STAKEHOLDER ANALISIS

STAKEHOLDER ANALISIS

Analisis stakeholder diperkenalkan dengan mengingatkan kembali akan arti penting partisipasi. Dalam hal ini, partisipasimencakup pemangku kepentingan internal, pemangku kepentingan eksternal dan pihak penerima manfaat. Sekali lagi, dasar pemikiran pragmatis dikemukakan (Organisasi Perencanaan Negara, 2006, pp.19-20):

Stakeholders didefinisikan sebagai orang, kelompok atau lembaga yang berhubungan dengan produk dan layanan serta dapat mempengaruhi atau dipengaruihi organisasi. Dampak dari pemangku kepentingan bisa positif atau negatif dan dampak dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. contoh stakeholder adalah: Menteri, karyawan dan administrator, organisasi sektor publik dan swasta yang terlibat dengan kegiatan organisasi,serikat pekerja dan pelanggan.

Hal ini menyarankan bahwa analisis pemangku kepentingan dapat menghasilkan informasi mengenai hal-hal berikut:

a. pendapat dan harapan stakeholder;

b. hubungan dan potensi konflik kepentingan antara pemangku kepentingan;

c. penilaian stakeholder tentang kekuatan dan kelemahan dari organisasi;

d. informasi tentang hambatan untuk merealisasikan efisiensi atas layanan atau produk organisasi.

Hal ini juga menyarankan bahwa analisis pemangku kepentingan akan membantu hal- hal sebagai berikut:

a. memperoleh perhatian dan kontribusi stakeholder dalam perencanaan strategis proses;

b. merencanakan tahapan di dalam proses di mana para pemangku kepentingan dapat terlibat;

c. menciptakan rasa memiliki rencana strategis kepada para pemangku kepentingan karena itu meningkatkan kemungkinan keberhasilan rencana strategis;

d. merumuskan strategi yang mengatasi hambatan dalam merealisasi layanan atau produk organisasi.

Panduan dalam analisis stakeholder sebagaimana di jelaskan dalam gambar 5.2 terdiri dari empat langkah. Langkah yang pertama adalah dengan menentukan siapakah stakeholdernya, dimulai dengan memunculkan daftar panjang stakeholder dengan mencoba untuk menjawab serangkaian pertanyaan. Yang berkaitan dengan kegiatan badan? Yang mengarahkan kegiatan badan? Yang menggunakan kegiatan? Yang dipengaruhi oleh kegiatan? Yang mempengaruhi kegiatan? Strategis analis proses perencanaan didorong untuk menjadi bijaksana selama proses pelaksanaan semua pemangku kepentingan.

Gambar 5.2tahapan dasar dalam proses analisis stakeholder Bagian kedua dari pekerjaan dalam menentukan siapa yang menjadi stakeholder adalah memikirkan bagaimana memahami hubungan stakeholder dengan lembaga, yang dapat dilakukan dengan mengidentifikasi alasan untuk kelompok pemangku kepentingan menjadi pemangku kepentingan. Bagian ketiga dan terakhir dari pekerjaan adalah untuk mengklasifikasikan setiap stakeholderke dalam daftar menurut kriteria sebagai pemangku kepentingan internal, pemangku kepentingan eksternal, atau pelanggan.

Langkah kedua dalam proses analisis stakeholder dibenarkan dalam bimbingan dikarenakan daftar stakeholder terlalu panjang, dalam arti bahwa organisasi sektor publik tidak dapat membangun hubungan yang efektif dengan mereka semua. Jadi memprioritaskan daftar stakeholder, memutuskan siapa stakeholder nomor satu, nomor dua, dan sebagainya, disajikan dengan efisien dalam mengumpulkan pendapat dari para stakeholder dan mencerminkan rencana strategisnya.

Organisasi sektor sebagai sangat penting, dan tepat di pusat tujuan organisasi. Oleh karena itu, daftar stakeholder yang kuat dan daftar penting pemangku kepentingan mungkin tumpang tindih, tetapi belum tentu sama. Jika seorang analis ingin menggunakan kedua kriteria untuk memprioritaskan stakeholder, mereka akan perlu untuk mengharmoniskan konflik antara evaluasi terpisah berdasarkan kekuatan dan kepentingan. Pada tahap akhir dari langkah kedua dalam analisis stakeholder, daftar panjang para pemangku kepentingan dapat dikurangi untuk dikelola stakeholder yang terdiri dari kelompok yang telah diprioritaskan (misalnya, bagian delapan teratas). Pada langkah ketiga dari analisis, dilakukan usaha untuk membuat penilaian yang komprehensif dari masing-masing stakeholder. Hal ini dilakukan dalam tiga bagian yang terpisah dari pekerjaan: penyelidikan, persiapan dari matriks Organisasi sektor sebagai sangat penting, dan tepat di pusat tujuan organisasi. Oleh karena itu, daftar stakeholder yang kuat dan daftar penting pemangku kepentingan mungkin tumpang tindih, tetapi belum tentu sama. Jika seorang analis ingin menggunakan kedua kriteria untuk memprioritaskan stakeholder, mereka akan perlu untuk mengharmoniskan konflik antara evaluasi terpisah berdasarkan kekuatan dan kepentingan. Pada tahap akhir dari langkah kedua dalam analisis stakeholder, daftar panjang para pemangku kepentingan dapat dikurangi untuk dikelola stakeholder yang terdiri dari kelompok yang telah diprioritaskan (misalnya, bagian delapan teratas). Pada langkah ketiga dari analisis, dilakukan usaha untuk membuat penilaian yang komprehensif dari masing-masing stakeholder. Hal ini dilakukan dalam tiga bagian yang terpisah dari pekerjaan: penyelidikan, persiapan dari matriks

Sebuah pertanyaan yang berbeda dapat digunakan untuk mengumpulkan pendapat dari masing-masing kelompok stakeholder. Pemangku kepentingan mungkin diberikan pertanyaan sebagai berikut:

a. Manakah dari kegiatan organisasi yang penting bagi Anda?

b. Apa aspek positif (kekuatan) dari organisasi?

c. Aspek apa dari organisasi (kelemahan) harus ditingkatkan?

d. Apa harapan Anda dari organisasi? Jika kita bercermin dari keempat pertanyaan tersebut, dengan cepat opini yang terkumpul dari stakeholder dapat digunakan dalam SWOT analisis. (Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dan juga bisa memberi umpan ke dalam pernyataan misi dan visi serta perumusan tujuan strategis. Jika hal ini terjadi dengan baik, hasilnya akan menjadi rencana strategisorganisasi yang sangat responsif terhadap stakeholder, termasuk penerima manfaat dari organisasi sektor publik tertentu yang dimaksudkan.