I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang terus tumbuh dan memiliki peran strategis dalam pembangunan perekonomian masyarakat
Indonesia. Peranan sektor perikanan dalam pembangunan ekonomi dapat dilihat dari fungsinya sebagai penyedia bahan baku penunjang agroindustri, peningkatan
devisa melalui kegiatan ekspor hasil perikanan, penyedia lapangan kerja, peningkatan pendapatan nelayan atau petani ikan dan pembangunan daerah, serta
peningkatan kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup
1
. Peran sektor perikanan terhadap peningkatan devisa negara dapat dilihat dari nilai
Produk Domestik Bruto PDB sektor perikanan yang mengalami tren peningkatan dibandingkan dengan sektor lainnya yang terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Produk Domestik Bruto Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 - 2011 miliar
rupiah
Lapangan Usaha
2010 2011
Perkembangan Pertanian
985.448,8 1.093,466
11,095
Peternakan
119.371,7 129.578,3
0,085
Perikanan 199.383,4
227.761,2 0,143
Kehutanan 48.289,8
51.638,1 0,069
Sumber :Badan Pusat Statistik 2012 Keterangan:
Angka Sementara Angka Sangat Sementara
Tabel 1 menunjukkan bahwa usaha pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan memiliki peran yang cukup besar dalam pembangunan ekonomi
nasional. Hal ini terlihat dari perkembangan kontribusi pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan terhadap Produk Domestik Bruto PDB Indonesia,
perkembanganjumlah unit pertanian yang terus meningkat dari tahun 2010 hingga tahun 2011. Berdasarkan hasil survei dan perhitungan Badan Pusat Statistik,
perkembangan kontribusi bidang perikanan terhadap Produk Domestik Bruto PDB periode tahun 2010 hingga 2011 sebesar 0,143 persen terbesar kedua
1
http:www.dkp.go.id. Trend Pasar Ikan Dunia. Diakses tanggal 11 Agustus 2012
2
setelah bidang pertanian sebesar 11,095 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha di bidang perikanan mengalami tren peningkatan dan akan memiliki
pengaruh positif dalam kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto PDB. Hal tersebut juga didukung kondisi geografis Indonesia yang sesuai untuk usaha di
bidang perikanan dan sumber daya Indonesia yang melimpah dan berpotensi untuk dikembangkan.
Peranan sektor perikanan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat mendorong pemerintah untuk meningkatkan produksi perikanan nasional yang
diimbangi dengan perbaikan fasilitas dan infrastruktur yang mendukung. Oleh karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui visi tahun 2010
menargetkan Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar di dunia pada tahun 2015. Proyeksi peningkatan volume produksi perikanan yang
sedang dibangun pemerintah tersebut turut ditopang dengan adanya program Gerakan Gemar Makan Ikan Germani. Program ini telah dicanangkan sejak
tahun 1996 dengan tujuan mendekatkan masyarakat terhadap produk-produk perikanan dan mengenal manfaat yang terkandung di dalamnya, Selain itu untuk
meningkatkankesadaran masyarakat terhadap produk makanan yang lebih sehat, yaitu dengan mengkonsumsi ikan sebagai sumber protein hewani yang pada
akhirnya turut meningkatkan produksi hasil kelautan dan perikanan. Program gerakan gemar makan ikan dalam beberapa tahun terakhir telah
memberi hasil yang efektif. Menurut Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2010, gerakan gemar
makan ikan berkontribusi positif dalam peningkatan konsumsi ikan secara nasional. Rata-rata konsumsi ikan nasional dalam sepuluh tahun terakhir telah
mencapai 82,29 persen dari target konsumsi ikan nasional sebesar 31,00 kg per kapita per tahun atau realisasi tingkat konsumsi rata-rata nasional sebesar 25,51
kg per kapita per tahun. Pada akhir 2011 tingkat konsumsi ikan mencapai 30,48 kg per kapita per tahun Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011. Pencapaian
tersebut telah memenuhi standar konsumsi ikan suatu negara yang ditetapkan Food and Agriculture Organization FAO sebesar 30 kg per kapita per tahun.
Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia berupaya meningkatkan konsumsi ikan masyarakat Indonesia dengan tujuan untuk perbaikan gizi masyarakat
3
Indonesia, yaitu berpengaruh terhadap perkembangan tingkat kecerdasan masyarakat serta kesejahteraan dan pendapatan pembudidaya ikan.
Produk perikanan di Indonesia diperoleh melalui dua cara yaitu dengan cara penangkapan dan budidaya. Perikanan budidaya juga dapat dihasilkan
melalui berbagai media, seperti yang dijelaskan pada Tabel 2.
Tabel 2. Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya Tahun 2008-2010 dalam
satuan ton
Tahun Produksi Perikanan
Tangkap Budidaya
2008 63.882,75
147.941 2009
80.527,01 158.871
2010 120.287,57
244.764
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan 2011
Budidaya menggunakan kolam air tawar merupakan suatu cara memproduksi ikan dengan hasil yang lebih banyak dibandingkan dengan cara
lainnya berdasarkan informasi pada Tabel 2. Budidaya air tawar cenderung lebih mudah jika dibandingkan dengan menggunakan media lainnya. Oleh karena itu,
produksi budidaya ikan menggunakan kolam air tawar sangat berpeluang untuk meningkatkan produksi ikan, mengingat proses pembuatannya yang terbilang
mudah dengan lahan yang tersedia. Selain itu, budidaya ikan dengan menggunakan kolam air tawar ini cenderung lebih digemari oleh masyarakat
Indonesia.
Salah satu provinsi di Indonesia yang menjadi sentra produksi perikanan air tawar adalah Provinsi Jawa Barat. Komoditas yang menjadi unggulan dari
budidaya air tawar di Jawa Barat adalah ikan gurame, nila, mas, lele, patin dan bawal. Adanya program gemar makan ikan yang dicanangkan oleh pemerintah
berpengaruh terhadap tingkat konsumsi hasil perikanan yang semakin meningkat. Untuk memenuhi permintaan konsumen, maka kegiatan produksi perikanan mulai
menunjukkan peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah produksi ikan konsumsi di Jawa Barat yang cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun yang dapat dilihat pada Tabel 3.
4
Tabel 3. Jumlah Produksi Ikan Konsumsi Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2011
dalam satuan ton.
Tahun Jenis Ikan
Ikan Mas Lele
Nila Nilem
Gurame
2009 36.503
47.200 33.239
11.413 9.894
2010 43.596
89.529 49.536
18.613 12.186
2011 59.724
110.527 62.929
19.334 12.974
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan 2011
Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa produksi ikan gurame di Jawa Barat masih rendah dibandingkan dengan ikan konsumsi lainnya. Oleh
karena itu peluang budidaya ikan gurame masih terbuka untuk memenuhi kebutuhan ikan konsumsi di pasar. Bogor merupakan salah satu sentra budidaya
ikan air tawar di Provinsi Jawa Barat yang memiliki sumberdaya alam maupun manusia yang potensial untuk kegiatan budidaya tersebut. Selain itu, sesuai
dengan tujuan pemerintah Bogor untuk menjadikan Kabupaten Bogor sebagai sentra budidaya ikan gurame, maka peluang untuk membudidayakan ikan
guramedi Kabupaten Bogor masih dapat dimanfaatkan bagi produsen ikan air tawar.
Salah satu daerah sentra budidaya ikan gurame di Kabupaten Bogor adalah di Desa Petir yaitu Kelompok Tani Mina Makmur, Kecamatan Dramaga. Hal ini
dapat dilihat dari luas wilayah Desa Petir yang memiliki luas 448,25 ha yang terdiri dari persawahan 210 ha, pekarangan 20 ha, empang 20 ha, perumahan 190
ha, dan lainnya 8,25 ha Data Potensi Desa Petir, 2011. Dengan adanya lahan kosong yang belum terpakai pengembangan pembesaran ikan gurame masih dapat
dilakukan di Desa Petir. Hal ini membuat kegiatan investasi pada pengembangan usaha
pembesaran ikan gurame perlu diyakinkan oleh suatu alat analisis yang dapat menilai kelayakan usaha serta tingkat pengembalian terhadap investasi. Alat
analisis tersebut berupa analisis Studi Kelayakan Bisnis guna mengetahui kelayakan dan besarnya keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan budidaya ikan
gurame di Kelompok Tani Mina Makmur.
5
1.2. Perumusan Masalah