Tester dan Variabel Situasional

Selain administrasi tes yang tidak standar, ada beberapa faktor lain yang disebutkan oleh Anastasi Urbina 2006 yang dapat mempengaruhi tes.

1. Tester dan Variabel Situasional

Hasil dapat dipengaruhi oleh perilaku dari tester yang muncul pada saat pelaksanaan tes berlangsung. Performansi peserta tes juga sangat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, etnis, status sosio ekonomi, karakteristik kepribadian, dan penampilan tester. Ada beberapa penelitian yang menunjukkan pengaruh antara sikap tester terhadap hasil tes, sebagaimana penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara sikap hangat ramah dengan sikap dingin tester terhadap hasil tes intelegensi Exner, 1966; Masling, 1959 . Dyers 1973 menyatakan bahwa terdapat pengaruh terhadap hasil tes ketika terjadi perbedaan persepsi antara tester dan peserta tes mengenai fungsi dan tujuan tes. Penelitian lain menunjukan bagaimana pengaruh harapan dari tester mempegaruhi hasil tes yang selama ini kondisi seperti ini disebut Self Fulfilling Prophecy Harris dan Rosenthal, 1969. Penelitian yang dilakukan oleh Masling 1965 membagi subjek ke dalam dua kelompok yang diminta untuk mengerjakan tes Roscharch. Kelompok pertama sebelum mengerjakan tes, tester mengatakan bahwa respon yang pada umumnya muncul pada gambar adalah respon mengenai manusia. Sedangkan kelompok yang kedua sebelum mengerjakan tes, tester mengatakan bahwa respon yang pada umumnya muncul terhadap gambar adalah respon hewan. Setelah dibandingkan antara respon kedua kelompok tersebut, Universitas Sumatera Utara hasilnya sangat berbeda secara signifikan. Kelompok pertama respon yang muncul didominasi oleh respon manusia dan pada kelompok yang kedua respon yang dominan muncul adalah respon hewan. Berdasarkan percobaan tersebut dapat dilihat bagaimana perilaku tester sangat berpengaruh terhadap respon peserta dan hasil tes. Aktifitas peserta tes saat mengerjakan tes juga sangat berpengaruh terhadap performansi, khususnya ketika aktifitas tersebut menghasilkan gannguan emosi, kelelahan, ataupun kondisi lain yang tidak menguntungkan. Penelitian yang dilakukan kepada anak kelas empat sekolah dasar menunjukkan bahwa anak yang diminta untuk menuliskan hal terburuk yang pernah ia alami sebelum mengerjakan tes intelegensi, menunjukkan performansi yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang diminta untuk menuliskan hal terbaik yang pernah ia alami Reihenberg-Hackert, 1953. Beberapa penelitian juga telah dilakukan untuk melihat pengaruh dari feedback dari tester terhadap skor tes. Bridgeman 1974 menemukan bahwa kata “sukses” yang disebutkan oleh tester diikuti oleh performansi yang sangat baik oleh subjek apabila dibandingkan dengan performansi yang diikuti oleh kata “gagal” pada tes yang sama.

D. Sudut Pandang Peserta Tes