Tinjauan Pustaka KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

b. Tonga t a p u b.Samoa t a p u b. Rarotong t a p u b. Hawai k a p u Perangkat korespondensi dalam data di atas adalah t-t-t-k, a-a-a-a, p-p-p-p, u-u-u-u. 3. Langkah ketiga adalah memeriksa perangkat bunyi berkorespondensi yang mempunyai perbedaan untuk menentukan proto-fonemnya seperti data berikut: b. Tonga b. Samoa b. Rarotong b. Hawai t t t k ŋ ŋ ŋ n Perbedaan perangkat bunyi pada data pertama adalah t-k dan pada data kedua adalah ŋ-n. Ada kemungkinan t atau k adalah proto dari t dan k serta ŋ atau n adalah proto dari ŋ atau n. Namun karena t dan ŋ mempunyai distribusi paling luas atau rekurensi paling luas pada data yang ada, maka t dan ŋ adalah fonem – fonem proto dalam keempat bahasa tersebut.

2.2 Tinjauan Pustaka

Suatu penelitian maupun hasil penelitian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari unsur- unsur lainnya, baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan permasalahan yang sedang dibahas oleh seorang peneliti atau penulis. Sebuah karya ilmiah mutlak membutuhkan referensi atau acuan yang menopang proyek yang dikerjakannya. Sejauh yang peneliti ketahui belum ada penelitian yang meneliti tingkat kekerabatan Universitas Sumatera Utara bahasa Melayu. Namun, pembicaraan mengenai tingkat kekerabatan sudah banyak yang menelitinya hanya saja menggunakan perbandingan bahasa yang berbeda. Beberapa karya ilmiah yang dapat digunaka sebagai referensi atau acuan adalah sebagai berikut: ”Refleksi Fonem Vokal Bahasa Melayu Purba dalam Bahasa Melayu Asahan” Widayati, 2001, ”Pertalian Bunyi Bahasa Austronesia Purba dengan Bahasa Lio dan Bahasa Ngada di Flores Tengah” Mbete, 1981, “Refleksi Fonem Proto-Austronesia pada Bahasa Sasak dan Sumbawa” Basuki, 1981, “ Beberapa Perubahan Bunyi Vokal Proto Austronesia dalam Bahasa Mandailing dan Toba” Siregar, 2010, “Refleksi fonem vokal proto austronesia dalam Bahasa Aceh dan Bahasa Melayu Dialek langkat” Sari, 2011 Penelitian Widayati 2001 “Refleksi Fonem Vokal Bahasa Melayu Purba dalam Bahasa Melayu Asahan” menyimpulkan fonem-fonem turunan dalam bahasa Melayu Asahan BMA yang merupakan refleksi langsung dari proto Melayu PM dan tetap sebagai retensi dan ada pula yang telah mengalami inovasi bentuk. PM a a pada silabel final, penultima, dan antepenultima merupakan bentuk retensi yang tetap dalam ada dalam BMA sementara o pada silabel penultima dan ǝ pada silabel antepenultima merupakan bentuk inovatif ; PM i pada silabel final, penultima dan antepenultima i merupakan bentuk retensi dalam BMA sementara variasinya e, ǝ, dan a adalah bentu inovatif; u pada silabel final, penultima dan antepenultima u merupakan bentuk retensi dan o pada silabel final, penultima , dan ǝ,a,i antepenultima o, dan pada silabel antepenultima a, i adalah bentuk inovatif. Penelitian berjudul “Pertalian Bunyi Bahasa Austronesia Purba Bahasa Lio dan Ngada di Flores Tengah” dilakukan oleh Mbete 1981, membahas bagaimana sebenarnya bunyi Austronesia Purba dengan bahasa Lio dan Ngada di Flores Tengah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah:  Sebagian besar bunyi bahasa Austronesia Purba tetap terwarisi dalam bahasa Lio dan Ngada.  Selain tetap terwaris, beberapa fonem bahasa Austronesia Purba mengalami perubahan bunyi dalam bahasa Lio dan Ngada. Universitas Sumatera Utara  Perubahan bunyi bahasa Austronesia dalam bahasa Lio dan Ngada, dapat digolongkan dalam beberapa jenis yaitu penggantian substitusi, penyatuan merger, pemekaran split, dan penghilangan. Basuki 1981 meneliti “Refleksi Fonem Proto-Austronesia pada Bahasa Sasak dan Sumbawa” menyimpulkan hasil penelitian tentang bahasa Sasak dan Sumbawa pada masa lalu pernah mengalami sejarah perkembangan bersama, pada suatu masa yang lebih muda dari masa perkembangan bahasa Austronesia. Di dalam pohon keluarga bahasa Austronesia, tempat bahasa meso bahasa Proto adalah lebih rendah dari Proto-Melayu Polinesia. Siregar 2010 meneliti “Beberapa Perubahan Bunyi Vokal Proto Austronesia dalam Bahasa Mandailing dan Toba” membuktikan beberapa hal sebagai berikut:  Perubahan fonem vokal PAN dalam BBM dan BBT terjadi secara linear dan inovasi.  Distribusi perubahan fonem vokal PAN a, i, u dalam BBM dan BBT mempunyai distribusi yang lengkap yaitu fonem PAN a , i, u berubah dalam BBM dan BBT pada posisi awal, tengah dan akhir. Sedangkan perubahan fonem vokal PAN ǝ dalam BBM dan BBT tidak pernah terjadi pada posisi akhir.  Perubahan bunyi PAN dalam BBM dan BBT lebih banyak berubah secara tidak beraturan sporadis dibandingkan berubah secara beraturan. Perubahan secara beraturan PAN dalam BBM hanya dapat dilihat pada fonem PAN a a pada posisi awal, tengah, dan akhir dan pada fonem PAN ǝ o pada posisi awal dan tengah. Perubahan secara beraturan PAN dalam BBT dapat dilihat pada fonem PAN a a pada posisi awal, tengah, dan Akhir dan pada fonem PAN ǝ o pada posisi awal dan tengah.  Jika dilihat dari perubahan fonem vokal PAN dalam BBM dan BBT yang lebih dominan berubah secara linear pada lingkungan yang sama pula dapat disimpulkan BBM dan BBT berkerabat. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Adelaar 1981 : 55 yang menyatakan BBM dan BBT berkerabat dan diturunkan dari Proto Batak Bagian Selatan.  Dari semua temuan, pembahasan temuan, dan diskusi dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa asumsi masyarakat selama ini yang selalu mengasosiasikan Batak itu dnegan bahasa Batak Toba dan suku Batak Toba merupakn asumsi yang salah. Universitas Sumatera Utara Sari 2011 meneliti “Refleksi Fonem Vokal Proto Austronesia dalam Bahasa Aceh dan Bahasa Melayu Dialek Langkat”. Penelitian ini menyimpulkan sebagai berikut :  Ditemukan adanya refleksi fonem proto Austronesia dalam BA dan BMDL, baik refleksi langsung dari PAN yang tetap sebagai retensi maupun yang telah mengalami inovasi bentuk.  Ditemukan adanya retensi dan inovasi dalam BA dan BMDL. a. Refleksi retensi PAN dalam BA terdapat pada vokal a, i, u dan |. b. Refleksi inovasi PAN dalam BA pada vokal a berubah bentuk menjadi tiga vokal baru, yaitu u, o, dan |. c. Refleksi inovasi PAN dalam BA pada vokal i berubah bentuk menjadi empat vokal baru, yaitu u, e, o, dan E. d. Refleksi inovasi PAN dalam BA pada vokal u berubah bentuk menjadi tiga vokal baru, yaitu e, o, dan E. e. Refleksi inovasi PAN dalam BA pada vokal | berubah bentuk menjadi vokal baru, yaitu a. f. Refleksi retensi PAN dalam BMDL terdapat pada vokal a, i, u dan |. g. Refleksi inovasi PAN dalam BMDL pada vokal u berubah bentuk menjadi vokal baru, yaitu O. h. Refleksi inovasi PAN dalam BMDL pada vokal | berubah bentuk menjadi vokal baru, yaitu a. Hasil penelitian – penelitian di atas telah memberikan kontribusi baik secara teoritis maupun metodologis terhadap penelitian ini. Secara teoritis hasil penelitian terdahulu memberikan sumbangan teori mengenai fonem proto Austronesia dan teori mengenai rekonstruksi. Secara metodologis, hasil penelitian terdahulu memberi sumbangan terhadap bagaimana cara kerja metode rekonstruksi bahasa. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di lapangan yaitu wilayah Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdangbedagai, dan Kabupaten Labuhan Batu.

3.2 Sumber Data

Sumber data primer dari penelitian ini adalah masyarakat penutur asli bahasa Melayu Langkat, bahasa Melayu Serdang, dan bahasa Melayu Panai. Data primer yang diperoleh berdasarkan 400 daftar kosakata dasar dari Balai Bahasa yang dialih bahasakan oleh masyarakat penutur asli suku Melayu Langkat, Melayu Serdang, dan Melayu Panai. Penelitian ini menggunakan dua belas narasumber. Masing – masing wilayah menggunakan empat orang narasumber. Informan dalam penelitian ini mengikuti kriteria Mahsun 1995:106 yaitu sebagai berikut: 1 Berjenis kelamin pria atau wanita. 2 Berusia antara 25 – 65 tahun tidak pikun. 3 Orang tua, istri, atau suami informan lahir dan dibesarkan di desa itu serta jarang atau tidak pernah meninggalkan desanya. 4 Berstatus sosial menengah dengan harapan tidak terlalu tinggi mobilitasnya. 5 Memiliki kebanggan terhadap isolek dan masyarakat isoleknya. 6 Merupakan penutur asli. 7 Sehat jasmani dan rohani.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data-data dalam penelitian rekonstruksi BML, BMS, dan BMP, dilakukan dengan alat penjaring data berupa sejumlah gloss yaitu menggunakan 400 daftar kosakata dasar Balai Bahasa. Penemuan data adalah pencermatan, penyaringan, dan pemilihan bahan-bahan di antara korpus atau dalam kaitan dengan pembatasan uraian, rimba kata bahasa-bahasa dijadikan objek penelitian dan perbandingan Mbete, 2002 : 26. Universitas Sumatera Utara