26 kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial yang berlaku. Menurut Handoko 2000 : 208, disiplin adalah kegiatan manajemen untuk
menjalankan standar-standar organisasional. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja merupakan suatu sikap,
tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis, dan bila melanggar akan ada sanksi atas pelanggarannya.
2.2.2. Tujuan Disiplin Kerja
Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan utama disiplin kerja adalah demi kelangsungan organisasi atau perusahaan sesuai dengan motif organisasi
atau perusahaan yang bersangkutan baik hari ini maupun hari esok. Menurut Sastrohadiwiryo 2003 : 292 secara khusus disiplin kerja para pekerja,
antara lain : 1. Agar para karyawan menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan
maupun peraturan dan kebijakan organisasi yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen dengan baik.
2. Karyawan dapat melaksankan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang
Universitas Sumatera Utara
27 berkepentingan dengan organisasi sesuai dengan bidang pekerjaan yang
diberikan kepadanya. 3. Karyawan dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang
dan jasa organisasi dengan sebaik-baiknya. 4. Para karyawan dapat bertindak dan berpartisipasi sesuai dengan norma-norma
yang berlaku pada organisasi. 5. Karyawan mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan
harapan jenis organisasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
2.2.3. Bentuk-Bentuk Disiplin
Menurut Handoko 2003 : 208, bentuk disiplin yang dapat diterapkan kepada setiap anggota perusahaan, antara lain :
1 Disiplin Preventive Disiplin preventive adalah kegiatan yang di laksanakan untuk
mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya
adalah untuk mendorong disiplin diri diantara para karyawan. Dengan cara ini para karyawan menjaga disiplin diri mereka bukan semata-mata karena
dipaksa manajemen. Manajemen mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan suatu iklim disiplin preventive dimana berbagai standar
diketahui dan dipahami. Bila para karyawan tidak mengetahui standar- standar apa yang harus dicapai, mereka cenderung menjadi salah arah.
2 Disiplin Korektive
Universitas Sumatera Utara
28 Disiplin Korektive adalah kegiatan yang diambil untuk menangani
pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk
mengindari pelanggaran-pelanggran lebih lanjut. Kegiatan korektive sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan
disclipinary action. Sebagai contoh, tindakan pendisiplina biasanya berupa peringatan atau skorsing.
3 Disiplin Progresive Perusahaan bisa menerapkan suatu kebijaksanaan disiplin progressive,
yang berarti memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelangggaran yang berulang. Tujuannnya adalah memberikan
kesempatan kepada karyawan untuk mengambil tindakan korektive sebelum hukuman-hukuman yang lebih “serius” dilaksanakan. Disiplin progressive
juga memungkinkan manajemen untuk membantu karyawan memperbaiki kesalahan. Sebuah contoh system progressive secara ringkas dapat dilihat
sebagai berikut : 1. Teguran secara lisan
2. Teguran tertulis, dengan catatan dalam file personalia 3. Skrosing dari pekerjaan satu sampai tiga hari
4. Skrosing satu minggu atau lebih lama 5 . Diturunkan dari pangkatnya Demosi
6. Dipecat
Universitas Sumatera Utara
29 Untuk tindakan pendisiplinan tersebut disusun atas dasar tingkat berat
atau kerasnya hukuman. Untuk pelanggaran-pelanggaran serius tertentu, seperti berkelahi dalam perusahaan atau mencuri, biasanya dikecualikan dari
disiplin progressive. Seorang karyawan yang melakukan pelanggran- pelanggaran itu bisa langsung dipecat.
2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin