Aspek-aspek Perkembangan Seksualitas Hakikat Pemahaman Perkembangan Seksualitas
daripada kemampuan penalarannya, sedangkan pada orang dewasa yang terjadi justru sebaliknya.
c. Hilangnya ciri lama
Bila ciri fisik tertentu, misalnya kelenjar thymus setelah pubertas dan rambut serta gigi bayi, kehilangan kegunaanya, ciri tersebut
secara bertahap mengalami atrofi pengecilan atau penyususutan jaringan otot atau jaringan saraf, seperti halnya beberapa ciri
bawaan psikologis dan perilaku – misalnya, gerak dan bicara
bayi serta imajinasi yang sangat luas. d.
Mendapatkan ciri baru Beberapa ciri fisik dan mental baru berkembang dari kematangan
dan beberapa lainnya berkembang dari hasil belajar dan pengalaman. Ciri fisik yang baru termasuk gigi tetap dan
karakteristik jenis kelamin primer dan sekunder, ciri mental baru termasuk perhatiandalam seks, standar moral, dan keyakinan
agama. Hurlock 1978 menyatakan perubahan tubuh yang utama dalam
masa puber adalah perubahan ukuran tubuh, ciri jenis kelamin, dan ciri kelamin kedua. Kecepatan pertumbuhan mendadak menjadi cepat
sekitar 2 tahun sebelum anak mencapai taraf pematangan. Anak laki- laki lebih tumbuh terus lebih cepat dari anak perempuan.
Pada masa kanak-kanak, alat kelamin yang utama masih belum berkembang dengan sempurna. Ketika memasuki masa puber alat
kelamin mulai berfungsi pada saat anak berumur 14 tahun. Pada anak perempuan, indung telurnya juga mulai berfungsi pada usia 13 tahun.
Ciri kelamin kedua inilah yang mebedakan bentuk fisik antara wanita dan pria. Pada anak perempuan antara lain tampak pertumbuhan buah
dada dan pinggul membesar, pada anak laki-laki antara lain terjadi perubahan suara, meningkatkan pertumbuhan otot, tumbuhnya bulu
kumis dan jenggot, dan perubahan jaringan kulit. Hurlock 1978 menyebutkan ada beberapa metode belajar
memerankan peran seks yang terkait dengan karakteristik seksualitas dalam sosial pada masa kanak-kanak, yakni;
a. Meniru
Bila anak belajar memerankan peran seks dengan meniru, mereka melakukannya dengan meniru cara bicara, perilaku dan ciri-ciri
pribadi maupun minat dan nilai orang yang ditiru. Model yang biasa ditiru adalah orang tua, saudara yang lebih tua atau orang
lain yang mengasuhnya seperti guru kelompok bermain atau guru taman kanak-kanak sekolah.
b. Identifikasi
Anak bukannya meniru orang-orang dalam lingkungannya, melainkan memilih dari antara mereka seorang yang sangat
dikaguminya atau yang sangat disayanginya sebagai modelnya. Kemudian model ini mungkin lebih sering tokoh luar rumah
–