Mendidik Anak KEMANDIRIAN ANAK

BAB III KEMANDIRIAN ANAK

1. Mendidik Anak

Orang tua dalam mendidik anak didasarkan pada rasa kasih sayang terhadap anak-anaknya. Orang tua yang berada di daerah Helvetia Tengah mengatakan bahwa mendidik anak dengan kasih sayang berlebihan atau terlalu mengikuti kemauan dari anak dapat mendatangkan bahaya dari perilaku anak itu sendiri seperti anak dapat menjadi manja dan tidak mandiri. Ada hal-hal yang dihindari orang tua di daerah Helvetia Tengah, yaitu orang tua yang terlalu memenuhi semua permintaan anak atau terlalu memanjakannya misalnya terus-terusan memberikan anak dengan barang-brang mahal tanpa mempertimbangkan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak. Karena hal tersebut dapat menyebabkan keegoisan anak dan tidak memperhatikan kepentingan orang lain. Di kawasan ini juga terdapat orang tua yang menginginkan anak-anaknya untuk menjadi orang yang penuh percaya diri, sukses serta dapat mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Untuk dapat merealisasikannya orang tua akan melakukan hal-hal sebagai berikut seperti memberikan kepercayaan yaitu orang tua yang berada di kawasan ini memberikan kepercayaan terhadap anak-anaknya, apa yang mereka perbuat dan lakukan. Kepercayaan ini diberikan orang tua kepada anak-anak mereka agar anak mereka dapat mengetahui perbuatan yang baik dan yang salah. Selain itu tanggung jawab, yaitu sebagai orang tua memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri seorang anak Universitas Sumatera Utara karena tanggung jawab sangat diperlukan dalam mendidik anak. Selaras dengan pertumbuhan dan perkembangan, anak membutuhkan waktu untuk memahami dan melakukan sesuatu yang orang tua inginkan. Untuk mempunyai rasa tanggung jawab, maka dari itu orang tua tidak dapat memaksa suatu kehendak kepada anak. Setiap keluarga khususnya orang tua yang berada di daerah ini mempunyai cara mendidik anak yang berbeda-beda, selain lingkungan dari keluarga, lingkungan disekitar anak juga mempengaruhi pertumbuhan anak. Maka dari itu berikut ini hal-hal yang dapat mempengaruhi anak:

A. Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Anak

Keluarga merupakan bagian dari sebuah masyarakat. Keluarga khususnya orang tua sangat mempengaruhi pemikiran dan tingkah laku anak. Pengaruh keluarga dalam pendidikan anak sangat besar, keluargalah yang menyiapkan pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak, orang tua memiliki peran yang sangat penting. Perilaku-perilaku anak akan menjadikan penyempurna mata rantai dalam suatu keluarga yang dibina. Dalam hal ini lingkungan keluarga yang baik maka akan membentuk si anak menjadi lebih baik lagi seperti hasil wawancara yang saya lakukan kepada Ibu Tobing : “ saya dengan anak–anak saya seperti teman, saya tidak mau membuat anak saya takut kepada saya, hal ini saya lakukan agar anak saya tidak menutup–nutupi apa yang terjadi pada anak saya, dan setiap harinya saya pasti menanyakan apa saja yang telah terjdai satu hari ini”. Dalam hal ini orang tua khususnya ibu Tobing mempunyai cara dalam mendidik anaknya yaitu dengan cara melakukan pendekatan-pendekatan yang Universitas Sumatera Utara tidak semua orang tua dapat lakukan yaitu menjadikan anak sebagai teman. Agar si anak dapat mencurahkan isi hatinya tanpa harus merasa ada rasa segan terhadap orang tuanya. Selain itu ada juga beberapa keluarga khususnya orang tua yang mendidik anaknya dengan cara memberikan kebebasan kepada anak untuk dapat bertanggung jawab terhadap perilaku anak sehari-hari. Namun kenyataannya tanggung jawab yang diberikan orang tua tidak dilaksanakan atau tidak dijalankan dengan baik, sehingga membuat anak-anak yang berada di daerah Helvetia Tengah sebagian dari mereka melakukan perilaku menyimpang seperti merokok, hamil di luar nikah. Berikut ini adalah hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada seseorang anak yang melakukan perilaku menyimpang yaitu hamil di luar nikah yang bernama Dermi : “saya emang hamil dulu baru nikah kak, saya lakukan atas dasar suka sama suka, namanya juga kalau laki-laki dan perempuan lagi berpacaran kalau ada kesempatan pasti hal yang ga diinginkan terjadi, tetapi setelah itu saya menyesal kenapa itu bisa terjadi. Makanya saya sekarang ingin memperbaiki kelakuan saya melalui anak saya dengan mendidiknya dengan baik”. Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa tidak selamanya kebebasan yang diberikan orang tua dijalankan anak dengan baik seperti yang banyak diinginkan orang tua yaitu menjadikan anak yang baik dan berguna. Oleh sebab itu hubungan orang tua dan anak sangat menentukan pembentukan diri anak. Kondisi dan suasana keluarga yang hangat akan mendukung pembentukan diri anak. Tingkat kecemasan anak berkurang dan menjadi lebih bersikap positif dalam memandang diri dan lingkungan. Keberadaan anak tergantung kepada pola dasar hubungan dalam keluarga dimana Universitas Sumatera Utara anak itu tinggal, karena hal ini dapat menentukan pandangan anak. Oleh karena itu saat orang tua berhubungan dengan anak dapat menunjukkan tindakan- tindakan yang positif sehingga anak dapat bersikap objektif saat menampilkan dirinya karena pengaruh dari kualitas hubungan orang tua dan anak, dimana orang tua menunjukkan sikap hangat, bersahabat dengan anak karena kehangatan orang tua merupakan aspek penting dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak. Bahwa dengan kata lain kualitas hubungan keluarga orang tua dan anak yang hangat dapat membuat anak menjadi lebih percaya dalam membentuk seluruh aspek dari dirinya, karena ia mempunyai model yang dapat dipercaya. Anak juga merasa bahwa dirinya mendapat dukungan dari kedua orang tuanya dalam menghadapi masalah, sehingga ia menjadi tegas dan efektif dalam memecahkan masalah Clara 1988:31-32. Cara orang tua memenuhi kebutuhan baik fisik maupun psikologis merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Pengalaman anak dalam berinteraksi dengan seluruh anggota keluarga merupakan penentu pula dalam berinteraksi dengan orang lain. Jadi bagaimana pandangan dan sikap individu terhdap dunia luar, mempercayai atau mencurigai, banyak dipengaruhi oleh pengalaman ketika berhubungan dengan lingkungan keluarga. Peranan kondisi keluarga dibandingkan dengan kondisi sosial lain terhadap pembentukan diri anak lebih berpengaruh, karena kondisi keluarga yang buruk dapat menyebabkan diri yang rendah pada anak. Hubungan orang tua dan anak merupakan hubungan yang timbal balik, dimana antara satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi, saling Universitas Sumatera Utara menyesuaikan diri sehingga terjalin kerja sama yang akrab, bersahabat dengan anak.

B. Pengaruh Lingkungan Masyarakat Tehadap Pendidikan Anak.

Pendidikan pada zaman sekarang ini tidaklah mudah, di satu sisi memberikan berbagai fasilitas yang serba “canggih“. Anak-anak sekarang sudah mengenal handphone, internet dan berbagai peralatan yang sangat modern, kemajuan yang demikian cepat sedikit banyak membawa dampak negative seperti tersedianya informasi negative melalui media massa yang sulit untuk dihindari, misalnya adegan pornografi dan pornoaksi, kekerasan, melalui berbagai media informasi seperti situs internet, handphone, majalah, televisi dan juga vcd. Orang tua yamg berada di daerah Helvetia Tengah ini sebagian ada yang memberikan Handphone kepada anak-anak mereka dengan tujuan agar dapat berkomunikasi dengan orang tua setiap saat, tetapi ada juga yang tidak memberikan handphone dengan alasan anak-anak yang masih bersekolah belum pantes untuk mempergunakannya. Sebagian orang tua yang berada dalam daerah ini cara mengatasi seorang anak agar tidak berkelakuan negative terhadap handphone adalah dengan cara memberikan anak tersebut handphone tetapi dengan tipe yang rendah belum ada fitur yang membuat anak untuk menyimpang ke hal-hal yang berbentuk negative seperti layanan internet. Seperti hasil wawancara saya terhadap Bpk Sinurat, SH salah satu orang tua yang memberikan handphone kepada anaknya : ” saya memberikan hand phone kepada anak saya untuk dapat berkomunikasi, saya pikir untuk umuran anak saya, tidak perlu Universitas Sumatera Utara memakai tipe hand phone yang terlalu tinggi karena saya takut kalau terjadi hal – hal yang tidak diinginkan seperti kehilangan hand phone karena adanya pencurian”. Dari hasil percakapan di atas dapat di lihat bahwa orang tua untuk saat ini mempunyai cara dalam mengatasi segala sesuatu yang menurut Bpk Sinurat baik untuk kehidupan anak-anaknya di masa sekarang dan yang akan datang. Bagi kebanyakan anak, lingkungan keluarga merupakan lingkungan pengaruh inti, setelah itu sekolah kemudian masyarakat. Keluarga dipandang sebagai lingkungan dini yang dibangun oleh orang tua, pengaruh keluarga sangat besar dalam pembentukan pondasi kepribadian anak, keluarga yang gagal membentuk kepribadian anak biasanya keluarga yang penuh konflik, tidak bahagia, lingkungan kedua adalah lingkungan masyarakat atau lingkungan pergaulan anak, biasanya adalah teman-teman sebaya si anak di lingkungan terdekatnya. Secara umum anak-anak di daerah Helvetia Tengah ini ada yang mengikuti saran orang tua dengan mengikuti les yang di berkan pada si anak, tetapi tidak jarang juga si anak menolak saran orang tua untuk mengikuti kursus yang ada, dan ada juga beberapa anak yang mengikuti saran orang tua dalam mengikuti les tetapi tidak menjalankannya dengan baik misalnya anak – anak pergi dari rumah dan permisi dari rumah untuk mengikuti les tetapi setelah keluar dari rumah, sianak tidak sesuai dengan tujuan yang pertama untuk belajar melainkan hanya untuk bermain-main. Hal ini biasanya dilakukan karena mereka ingin merasakan kebebasan dan uang saku yang berlebih karena dengan keluar dari rumah dengan alasan untuk les maka biasanya orang tua akan memberikan Universitas Sumatera Utara uang jajan ataupun ongkos yang lebih, dan tidak jarang dari anak-anak tersebut menggunakan uang yang diberikan orang tuanya di gunakan untuk bermain-main PS Play Station atau pun bermain game online yang ada disediakan oleh warnet- warnet yang ada. Setelah selesai mereka selesai bermain biasanya mereka akan pulang sama dengan jam pulang dari les yang telah mereka ikuti. Kebanyakan dari anak-anak ini tidak ketahuan oleh orang tua mereka, karena mereka juga tidak melakukan terus-terusan melakukan kebolosan ini, seperti hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan anak yang bernama Ariandi: “ aku cabut ini kak ga terus-terusan, biasanya aku cabut kalau aku lagi males aja belajar dan kalau aku lagi pengen main PS aja, itupun aku bisa main PS kalau aku dapat uang jajan dari les ini. karena mama ku ngasih uang jajan di sekolah cuma pas-pasan makanya ku ambil dari uang jajan les inilah.” Dapat terlihat disini bahwa niat si anak untuk belajar sebenarnya masih ada tetapi karena kemajuan jaman dan teknologi maka ia dapat berpaling kearah yang membuat ataupun yang dapat merusak kehidupannya dimasa yang akan datang, sehingga tugas dari orang tua untuk saat ini sangat begitu berat karena selain dari diri si anak orang tua juga harus dapat mengantisipasi lingkungan yang ada disekitar anak. Karena tanpa pengawasan yang ekstra ketat si anak dapat menyimpang dari norma-norma yang ada. Universitas Sumatera Utara

2. Peranan Keluarga dan Orang Tua Dalam Membentuk Anak