OR= 4,13 artinya orang yang menderita sifilis 4,13 kali kemungkinan menggunakan Napza suntik dibandingkan dengan orang yang tidak menderita sifilis. 4.3.6 Pengaruh Konsumsi Alkohol dengan Penyakit Sifilis Tabel 4.8. Pengaruh Konsumsi Alkohol dengan Penyakit Sifilis di Klinik IMS – VCT Veteran Kota Medan Tahun 2014 Konsumsi Alkohol Penyakit Sifilis P OR 95 CI Kasus Kontrol n n Ya 27 54 1 2 0,001 57,522 7,357 – 449,733 Tidak 23 46 49 98 Jumlah 50 100 50 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.8. Proporsi responden yang mengkonsumsi alkohol pada kelompok kasus sebanyak 54, angka ini lebih tinggi bila dibandingkan kelompok kontrol 2, dan proporsi responden yang tidak mengkonsumsi alkohol pada kelompok kasus sebanyak 46, angka ini lebih rendah bila dibandingkan kelompok kontrol 98. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa OR= 57,52 artinya orang yang menderita sifilis 57,52 kali kemungkinan mengkonsumsi alkohol dibandingkan dengan orang yang tidak menderita sifilis.

4.4. Analisis Multivariat

Dokumen yang terkait

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV/AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

7 56 148

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 18

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 2

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 13

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 2 46

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 2 4

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 1 18

Lampiran 1 KUESIO NER DETERMINAN PENYAKIT SIFILIS PADA KELOMPOK LELAKI SUKA LELAKI (LSL) DI KLINIK INFEKSI MENULAR SEKSUAL – VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING (IMS-VCT) VETERAN KOTA MEDAN TAHUN 2014

0 0 25

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Sifilis - Determinan Penyakit Sifilis pada Kelompok Lelaki Suka Lelaki (LSL) di Klinik Infeksi Menular Seksual-Voluntary Counselling and Testing (IMS-VCT) Veteran Kota Medan

0 0 30

Determinan Penyakit Sifilis pada Kelompok Lelaki Suka Lelaki (LSL) di Klinik Infeksi Menular Seksual-Voluntary Counselling and Testing (IMS-VCT) Veteran Kota Medan

0 0 17