Kebayoran Arcade V   Boulevard-Bintaro Jaya Sektor 7 Blok F3  F5 No. 01-29  Tangerang  Selatan  Email: infoupj.ac.id – www.upj.ac.id
3.  Continuity vs discontinuity   Membahas
apakah perkembangan
itu merupakan
perubahan yang
gradualcumulative atau melewati tahapan yang terpisah
B. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mengetahui definisi, ciri khas, dan isu-isu yang berkaitan dengan perkembangan manusia.
C. Hasil Akhir yang Diharapkan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan ciri khas dari sejarah perkembangan manusia
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi proses, periode, dan isu dalam psikologi
perkembangan.
D. Kegiatan Belajar
1.  Dosen  membagi  mahasiswa  menjadi  kelompok  belajar  dan  membaca  singkat  bab  1, yang dipandu dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
  Mengapa  kalian  penting  mempelajari  psikologi  perkembangan?  Apa  saja  manfaat kalian mempelajari psikologi perkembangan dalam kehidupan sehari-hari?
  Jelaskan area-area apa saja yang dipelajari pada psikologi perkembangan   Jelaskan isu-isu apa saja yang dibahas dalam psikologi perkembangan?
  Jelaskan penelitian-penelitian yang digunakan dalam psikologi perkembangan 2.  Dosen membahas hasil diskusi kelompok mahasiswa
3.  Dosen memberikan kuliah khusus yang berkaitan dengan tugas yang sudah dikerjakan.
TUGAS UNTUK PERTEMUAN KE-2
PERTEMUAN 2
1.  Dosen membagi mahasiswa menjadi 3-4 kelompok. 2.  Masing-masing kelompok mendapatkan beberapa topik bacaan yang harus dipresentasikan
pada pertemuan ke-2 3.  Masing-masing kelompok mahasiswa membuat PPT untuk digunakan presentasi
4.  Tugas dikumpulkan di pertemuan ke-2. 5.  Topik-topik yang harus dibaca adalah sebagai berikut: Theories Of Development
a. Freud’s psychosexual theory
f. Skinner’s operant conditioning
b. Erikson’s psychosocial theory
g. Bandura’s social cognitive theory
c. Piaget’s cognitive developmental theory
h. Ethological theory d.  Vyang
otsky’s sociocultural cognitive theory i. Ecological theory
e.  The information-processing theory.
Kebayoran Arcade V   Boulevard-Bintaro Jaya Sektor 7 Blok F3  F5 No. 01-29  Tangerang  Selatan  Email: infoupj.ac.id – www.upj.ac.id
PERTEMUAN 2 TEORI-TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA
A.  Teori-teori perkembangan manusia A.1. Sigmund Freud
Karya  Freud  dikritik  karena  kurangnya  bukti  substansial.  Freud  menganggap  naluri seksual  dasar  sebagai  kekuatan  pendorong  di  belakang  hampir  semua  perilaku.  Freud
menganggap  perkembangan  kepribadian  sebagai  keseimbangan  antara  Id,  Ego  dan superego.  Id  berusaha  untuk kepuasan realistis keinginan  dasar,  superego  berusaha  untuk
tanggung jawab moral realistis dan hati nurani sementara Ego bertindak untuk berkompromi dua kekuatan yang bertentangan.
Terdapat  banyak  aspek  yang  belum  terbukti  untuk  karya  Freud,  misalnya  Freud berteori bahwa karakteristik seperti kedermawanan atau posesif berhubungan dengan faktor
kanak-kanak  seperti  sikap  orangtua  untuk  toilet  training.  Freud  percaya  bahwa  kepribadian terbentuk pada beberapa tahun pertama kehidupan seorang anak.
Titik  perkembangan  bertolak  dari  deal  yang  dilakukan  oleh  anak  untuk  mengatasi konflik yang tidak disadari dengan dorongan biologis dan tuntutan dari lingkungan yang ada.
Kondisi  ini  dikenal  sebagai  perkembangan  psikoseksual.  Perkembangan  psikoseksual diuraikan  sebagai  berpindahnya  kenyamanankesenangan  dari  satu  anggota  tubuh  ke
anggota tubuh yang lain. Adapun Tahap Perkembangan Psikoseksual adalah sebagai berikut:
1.  Fase oral lahir – 1.5 tahun. Pada tahap ini kesenangan bayi terpusat pada mulut
2.  Fase Anal 1.5 – 3 tahun. Pada tahap ini kesenangan berfokus pada anus
3.  Fase Phalik 3 – 6 tahun. Pada tahap ini kesenangan berfokus pada alat kelamin
4.  Fase  Laten  6  tahun –  pubertas.  Pada  tahap  ini  anak  membendung  ketertarikan
seksual dan mengembangkan keterampilan sosial dan intelektual 5.  Fase  Genital  setelah  pubertas.  Pada  tahap  ini  adalah  waktu  ketika  daya  seksual
dan kesenangan seksual muncul kembali Perkembangan kepribadian juga dipengaruhi tiga komponen :
1.  Id  yang  memiliki  arti  bahwa  dorongan  dan  motif  bawaan  serta  membutuhkan pemuasan yang segera.
2.  Ego  bertugas  untuk  menampilkan  alasan-alasan  yang  masuk  akal.  Tentunya  hal  ini berkaitan dengan perkembangan berpikir yang dimulai pada usia 1 tahun.
3.  Superego yang dapat diterima oleh hati nurani dan mulai berkembang usia 5-6 thn
Kebayoran Arcade V   Boulevard-Bintaro Jaya Sektor 7 Blok F3  F5 No. 01-29  Tangerang  Selatan  Email: infoupj.ac.id – www.upj.ac.id
A.2. Erik Erikson
Erikson berfokus pada perkembangan sosial-emosional manusia, yang dikenal dengan teori psikososial.  Erikson  mengatakan  bahwa  perkembangan  psikososial  akan  melewati  krisis
atau masalah yang akan menentukan keberhasilan melewati tahapan tersebut dan pindah ke tahapan berikutnya. Erikson membagi perkembangan psi,kososial menjadi 8 tahap. Adapun
tahapan-tahapan sebagai berikut:
Tahap 1. Trust vs Mistrust percaya vs tidak percaya
Terjadi pada usia 0 sd 18 bulan
Tingkat pertama teori perkembangan psikososial Erikson terjadi antara kelahiran sampai usia satu tahun dan merupakan tingkatan paling dasar dalam hidup.
Oleh  karena  bayi  sangat  bergantung,  perkembangan  kepercayaan  didasarkan  pada ketergantungan dan kualitas dari pengasuh kepada anak.
Jika anak berhasil membangun kepercayaan, dia akan merasa selamat dan aman dalam dunia.  Pengasuh  yang  tidak  konsisten,  tidak  tersedia  secaraara  emosional,  atau
menolak,  dapat  mendorong  perasaan  tidak  percaya  diri  pada  anak  yang  di  asuh. Kegagalan  dalam  mengembangkan  kepercayaan  akan  menghasilkan  ketakutan  dan
kepercayaan bahwa dunia tidak konsisten dan tidak dapat di tebak.
Tahap 2. Otonomi Autonomy VS malu dan ragu-ragu shame and doubt
  Terjadi pada usia 18 bulan sd 3 tahun
Tingkat ke dua dari teori perkembangan psikososial Erikson ini terjadi selama masa awal kanak-kanak dan berfokus pada perkembangan besar dari pengendalian diri.
Seperti  Freud,  Erikson  percaya  bahwa  latihan  penggunaan  toilet  adalah  bagian  yang penting  sekali  dalam  proses  ini.  Tetapi,  alasan  Erikson  cukup  berbeda  dari  Freud.
Erikson  percaya  bahwa  belajar  untuk  mengontrol  fungsi  tubuh  seseorang  akan membawa kepada perasaan mengendalikan dan kemandirian.
Kejadian-kejadian  penting  lain  meliputi  pemerolehan  pengendalian  lebih  yakni  atas pemilihan makanan, mainan yang disukai, dan juga pemilihan pakaian.
Anak yang berhasil melewati tingkat ini akan merasa aman dan percaya diri, sementara yang tidak berhasil akan merasa tidak cukup dan ragu-ragu terhadap diri sendiri.
Tahap 3. Inisiatif Initiative vs rasa bersalah Guilt
  Terjadi pada usia 3 sd 5 tahun.   Selama masa usia prasekolah mulai menunjukkan kekuatan dan kontrolnya akan dunia
melalui permainan langsung dan interaksi sosial lainnya. Mereka lebih tertantang karena menghadapi dunia sosial yang lebih luas, maka dituntut perilaku aktif dan bertujuan.
  Anak  yang  berhasil  dalam  tahap  ini  merasa  mampu  dan  kompeten  dalam  memimpin orang lain. Adanya peningkatan rasa tanggung jawab dan prakarsa.
Kebayoran Arcade V   Boulevard-Bintaro Jaya Sektor 7 Blok F3  F5 No. 01-29  Tangerang  Selatan  Email: infoupj.ac.id – www.upj.ac.id
  Mereka  yang  gagal  mencapai  tahap  ini  akan  merasakan  perasaan  bersalah,  perasaan ragu-ragu,  dan  kurang  inisiatif.  Perasaan  bersalah  yang  tidak  menyenangkan  dapat
muncul apabila anak tidak diberi kepercayaan dan dibuat merasa sangat cemas.   Erikson yakin bahwa kebanyakan rasa bersalah dapat digantikan dengan cepat oleh rasa
berhasil.
Tahap 4. Industry vs inferiority tekun vs rasa rendah diri
  Terjadi pada usia 6 sd pubertas.   Melalui  interaksi  sosial,  anak  mulai  mengembangkan  perasaan  bangga  terhadap
keberhasilan dan kemampuan mereka.   Anak  yang  didukung  dan  diarahkan  oleh  orang  tua  dan  guru  membangun  peasaan
kompeten dan percaya dengan ketrampilan yang dimilikinya.   Anak yang menerima sedikit atau tidak sama sekali dukungan dari orang tua, guru, atau
teman sebaya akan merasa ragu akan kemampuannya untuk berhasil.   Prakarsa  yang  dicapai  sebelumnya  memotivasi  mereka  untuk  terlibat  dengan
pengalaman-pengalaman baru.   Ketika  beralih  ke  masa  pertengahan  dan  akhir  kanak-kanak,  mereka  mengarahkan
energi mereka menuju penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual.   Permasalahan yang dapat timbul pada tahun sekolah dasar adalah berkembangnya rasa
rendah diri, perasaan tidak berkompeten dan tidak produktif.   Erikson  yakin  bahwa  guru  memiliki  tanggung  jawab  khusus  bagi  perkembangan
ketekunan anak-anak.
Tahap 5. Identity vs identify confusion identitas vs kebingungan identitas
  Terjadi pada masa remaja, yakni usia 10 sd 20 tahun   Selama  remaja  ia  mengekplorasi  kemandirian  dan  membangun  kepakaan  dirinya.  Jika
remaja  menjajaki  peran-peran  semacam  itu  dengan  cara  yang  sehat  dan  positif  untuk diikuti dalam kehidupan, identitas positif akan dicapai. Jika suatu identitas remaja ditolak
oleh  orangtua,  jika  remaja  tidak  secaraara  memadai  menjajaki  banyak  peran,  jika  jalan masa depan positif tidak dijelaskan, maka kebingungan identitas merajalela.
Tahap 6. Intimacy vs isolation keintiman vs keterkucilan
  Terjadi selama masa dewasa awal 20an sd 30an tahun   Erikson  percaya  tahap  ini  penting,  yaitu  tahap  seseorang  membangun  hubungan  yang
dekat dan siap berkomitmen dengan orang lain.   Mereka  yang  berhasil  di  tahap  ini,  akan  mengembangkan  hubungan  yang  komit  dan
aman.   Erikson  percaya  bahwa  identitas  personal  yang  kuat  penting  untuk  mengembangkan
hubungan yang intim. Penelitian telah menunjukkan bahwa mereka yang memiliki sedikit
Kebayoran Arcade V   Boulevard-Bintaro Jaya Sektor 7 Blok F3  F5 No. 01-29  Tangerang  Selatan  Email: infoupj.ac.id – www.upj.ac.id
kepakaan  diri  cenderung  memiliki  kekurangan  komitemen  dalam  menjalin  suatu hubungan dan lebih sering terisolasi secaraara emosional, kesendirian dan depresi.
  Jika  mengalami  kegagalan,  maka  akan  muncul  rasa  keterasingan  dan  jarak  dalam interaksi dengan orang.
Tahap 7. Generativity vs Stagnation Bangkit vs Stagnan
  Terjadi selama masa pertengahan dewasa 40an sd 50an tahun.   Selama  masa  ini,  mereka  melanjutkan  membangun  hidupnya  berfokus  terhadap  karir
dan keluarga.   Mereka yang berhasil dalam tahap ini, maka akan merasa bahwa mereka berkontribusi
terhadap dunia dengan partisipasinya di dalam rumah serta komunitas.   Mereka  yang  gagal  melalui  tahap  ini,  akan  merasa  tidak  produktif  dan  tidak  terlibat  di
dunia ini.
Tahap 8. Integrity vs depair integritas vs putus asa
  Terjadi selama masa akhir dewasa 60an tahun   Selama fase ini cenderung melakukan cerminan diri terhadap masa lalu.
  Mereka  yang  tidak  berhasil  pada  fase  ini,  akan  merasa  bahwa  hidupnya  percuma  dan
mengalami banyak penyesalan.   Individu akan merasa kepahitan hidup dan putus asa
  Mereka  yang  berhasil  melewati  tahap  ini,  berarti  ia  dapat  mencerminkan  keberhasilan
dan kegagalan yang pernah dialami.   Individu ini akan mencapai kebijaksaan, meskipun saat menghadapi kematian.
A.3. Jean Piaget Teori  Perkembangan  Kognitif,  dikembangkan  oleh  Jean  Piaget,  seorang  psikolog
Swiss  yang  hidup  tahun  1896-1980.  Teorinya  memberikan  banyak  konsep  utama  dalam lapangan  psikologi  perkembangan  dan  berpengaruh  terhadap  perkembangan  konsep
kecerdasan. Kecerdasan
adalah kemampuan
untuk secaraara
lebih tepat
merepresentasikan  dunia  dan  melakukan  operasi  logis  dalam  representasi  konsep  yang berdasar  pada  kenyataan.  Teori  ini  memunculkan  konsep  schemata,  yaitu  bagaimana
seseorang  mempersepsi  lingkungannya.  Piaget  membagi  skema  melalui  empat  periode utama yaitu:
Periode sensorimotor usia 0 –2 tahun
Periode praoperasional usia 2 –7 tahun
Periode operasional konkrit usia 7 –11 tahun
Periode operasional formal usia 11 tahun sampai dewasa
Kebayoran Arcade V   Boulevard-Bintaro Jaya Sektor 7 Blok F3  F5 No. 01-29  Tangerang  Selatan  Email: infoupj.ac.id – www.upj.ac.id
Periode sensorimotor
Menurut  Piaget,  bayi  lahir  dengan sejumlah  refleks  bawaan  selain  juga  dorongan  untuk mengeksplorasi  dunianya.  Skema  awalnya  dibentuk  melalui  diferensiasi  refleks  bawaan
tersebut.  Periode  sensorimotor  adalah  periode  pertama  dari  empat  periode.  Piaget
berpendapat  bahwa  tahapan  ini  menandai  perkembangan  kemampuan  dan  pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan:
1.  Sub-tahapan  skema  refleks,  muncul  saat  lahir  sampai  usia  enam  minggu  dan berhubungan terutama dengan refleks.
2.  Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
3.  Sub-tahapan  fase  reaksi  sirkular  sekunder,  muncul  antara  usia  empat  sampai sembilan  bulan  dan  berhubungan  terutama  dengan  koordinasi  antara  penglihatan
dan pemaknaan. 4.  Sub-tahapan  koordinasi  reaksi  sirkular  sekunder,  muncul  dari  usia  sembilan  sampai
duabelas  bulan,  saat  berkembangnya  kemampuan  untuk  melihat  objek  sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda
permanensi objek. 5.  Sub-tahapan  fase  reaksi  sirkular  tersier,  muncul  dalam  usia  dua  belas  sampai
delapan  belas  bulan  dan  berhubungan  terutama  dengan  penemuan  cara-cara  baru untuk mencapai tujuan.
6.  Sub-tahapan  awal  representasi  simbolik,  berhubungan  terutama  dengan  tahapan awal kreativitas.
Tahapan praoperasional
Tahapan  ini  merupakan  tahapan  kedua  dari  empat  tahapan.  Dengan  mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang
secaraara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran PraOperasi dalam teori
Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secaraara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secaraara logika tidak memadai. Dalam
tahapan  ini,  anak  belajar  menggunakan  dan  merepresentasikan  objek  dengan  gambaran dan  kata-kata.  Pemikirannya  masih  bersifat  egosentris:  anak  kesulitan  untuk  melihat  dari
sudut  pandang  orang  lain.  Anak  dapat  mengklasifikasikan  objek  menggunakan  satu  ciri, seperti  mengumpulkan  semua  benda  merah  walau  bentuknya  berbeda-beda  atau
mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Kebayoran Arcade V   Boulevard-Bintaro Jaya Sektor 7 Blok F3  F5 No. 01-29  Tangerang  Selatan  Email: infoupj.ac.id – www.upj.ac.id
Menurut  Piaget,  tahapan  pra-operasional  mengikuti  tahapan  sensorimotor  dan muncul  antara  usia  dua  sampai  enam  tahun.  Dalam  tahapan  ini,  anak  mengembangkan
keterampilan  berbahasanya.  Mereka  mulai  merepresentasikan  benda-benda  dengan  kata- kata  dan  gambar.  Bagaimanapun,  mereka  masih  menggunakan  penalaran  intuitif  bukan
logis.  Di  permulaan  tahapan  ini,  mereka  cenderung  egosentris,  yaitu,  mereka  tidak  dapat memahami  tempatnya  di  dunia  dan  bagaimana  hal  tersebut  berhubungan  satu  sama  lain.
Mereka  kesulitan  memahami  bagaimana  perasaan  dari  orang  di  sekitarnya.  Tetapi  seiring pendewasaan,  kemampuan  untuk  memahami  perspektif  orang  lain  semakin  baik.  Anak
memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.
Tahapan operasional konkrit
Tahapan ini adalah tahapan ketiga. Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan  mempunyai  ciri  berupa  penggunaan  logika  yang  memadai.  Proses-proses  penting
selama tahapan ini adalah:
Pengurutan
—kemampuan  untuk  mengurutan  objek  menurut  ukuran,  bentuk,  atau  ciri lainnya.  Contohnya,  bila  diberi  benda  berbeda  ukuran,  mereka  dapat  mengurutkannya  dari
benda yang paling besar ke yang paling kecil.
Klasifikasi
—kemampuan  untuk  memberi  nama  dan  mengidentifikasi  serangkaian  benda menurut  tampilannya,  ukurannya,  atau  karakteristik  lain,  termasuk  gagasan  bahwa
serangkaian  benda-benda  dapat  menyertakan  benda  lainnya  ke  dalam  rangkaian  tersebut. Anak  tidak  lagi  memiliki  keterbatasan  logika  berupa  animisme  anggapan  bahwa  semua
benda hidup dan berperasaan
Decentering
—anak  mulai  mempertimbangkan  beberapa  aspek  dari  suatu  permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar
tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.
Reversibility
—anak  mulai  memahami  bahwa  jumlah  atau  benda-benda  dapat  diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa
4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
Konservasi
—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan  dengan  pengaturan  atau  tampilan  dari  objek  atau  benda-benda  tersebut.
Sebagai  contoh,  bila  anak  diberi  cangkir  yang  seukuran  dan  isinya  sama  banyak,  mereka
Kebayoran Arcade V   Boulevard-Bintaro Jaya Sektor 7 Blok F3  F5 No. 01-29  Tangerang  Selatan  Email: infoupj.ac.id – www.upj.ac.id
akan  tahu  bila  air  dituangkan  ke  gelas  lain  yang  ukurannya  berbeda,  air  di  gelas  itu  akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
Penghilangan sifat Egosentrisme
—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang  lain  bahkan  saat  orang  tersebut  berpikir  dengan  cara  yang  salah.  Sebagai  contoh,
tunjukkan  komik  yang  memperlihatkan  Siti  menyimpan  boneka  di  dalam  kotak,  lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu
baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka
itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.
Tahapan operasional formal
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget.  Tahap  ini  mulai  dialami  anak  dalam  usia  sebelas  tahun  saat  pubertas  dan  terus
berlanjut  sampai  dewasa.  Karakteristik  tahap  ini  adalah  diperolehnya  kemampuan  untuk berpikir secaraara abstrak, menalar secaraara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi
yang  tersedia.  Dalam  tahapan  ini,  seseorang  dapat  memahami  hal-hal  seperti  cinta,  bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun
ada  gradasi  abu-abu  di  antaranya.  Dilihat  dari  faktor  biologis,  tahapan  ini  muncul  saat pubertas  saat  terjadi  berbagai  perubahan  besar  lainnya,  menandai  masuknya  ke  dunia
dewasa  secaraara  fisiologis,  kognitif,  penalaran  moral,  perkembangan  psikoseksual,  dan perkembangan  sosial.  Beberapa  orang tidak  sepenuhnya  mencapai  perkembangan  sampai
tahap  ini,  sehingga  ia tidak mempunyai keterampilan  berpikir sebagai  seorang  dewasa  dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.
A.4. Vyangotsky •  Sociocultural Theory
Teori ini mengatakan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh interaksi sosial yang dibuat  anak  dengan  lingkungannya  dan  orang  dewasa.  Anak-anak  berkembang  karena
belajar  dari  lingkungan.  Aktivitas-aktivitas  yang  dilakukannya  dengan  orang  lain  baik orang  dewasa  atau  anak-anak  akan  membantu  mereka  untuk  menginternalisasikan
bagaimana  lingkungan  sosial  tersebut  berpikir  dan  bertingkah  laku  yang  nantinya  dapat dijadian acuan pembentukan tingkah laku mereka sendiri.
•  Zone of proximal development ZPADA
ZPADA  adalah  jarak  antara  tahap  perkembangan  aktual  dengan  tahap perkembangan
potensial.    Tahap  perkembangan  aktual  ditentukan  oleh  kemampuan  menyelesaikan masalah  yang  sesuai  dengan  usianya,  sedangkan  tahap  perkembangan  potensial
Kebayoran Arcade V   Boulevard-Bintaro Jaya Sektor 7 Blok F3  F5 No. 01-29  Tangerang  Selatan  Email: infoupj.ac.id – www.upj.ac.id
ditentukan melalui pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu
A.5. B.F.Skinner   Operant Conditioning Theory
Poin  utama  dari  teori  ini  adalah  reinforcement    penguat  dan  punishment    hukuman dapat  membentuk  suatu  perilaku.  Perilaku  anak-anak  terbentuk  oleh  pengalaman  yang
mereka  miliki.  Skinner  memperkenalkan  konsep-konsep  seperti  operant  conditioning; positivenegative  reinforcement;  consequence;  reward;  punishment;  respondents;  operants;
social learning theory; behavioural learning theory. Operant conditioning theory menyatakan bahwa  individu belajar dari konsekuensi yang
ia  buat  ketika  ―mengoperasikan‖  dunia  sekitar.  Menurut  Skinner,  individu  akan  cenderung untuk  mengulang  respon  yang  diberi  penguatan  dan  perilaku  akan  turun  frekuensinya  bila
diberi  hukuman.  Misal:  bayi  tidur  terlentang,  kemudian  tersenyum,  tiba-tiba  ibu  langsung mengajak  bermain,  begitu  juga  dengan  ayah.  Jadi  bayi  belajar  bila  ia  tersenyum  maka  ia
akan mendapatkan banyak perhatian dan kasih sayang.
A.6. Alfred Bandura   Social CognitiveTheory
Poin  utama  dari  teori  ini  adalah  proses  belajar  muncul  melalui  imitasi.  Bandura memperkenalkan  konsep-konsep  seperti  imitation;  copying;  modelling;  role  models;
reinforcement; social learning theory; observational theory social cognitive theory; Bobo doll experiment.
Sebelumnya  teori  Bandura  dikenal  dengan  nama  Social  Learning  Theory  namun kemudian  diganti  namanya  menjadi  Social  Cognitive  Theory  untuk  mengakomodir
perkembangan  teori  sebelumnya.  Penggantian  nama  ini  juga  dikarenakan  Bandura merupakan tokoh dari psikologi kognitif. Pada social cognitive theory, Bandura menjelakskan
bahwa  perilaku  manusia  itu  didorong  oleh  motivasi  dan  self-regulatory  mechanism,  bukan oleh  faktor  lingkungan.    Adanya  konsep  motivasi  dan  self-regulatory  mechanism  yang
membedakan teori Bandura dengan teori Skinner.
A.7. Ethological Theory
Teori  ini  menekankan  bahwa  perilaku  sangat  dipengaruhi  oleh  kondisi  biologis  dan sangat  tergantung  pada  evolusi.  Terdapat  pula  periode  sensitif  atau  kritis  pada  masing-
masing perkembangan. Pada periode kritis ini bila individu melewatkan pengalaman tertentu maka  hal  tersebut  akan  berpengaruh  terhadap  kelangsungan.  Konsep  ini  dikenalkan  oleh
Kebayoran Arcade V   Boulevard-Bintaro Jaya Sektor 7 Blok F3  F5 No. 01-29  Tangerang  Selatan  Email: infoupj.ac.id – www.upj.ac.id
Konrad Lorenz. Berdasarkan pandangan Lorenz, kebutuhan imprinting memiliki waktu-waktu tertentu yang cukup kritis.
Tokoh  lain  yang  cukup  terkenal  penganut  ethological  theory  adalah  John  Bowlby. John  Bowlby  menenkankan  bahwa  attachment  pada  pengasuh  pada  tahun  pertama
kehidupan  memiliki  konsekuensi  penting  di  sepanjang  kehidupan  individu.  Menurut pandangannya,  bila  terjalin  attachment  yang  aman  dan  positif  maka  individu  akan
mengembangkan kehidupan kanak-kanak dan dewasanya secaraara positif.
A.8. Bronfenbrenner   Ecological Theory
Menurut ecological theory, system lingkungan terdiri menjadi 4, yaitu: 1.  Microsystem yaitu lingkungan tempat tinggal individu
2.  Mesosystem  yaitu  hubungan  anatara  microsystems  atau  kaitan  antara  berbagai macam  konteks    seperti,  hubungan  lingkungan  keluarga  dengan  pengalaman
sekolah 3.  Exosystem yaitu pengalaman dalam suatu lingkungan dimana individu tidak menjadi
agen yang aktif. Misal: pemerintahan. 4.  Macrosystem  melibatkan  budaya  dimana  individu  tinggal,  seperti  values,  beliefs,
custom.
B.  Kompetensi Dasar