b. Aku sulit dalam bekerja.
c. Saya mengikuti jadwal.
Ada beberapa alat tes yang disusun berdasarkan teori Big Five, antara lain yaitu Big Five Inventory, Neo PI-R, International Item Pool IPIP, PCI, dan HPI.
Mastuti 2005 menyatakan bahwa d i Indonesia penggunaan alat ukur kepribadian
big five maupun pengembangan alatnya masih belum begitu populer. Padahal banyak hal yang mampu diprediksi dengan kepribadian big five. Penelitian tentang
alat big five di Indonesia diantaranya dilakukan oleh Suminar,dkk. 1997 yang menguji validitas konstruk alat Personality Characteristic Inventory PCI. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa setelah dilakukan analisis faktor ternyata hanya empat faktor saja yang ada di Indonesia. Saran dari penelitian ini adalah
melihat faktor budaya perlu dilihat. Penelitian lain dilakukan oleh Halim, dkk. 2002 yang membandingkan big five faktor antara mahasiswa Indonesia dan
Amerika. Tes yang digunakan adalah NEO-Personality Inventory Revised dan OMNI Berkeley Personality Profile. Subyek terdiri dari 385 mahasiswa di dua
universitas di Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 2 dari 5 faktor kepribadian Big Five menunjukkan hasil yang sama yaitu pada faktor Neuroticism
dan Conscientiousness. Sementara 3 faktor lain yaitu Extraversion, Agreeableness dan khususnya Opennes ditemukan berbeda antara mahasiswa Amerika dan
Indonesia.
B. Big Five Inventory
Sebagai usaha untuk menjawab kebutuhan akan tes yang praktis dan singkat yang dapat mengukur dan mengidentifikasi komponen dari Big Five Personality
Universitas Sumatera Utara
maka John, Donahue, dan Kentle 1991 mengkonstruksi Big Five Inventory. Empat puluh empat aitem dari BIG FIVE INVENTORY dikembangkan dan
menjadi representasi dari kelima faktor Big Five Personality. Tujuan dari tes ini adalah terciptanya inventori yang ringkas, flexibel dan efisien dalam melakukan
penilaian terhadap 5 dimensi dari Big Five Personality. Ada banyak keuntungan yang didapat dari tes ini. Seperti yang dikemukakan oleh Burisch 1984 yaitu
“skala yang singkat tidak hanya mempersingkat waktu namun juga menghindari kelelahan, ada beberapa subjek yang tidak akan memberikan respon yang
sesungguhnya ketika tes yang ada terlihat memakan waktu. BIG FIVE INVENTORY tidak menggunakan kata sifat tunggal sebagai aitem, karena aitem
seperti itu sering kali dijawab tidak konsisten jika dibandingkan dengan aitem yang didasarkan pada definisi tertentu Goldberg dan Kalowski, 1985. BIG FIVE
INVENTORY menggunakan frase atau kalimat yang singkat yang merupakan representasi kata sifat dan trait dari dimensi Big Five Personality. Contohnya kata
sifat dari dimensi Big Five Personality “Openness” adalah Original. Maka aitem yang muncul haruslah dapat menilai mengenai ide baru yang merupakan
representasi dari kata original tersebut. Big Five Inventory dengan frase kata sifatnya juga memiliki keuntungan dalam mencegah ambiguitas atau multiple
meanings. Big Five Inventory merupakan tes yang terdiri dari empat puluh empat
aitem. Berikut adalah Instruksi standar versi bahasa inggris dari tes ini yaitu “Here are a number of characteristics that may or may not apply to you. For
example, do you agree that you are someone who likes to spend time with others?
Universitas Sumatera Utara
Please write a number next to each statement to indicate the extent to which you agree or disagree with that statement”. Atau dalam versi bahasa indonesia yang
diadaptasi oleh Wahyu Widiarso 2004 yaitu “silanglah bagian dari kolom tanggapan yang menggambarkan diri anda sepenuhnya”. Widiarso 2004 dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa instrumen ini menggunakan model skala Likert yang terdiri dari lima alternatif respons. Cara pengukurannya adalah pelaporan
mandiri self report yang meminta subjek untuk merespon aitem-aitem yang menggambarkan berbagai karakteristik individu. Respon yang disediakan ada lima
alternatif respons dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju dengan penyekoran butir bergerak dari satu hingga lima.
Skala ini mengukur lima faktor kepribadian antara lain ekstraversi extraversion, keramahan agreeableness, keuletan conscentiousness,
neurotisisme neuroticism dan keterbukaan openess. BIG FIVE INVENTORY versi Bahasa Indonesia telah diujicobakan pada sampel mahasiswa N=185 yang
menghasilkan nilai reliabilitas α sebagai berikut ekstraversi 0.839, keramahan 0.789, keuletan 0.924, kestabilan emosi 0.848 dan keterbukaan 0.807
Widiarso, 2004. Hasil ini mirip versi asli yang dilaporkan oleh John dan Srivastava BIG FIVE INVENTORY
memiliki reliabilitas α antara 0.75 hingga 0.80 dan reliabilities tes-tes ulang antara 0.80 hingga 0.90. Validitas BIG FIVE
INVENTORY pada versi asli yang dikorelasikan dengan NEO-FFI dan TDA menghasilkan rata-rata korelasi sebesar 0.83 hingga 0.91 John Srivastava,
1993.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitinnya Widiarso 2004 menyatakan bahwa faktor yang memberikan sumbangan terbesar adalah faktor agreeableness, sehingga dapat
dikatakan bahwa faktor agreeableness pada sampel Indonesia memiliki dominasi dalam menjelaskan kepribadian. Di sisi lain faktor agreeableness juga merupakan
satu-satunya faktor yang memiliki error pengukuran yang paling kecil sehingga dapat dikatakan faktor agreeableness memiliki validitas dan reliabilitas yang
cukup memuaskan. Dominannya faktor agreeableness dapat dikaitkan dengan budaya ketimuran yang lebih mengembangkan sifat ramah, empatik, mudah
mempercayai, tidak mudah curiga, mudah menerima orang lain, dan menyembunyikan kelebihan yang dimiliki. Faktor agreeableness juga terbukti
memiliki error pengukuran yang minim sehingga dapat dikatakan bahwa reliabilitas faktor ini cukup kuat karena sekor murni true score yang didapatkan
hampir memiliki kesamaan dengan sekor tampak empiric score.
C. Administrasi Tes 1. Definisi Administrasi Tes