Pengertian Seksualitas Hakikat Pemahaman Perkembangan Seksualitas

agama supaya tidak terjadi penyalahgunaan organ reproduksi tersebut. Jadi, penjelasan mengenai pengertian seksualitas adalah bagaimana orang merasakan dan mengekspresikan sifat dasar dan ciri-ciri yang khusus yang ada pada dirinya. Sedangkan pendidikan seks adalah pendidikan tentang tingkah laku yang baik sehubungan dengan masalah-masalah seks.

2. Pemahaman Perkembangan Seksualitas

Pada masa bayi 0-12 bulan bayi melakukan beberapa gerakan refleks yang berulang, misalnya gerakan menghisap puting susu, gerakan menggenggam sesuatu yang di letakkan pada telapak tangannya dan gerakan menutup kedua matanya. Pada masa ini terlihat anak mengalami kenikmatan khusus melalui mulutnya fase oral . Pada masa anak-anak usia 1-3 tahun anak mulai mengatur dirinya sendiri dalam hal buang air besar dan buang air kecil fase anal. Sifat-sifat yang tampak pada fase ini, yaitu ingin menguasai, menonjolkan diri dan mengatur, sehingga bisa merepotkan orang tua. Sebaliknya, kalau anak tidak bisa melakukan dan digantikan oleh orang lain, maka pada anak ini bisa timbul rasa malu dan ragu ragu. Mengompol pada fase ini bahkan sampai usia 6 tahunmasih dianggap normal Tukan, 1985. Tukan 1985 menjelaskan fase anak-anak awal usia 3-6 tahun disebut sebagai fase oedipal. Ada pendapat yang mengatakan bahwa dalam fase ini anak pria mencintai ibunya dan membenci ayahnya karena ayah dianggap sebagai saingannya kompleks Oedipus. Demikian pula anak perempuan mencintai ayahnya dan membenci ibunya kompleks elektra. Anak mulai masuk sekolah , berada di luar rumah, bergaul dengan teman-teman lain dan mengikuti pendidikan yang diberikan oleh gurunya. Kadangkala terasa bahwa anak lebih mengikuti nasehat gurunya di sekolah ketimbang nasehat yang diberikan oleh orangtuanya sendiri. Hendaknya orangtua menyediakan permainan- permaian yang khusus untuk anak pria dan wanita, permainan ini hendaknya bersifat edukatif yang dapat memperkembangkan diri anak menjadi semakin pria atau semakin wanita. Pada fase anak-anak akhir usia 5-12 tahun disebut juga fase tersembunyi atau latency. Orangtua hendaknya memperbolehkan anak untuk bermain dan membuat permainan yang produktif. Anak kan memperoleh perasaan gairah dan merasa bahwa ia mampu untuk melakukan sesuatu dan akan lebih mengenal perkembangan seksualitasnya ketika anak bermain dengan kelompok teman sebaya dan dengan jenis kelamin yang berbeda. Pada fase remaja awal usia 12-14 tahun berlangsung memang tidak semua anak mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya, seperti proporsi badan mulai kacau, pertumbuhan bagian- bagian badan mulai kurang serasi satu sama lain, mulai tumbuh kelamin sekunder, misalnya tumbuh bulu di pangkal paha dan di sekitar alat kelamin, pada pria mulai tumbuh kumis, jenggot dan bulu dada, suara pria berubah lebih rendah satu oktaf, sura wanita mengalami perubahan merendah satu terts, buah adam dari pria mulai menonjol, buah dada wanita mulai membesar, dada pria menjadi lebih bidang, dan pinggul wanita menjadi lebih lebar.

3. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Seksualitas

Hurlock 1978 menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan seksualitas pada anak, yakni; a. Pengamatan perilaku Bagaimana kedua jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan bersikap dalam situasi yang sama. Hal ini memberi anak petunjuk mengenai apa yang dianggap sesuai baginya. b. Pakaian yang dipakai kedua jenis kelamin Jenis pakaian yang dipakai memberi petunjuk mengenai gengsi dan kesulitan bermain dan bekerja kedua jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan. c. Jawaban atas pertanyaan Tujuan dari jawaban atas pertanyaan mengenai peran jenis kelamin tersebut adalah anak mendapat petunjuk mengenai apa saja yang oleh anggota kelompok sosialnya dianggap sesuai dengan jenis kelaminnya, berapa besar gengsi yang dikaitkan

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

TANGGAPAN REMAJA TENTANG SERIAL TV (SINETRON) ADA APA DENGAN CINTA DI RCTI (study pada siswa-siswi kelas II MAN Malang I tahun ajaran 2004-2005)

0 3 1

Efektifitas penerapan metode ekperimen dengan kerja kelompok pokok bahasa bunyi pada siswa kelas II A Cawu 2 SLTP Negeri 2 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 6 76

Efektifitas penggunaan media audio visual (VCD) dan media charta terhadap hasil belajar biologi konsep sirkulasi pada hewan dan manusia siswa kelas II semester II di SMU Negeri 2 Jember tahun ajaran 2003/2004

0 20 114

Identifikasi kesalahan konsep fisika tentang suhu dan kalor (Studi deskriptif pada siswa kelas I5 cawu III SMU Negeri Rambipuji Jember tahun ajaran 2000/2001

0 6 55

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Analisis kesalahan huruf kapital dan tanda baca pada paragraf deskriptif siswa kelas V SD Negeri Sampay Rumpin-Bogor

1 20 151

Pengaruh penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa kelas V SD Putra Jaya Depok Tahun pelajaran 2013/2014

2 12 154

Tingkat pemahaman siswa SMK panglima besar Soedirman 2 terhadap akad perbankan syariah

2 11 105

Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan abstraksi siswa di kelas VII SMPN 01 Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 20172018

0 0 6