Motivasi Prof. dr. Aman Nasution, M.P.H

2.2. Motivasi

Motivasi adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan, mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu. Proses timbulnya motivasi merupakan gabungan dari konsep kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan Gitosudarmo dan Sudita, 2000. Menurut Gleitman yang dikutip Prijosaksono 2002 menyatakan bahwa motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi berarti pemasok daya energizer untuk bertingkah laku secara terarah. Mengemukakan dua jenis motivasi yaitu : 1. Motivasi intrinsik berasal dan dorongan untuk bertindak secara efisien dan kebutuhan untuk berprestasi secara baik excellence. Komponen motivasi intrinsik adalah sebagai berikut : a. Dorongan ingin tahu Seseorang yang mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu yang tinggi akan berusaha mencoba segala sesuatu yang menantang dan sulit tetapi mampu untuk diselesaikan. Sedangkan orang yang tidak mempunyai motivasi cenderung memiliki keingintahuan yang kurang. Dorongan untuk menyelesaikaan tugas yang sulit ini mencerminkan rasa ingin tahu. Dorongan rasa ingin tahu merupakan aspek motivasi berprestasi intrinsik. b. Tingkat aspirasi Tingkat aspirasi seseorang turut menentukan tingkat motivasi dalam bertindak. Tingkat aspirasi merupakan perkiraan standar diri mengenai Universitas Sumatera Utara perasaan berhasil atau gagal dalam melakukan sesuatu. Seseorang yang memperkirakan dirinya akan berhasil mencapai sesuatu tujuan akan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut. 2. Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang bersumber dari luar diri seseorang yang mendorong untuk bertindak. Motivasi ini berkembang dan berkaitan dengan perilaku yang bertujuan untuk kehidupan sosial. Adapun ciri-ciri motivasi ekstrinsik dikaitkan dengan 3 hal yaitu : a Pengalaman Experience, b Gugahan fisik Physiological arousal, c Keadaan kognisi Cognitive condition. Motivasi ekstrinsik terbagi atas : a. Administrasi dan kebijaksanaan perusahaan, derajat kesesuaian yang dirasakan tenaga kerja dari semua kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan. b. Penyeliaan, derajat kewajaran penyelia yang dirasakan diterima oleh tenaga kerja. c. Gaji, derajat kewajaran dari gaji yang diterima sebagai imbalan untuk kerjanya. d. Hubungan antar pribadi, derajat kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi dengan tenaga kerja lain. e. Kondisi kerja, derajat kesesuaian kondisi kerja dengan proses pelaksanaan tugas pekerjaan-pekerjaannya. Demikian juga dengan pendapat Wahjosumidjo 1994, yang menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang, dan motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri Universitas Sumatera Utara seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik atau faktor di luar diri yang disebut faktor ekstrinsik. Faktor di dalam diri seseorang dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan, atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkaau ke masa depan. Mengacu pada konsep motivasi pribadi yang dikemukakan Wahjosumidjo 1994 maka aspek : kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan, atau berbagai harapan, cita-cita merupakan hal-hal yang dianggap dapat menunjukkan motivasi pribadi. Banyak teori tentang motivasi dan penemuan riset yang mencoba menjelaskan hubungan antara perilaku dan hasilnyaa. Menurut teori ERG Aldefer, setiap orang mempunyai kebutuhan yang tersusun dalam suatu hirarki yang meliputi tiga perangkat kebutuhan yaitu : 1. Eksistensi : kebutuhan yang dipuaskan oleh faktor-faktor seperti makanan, air, udara, upah dan kondisi kerja. 2. Keterkaitan : kebutuhan yang dipuaskan oleh hubungan sosial dan hubungan antar pribadi yang bermanfaat. 3. Pertumbuhan : kebutuhan dimana individu merasa puas dengan suatu kontribusi sumbangan yang kreatif dan produktif. Pengelompokan teori motivasi dibagi dalam dua kategori yaitu : a. Teori kepuasan, memuaskan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menggerakkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilaku.Mereka mencoba menentukan kebutuhan khusus yang memotivasi orang. Universitas Sumatera Utara b. Teori proses, menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku itu digerakkan, diarahkan, didukung dan dihentikan Gibson, 1997. Menurut Maslow dalam Siagian, 2002, manusia mempunyai sejumlah kebutuhan yang diklasifikasikannya pada lima tingkataan atau hierarki Hierarchyof needs, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan yang mencerminkan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Dari kelima tingkatan kebutuhan tersebut, orang akan termotivasi untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Seseorang dalam setiap prilaku moralnya dipengaruhi oleh bagaimana dia mendapatkan ajaran-ajaran moral itu didalam hidupnya, apa yang benar dan apa yang salah, apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Pendidikan moral yang dialami setiap orang berbeda-bedaa dan kemampuannya untuk menerima pendidikan itu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor individu dan faktor lingkungan. Manusia sebagai faktor individu terdiri dari roh, jiwa dan raga dan ketiga aspek ini harus bekerja secara seimbang Siagian, 2002. Jiwa manusia terdiri atas kognisi, afeksi emosi, perasaan dan konasi kehendak, kemauan. Selain mengalami pertumbuhan fisik, manusia juga mengalami perkembangan kejiwaannya. Didalam perkembangan kejiwaan ini konsep diri terbentuk dan konsep diri ini dipengaruhi oleh norma-norma serta ajaran moral yang melingkupinya. Mengajarkan seseorang tentang hal-hal yang benar dan hal-hal yang salah dan dengan pengaruh religiusitas yang tinggi mengarahkan anak untuk bertindak sesuai dengan yang dikehendaki oleh norma-norma yang ada. Faktor yang Universitas Sumatera Utara kedua yaitu faktor lingkungan yang terdiri dari faktor keluarga, faktor lingkungan tempat tinggal dan keadaan di sekolah. Keluarga berperan penting dalam membentuk karakter kepribadian anak, membangun pribadi anak yang kuat dan bermoral serta tidak mudah dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh lingkungan sosial yang tidak baik dan menyimpang dari ajaran moral Notoatmodjo, 1993. Tindakan moral itu sendiri terdiri atas beberapa penjabaran kejujuran atau kebijakan akibat-akibat kesejahteraan pada diri sendiri, kedermawanan atau kebajikan akibat-akibat kesejahteraan pada orang lain, keadilan persamaan distributif dan resiprositas komutatif yaitu rasa hormat terhadap otoritas. Prinsip yang paling inti bagi pertimbangan moral adalah prinsip keadilan. Keadilan adalah penghargaan utama terhadap nilai dan persamaan derajat semua insan manusia serta terdapat hubungan timbal balik antara manusia merupakan tolak ukur yang mendasar dan universal. Teori Common sense akal sehat yang melatarbelakangi pendidikan moral. Menurut teori ini setiap orang mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, atau paling tidak kebanyakan orang dewasa yang patuh hukum mengenalnya. Dengan demikian, orang dewasa mengenal sejumlah hal tentang moralitas yang tidak diketahui anak-anak seperti mencuri adalah perbuatan yang selalu jahat atau menolong orang lain adalah perbuatan yang baik Prijosaksono, 2002. Memotivasi orang lain, bukan sekedar mendorong atau bahkan memerintahkan seseorang melakukan sesuatu, melainkan sebuah seni yang melibatkan berbagai kemampuan dalam mengenali dan mengelola emosi diri sendiri Universitas Sumatera Utara dan orang lain. Paling tidak kita harus tahu bahwa seseorang melakukan sesuatu karena didorong oleh motivasinya Prijosaksono, 2002. Secara umum motivasi pribadi mempunyai pengertian adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam inner motivation. Didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya. Seseorang yang telah menemukan misi hidupnya bekerja berdasarkan nilai values yang diyakininya. Nilai-nilai itu bisa berupa rasa kasih love pada sesama atau ingin memiliki makna dalam menjalani hidupnya. Orang yang memiliki motivasi seperti ini biasanya memiliki visi yang jauh ke depan. Baginya bekerja bukan sekedar untuk memperoleh sesuatu uang, harga diri, kebanggaan, prestasi tetapi adalah proses belajar dan proses yang haarus dilalauinya untuk mencapai misi hidupnya Prijosaksono, 2002. Hubungan motivasi dengan emosi diri sangat dipengaruhi oleh kecerdasan emosinya EQ-nya. Paling tidak ada beberapa keterampilan yang perlu dimiliki oleh seseorang dalam memotivasi dirinya, yaitu : 1. Mengenali emosi diri Kemampuan mengenali emosi diri ini meliputi kemampuan kita untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya kita rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, kita harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Ketidakmampuan untuk mengenali perasaan membuat kita berada dalam kekuasaan emosi kita, artinya kita kehilangan kendali atas perasaan kita yang pada gilirannya membuat kita kehilangan kendali atas diri dan hidup kita. Universitas Sumatera Utara 2. Mengelola emosi diri sendiri Ada beberapa langkah dalam mengelolaa emosi diri sendiri, yaitu : pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada kita. Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri self controlled yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kitaa, bukan sebaliknya. 3. Memotivasi diri sendiri : Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri achievement motivation. Kendali diri emosional menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Keterampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang- orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apa pun yang mereka kenakan www.sinarharapan.com. 2.2.1. Motivasi Kerja 2.2.1.1. Definisi Motivasi Kerja Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu bertindak atau berbuat. Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan tertentu. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi Universitas Sumatera Utara dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku, rangsangan, dorongan, atau membangkit tenaga munculnya tingkah laku tertentu. Berdasarkan terbentuknya, motif digolongkan atas a motif bawaan yang telah ada sejak lahir dan tidak perlu dipelajari berupa makan, minum dan seksual, b motif yang dipelajari timul karena kedudukan atau jabatan Hamzah, 2008. Berkaitan dengan motif, maka motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku dalam memenuhi kebutuhan. Motivasi adalah proses psikologis yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Hakikat perilaku merupakan orientasi pada satu tujuan. Sehingga jika suatu kebutuhan tidak terpenuhi akan menciptakan keinginan yang merangsang dorongan-dorongan dalam diri individu untuk mencapainnya Hamzah, 2008. Motivasi dipandang sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan tanggapan terhadap suatu tujuan. Pernyataan ini mengandung tiga pengertian yaitu: a motivasi mengawali terjadi perubahan energi pada diri setiap individu, b motivasi ditandai ada rasa atau perasaan afeksi seseorang. motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia, c motivasi dirangsang karena adanya tujuan Hamzah, 2008. Menurut Purwanto dalam Hamzah 2008 fungsi motivasi bagi manusia adalah : 1 Sebagai motor penggerak bagi manusia, ibarat bahan bakar pada kendaraan. 2 Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perwujudan suatu cita-cita atau tujuan. Universitas Sumatera Utara 3 Mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan, maka makin jelas pula bentangan jalan yang harus ditempuh. 4 Menyeleksi perbuatan diri yang berarti menentukan perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan. Gibson dan kawan-kawan dalam Hamzah 2008 memberikan pandangannya lain tentang motivasi sebagai suatu konsep yang dapat digunakan ketika menggerakkan individu untuk memulai dan berperilaku secara langsung sesuai dengan apa yang dikehendaki pimpinan Hamzah, 2008. Berdasarkan beberapa konsep tentang motivasi, terdapat tiga unsur yang merupakan kunci dari motivasi yaitu 1 upaya, 2 tujuan organisasi, 3 kebutuhan. Seseorang termotivasi dalam melakukan tugas, ia mencoba sekuat tenaga agar dengan upaya yang tinggi menghasilkan kinerja yang tinggi pula. Oleh karena itu dalam pemberian motivasi terhadap seseorang diperlukan pertimbangan kualitas dan kuantitas yang dapat membangkitkan upaya dan diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi. Unsur lain adalah tujuan organisasi, unsur ini penting sebab segala upaya yang dilakukan seseorang atau sekelompok diarahkan pada pencapaian tujuan. Tujuan organisasi dalam suatu organisasi harus ditetapkan secara jelas. Kejelasan tujuan akan mengarahkan segala aktivitas dan perilaku personal untuk tercapainya tujuan organisasi. Makin jelas perumusan tujuan organisasi maka makin mudah setiap personal untuk memahaminya. Unsur terakhir yang terdapat dalam motivasi adalah kebutuhan, adalah suatu keadaan internal yang menyebabkan hasil-hasil Universitas Sumatera Utara tertentu tampak menarik. Suatu kebutuhan yang tidak terpuaskan menciptakan keinginan yang merangsang dorongan-dorongan dalam diri individu untuk mencapainya. Dorongan inilah yang menimbulkan perilaku pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu. Dengan demikian pemberian motivasi tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan manusia Hamzah, 2008. Malone dalam Hamzah 2008, membedakan dua bentuk motivasi yang meliputi motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik timbul tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu itu sendiri, sesuai dengan kebutuhan, sementara motivasi ekstrinsik timbul karena rangsangan dari luar. Sebelum berbicara tentang motivasi kerja, terlebih dahulu dikemukakan pandangan tentang kerja itu sendiri. Kerja dan bekerja dewasa ini merupakan suatu kebutuhan, oleh karena itu kerja merupakan : a aktivitas dasar dan dijadikan bagi essensial dari kehidupan manusia, 2 memberikan status dan mengikat seseorang kepada individu lain dan masyarakat, 3 pada umumnya, wanita maupun pria menyukai pekerjaan, 4 moral pekerja dan pegawai tidak mempunyai kaitan langsung dengan kondisi fisik atau material dari pekerjaan, 5 insentif kerja banyak bentuk, diantaranya uang. Oleh karena itu dalam melakukan pekerjaan biasanya seseorang tidak selamanya hanya dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik seperti pemenuhan keuangan semata tetapi motivasi instrinsik merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Motivasi intrinsik tersebut antara lain kebanggaan akan dirinya dapat melakukan sesuatu pekerjaan yang orang lain belum tentu mampu melakukannya, kecintaan Universitas Sumatera Utara terhadap pekerjaan itu, atau minat yang besar terhadap tugas atau pekerjaan yang di lakukannya selama ini. Oleh sebab itu, motivasi kerja tidak hanya berwujud kepentingan ekonomis saja, tetapi bisa juga berbentuk kebutuhan psikis untuk lebih melakukan pekerjaan secara aktif. Motivasi tidak dapat dipisahkan dengan konsep kebutuhan manusia. Sesuai teori kebutuhan Maslow, mengatakan terdapat lima jenjang kebutuhan yaitu 1 kebutuhan fisiologis, 2 Kebutuhan rasa aman, 3 Kebutuhan rasa memiliki dan rasa cinta, 4 kebutuhan harga diri dan 5 Kebutuhan perwujudan diri. Sama halnya dengan yang dikemukakan Kenneth dalam Hamzah 2008, berbagai kebutuhan yang mempengaruhi perilaku individu dalam organisasi adalah sebagai berikut : a Kebutuhan hidup existence needs yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan masalah fisik, seperti makan, minum dan perumahan yang dapat dipuaskan secara langsung atau secara tidak langsung melalui pendapatan berupa gaji yang diperoleh petugas, b Kebutuhan keamanan security needs yaitu kebutuhan yang melibatkan perlindungan dari ancaman fisik atau kehilangan pendapatan. Kebutuhan ini dapat diwujudkan melalui pengurangan tingkat bahaya dalam pelaksanaan pekerjaan, pengurangan terhadap ancaman kemiskinan dalam keluarga petugas, pemberian asuransi kesehatan bagi petugas dan keluarganya, asuransi cacat tubuh jika memperoleh kecelakaan dalam melaksanakan tugas, dan sebagainya, c Kebutuhan berafiliasi affialiation needs yaitu kebutuhan yang melibatkan keinginan untuk mencari teman dan hubungan antarpersonal yang didasari atas saling memberi dan menerima. Kebutuhan ini memungkinkan karyawan lainnya atau dengan mitra kerja Universitas Sumatera Utara serta orang lain disekitarnya, d Kebutuhan akan penghargaan estem needs yaitu kebutuhan yang didasarkan bahwa manusia membutuhkan apresiasi, penghormatan dan status. Penghargaan seperti ini diwujudkan dalam bentuk pujian, penghargaan atas prestasi yang telah diraih dan pengakuan atas simbol status yang dimilikinya, e Kebutuhan untuk tidak tergantung pada orang lain independence needs yaitu kebutuhan yang dilandasi adanya penjelasan bahwa pada dasarnya manusia tergantung pada orang lain untuk memenuhi keinginannya. Agar eksistensinya diakui, manusia berusaha untuk berdikari dengan segala kemampuannya. Proses ini menentukan bagaimana seseorang menanggapi bentuk otoritas dan kesempatan untuk berdiri sendiri serta bertanggung jawab penuh atas pekerjaan yang dibebankan padanya, f Kebutuhan akan prestasi dan kompetensi achievement and competence needs yaitu kebutuhan dasar manusia secara fitrah memiliki kompetensi yang mendorong untuk belajar berasosiasi dengan lingkungan disekitarnya. Kuat atau lemahnya motivasi tersebut tergantung pada pengalaman yang dimilikinya guna mendapatkan prestasi yang diinginkan. Berbagai ciri yang dapat diamati bagi seseorang yang memiliki motivasi kerja antara lain adalah : 2. Kinerja tergantung pada usaha dan kemampuan yang dimilikinya dibandingkan dengan kinerja melalui kelompok. 3. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit. 4. Seringkali terdapat umpan balik yang konkrit tentang bagaimana seharusnya ia melaksanakan tugas secara optimal, efektif dan efisien. Universitas Sumatera Utara Pemberian motivasi pada seseorang merupakan suatu mata rantai yang dimulai dari kebutuhan, menimbulkan keinginan, menyebabkan tensi, menimbulkan tindakan dan menghasilkan keputusan. Pada awalnya dari rantai motivasi memulai dengan kebutuhan yang dipenuhi, mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan, perilaku yang berorentasi pada tujuan, pembangkitan kinerja, menimbulkan imbalan dan hukuman. Setiap individu memiliki kebutuhan yang kemudian mendorong keinginan untuk berusaha bagaimana caranya agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Keinginan yang belum terpenuhi akan menaikkan tensi atau menaikkan ketegangan, ketegangan yang terjadi dalam diri seseorang dapat menimbulkan tindakan yang mengarah pada pencapaian tujuan. Berdasarkan tindakan yang dilakukan individu tersebut akan memperoleh suatu hasil. Hasil inilah yang memberikan kepuasan bagi seseorang. Dengan kepuasan tersebut maka terpenuhilah kebutuhan yang diinginkan. Bertolak dari uraian teoritis sebagaimana dipaparkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa petugas yang memiliki motivasi kerja yang tinggi dapat dilihat melalui dimensi internal dan eksternal. Mengacu pada uraian teoritis diatas dapat didefinisikan bahwa motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang turut menentukan kinerja seseorang. Besar atau kecilnya pengaruh motivasi pada kinerja seseorang tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi yang diberikan. Perbedaan motivasi kerja bagi seorang petugas biasanya tercermin dalam berbagai kegiatan dan bahkan prestasi yang dicapainya Hamzah, 2008. Universitas Sumatera Utara

2.2.1.2 Dimensi Motivasi Kerja Menurut Hamzah 2008 motivasi kerja petugas terbagi atas dua dimensi,

sebagai berikut : a. Motivasi Internal yaitu motivasi kerja yang bersumber dari dalam diri petugas yang menimbulkan dorongan atau semangat untuk bekerja keras, dapat berupa kesadaran mengenai pentingnya makna pekerjaan yang dilaksanakan. Indikator motivasi internal meliputi : 1 Tanggung jawab petugas dalam melaksanakan tugas 2 Melaksanakan tugas dengan target yang jelas 3 Memiliki tujuan yang jelas dan menantang 4 Ada umpan balik atas hasil pekerjaannya 5 Memiliki perasaan senang dalam bekerja 6 Selalu berusaha untuk mengungguli orang lain 7 Diutamakan prestasi dari apa yang dikerjakannya b. Motivasi eksternal yaitu motivasi yang bersumber dari luar diri individu petugas, berupa kondisi yang mengharuskan melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Indikator motivasi eksternal meliputi : 1 Selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan kerja 2 Senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya 3 Bekerja dengan harapan ingin memperoleh insentif 4 Bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari atasan dan teman. Universitas Sumatera Utara

2.3 Karakteristik Individu