Kategorisasi data penelitian untuk item dapat diilustrasikan sebagai berikut:
20 30
40 ....................................................................................................
Tidak Baik Cukup Baik
Baik
Berdasarkan norma pengelompokkan norma kategori, berikut ini disajikan deskripsi tingkat pemahaman perkembangan seksualitas pada
item:
Tabel 9. Frekuensi Kategori Item Tingkat Pemahaman Perkembangan
Seksualitas Anak Kategori
Jumlah Item
Baik 30
Cukup Baik 6
Tidak Baik 1
Total 37
Gambar 2. Frekuensi Kategori Item Tingkat Pemahaman Perkembangan
Seksualitas Anak
Pada hasil penelitian tampak bahwa dari total 56 subjek terdapat 47 subjek 75,68 dan 30 item memiliki tingkat pemahaman perkembangan
seksualitas yang baik, 9 subjek 24,32 dan 6 item memiliki tingkat pemahaman perkembangan seksualitas yang cukup baik, dan tidak ada
subjek 0 dan ada 1 satu item memiliki pemahaman perkembangan seksualitas yang tidak baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara umum
subjek memiliki pemahaman perkembangan seksualitas yang baik, sedangkan secara umum ada 1 satu item yang teridentifikasi tidak baik.
Tabel 10. Item Pernyataan Pemahaman Perkembangan Seksualitas yang
Tergolong Rendah No.
Aspek Indikator
No Item Pernyataan Skor Item
1. Biologis Mengenal organ-
organ reproduksi yang mulai
berkembang secara biologis.
18. Saya sudah mengenal menstruasi
haidmimpi basah. 12
B. Pembahasan
Hasil analisis deskriptif data Skala Pemahaman Perkembangan Seksualitas Anak menyatakan bahwa dari 56 subjek terdapat 47 subjek
75,68 dan 30 item dengan pengenalan perkembangan seksualitas baik, 9 subjek 24,32 dan 6 item dengan pengenalan perkembangan
seksualitas yang cukup baik, dan tidak ada subjek 0 dan hanya 1 satu item dengan pemahaman perkembangan seksualitas tidak baik rendah.
Pemahaman perkembangan seksualitas subjek yang baik terdapat pada aspek sosial. Pada sistem belajar berbasis peristiwa, subjek difasilitasi
untuk belajar sesuai kodratnya sebagai anak. Hal ini menunjukkan sistem belajar anak harus sesuai dengan tahap perkembangan yang seharusnya
memang ditempuh oleh anak pada usia sekarang. Misalnya, salah satu tugas perkembangan anak yang harus terpenuhi adalah anak mampu
belajar melakukan peranan sosial sebagai laki-laki dan perempuan sesuai keadaannya sebagai anak seusianya Hartinah, 2008. Guru dan orang tua
sebagai pendamping, menemani serta membebaskan subjek dalam berkembang sehingga subjek dapat menemukan sendiri apa yang
dipelajarinya dalam lingkungan sosialnya. Selanjutnya, pemahaman perkembangan seksualitas yang baik
didukung oleh seluruh aspek pemahaman perkembangan seksualitas anak. Dari tiga aspek, dua aspek secara kuat mendukung pemahaman
perkembangan seksualitas subjek dan satu aspek secara lemah mendukung pemahaman perkembangan seksualitas subjek. Dua aspek yang paling
kuat mendukung pemahaman perkembangan seksualitas subjek adalah aspek biologis dan aspek sosial. Aspek yang paling lemah dalam
mendukung pemahaman perkembangan seksualitas subjek adalah aspek psikologis.
Aspek pertama
yang paling
kuat mendukung
pemahaman perkembangan seksualitas adalah aspek sosial. Peneliti menyimpulkan
pada sistem belajar anak kelas V SD Virgo Maria 2 Bawen, siswa-siswi mendapat kesempatan untuk belajar bersosialisasi baik dengan lawan jenis
dan teman sebaya. Hal ini berdasarkan keterangan yang diperoleh peneliti dari wali kelas subjek penelitian, tata ruang kelas juga di atur dengan
menyatukan anak laki-laki dan perempuan dalam satu kelas, dan dengan adanya peraturan sekolah seperti ini siswa dapat memikirkan berbagai
kemungkinan dan alternatif dalam menanggapi peranan sosial yang harusnya mereka lakukan. Jadi, siswa dapat lebih memperluas pergaulan
serta peranan mereka baik sebagai laki-laki maupun perempuan di lingkungan sosial terutama di sekolah.
Selanjutnya, aspek kedua yang paling kuat dalam mendukung pemahaman perkembangan seksualitas anak adalah aspek biologis.
Berdasarkan pengamatan peneliti, aspek biologis yang berkembang pada diri subjek didukung oleh salah satu tujuan penyelenggaraan pendidikan
SD Virgo Maria 2 Bawen, yaitu anak diharapkan mengenal bagian-bagian tubuh mereka sudah mulai berkembang seperti; pertumbuhan rambut
pada daerah ketiak, dagu, dan disekitar alat kelamin, terjadinya menstruasi
bagi anak perempuan, mimpi basah bagi anak laki-laki Hartinah, 2008. Selain itu, agar subjek mamahami dan menghargai dirinya sendiri,
guru-guru SD Virgo Maria 2 cukup terbuka untuk mendengarkan dan menerima pendapat yang disampaikan oleh anak. Walaupun demikian,
pada aspek biologis terdapat 1 satu item yang teridentifikasi rendah sehingga 1 satu item tersebut akan digunakan untuk usulan terhadap
topik bimbingan pribadi sosial. Pada hasil analisis data tampak satu aspek yang paling lemah dalam
mendukung pemahaman perkembangan seksualitas. Aspek yang paling lemah dalam pengenalan perkembangan seksualitas subjek adalah aspek
psikologis. Berdasarkan pengamatan peneliti, aspek psikologis memang kurang
ditekankan, karena banyak faktor yang mempengaruhi. Guru belum memberikan pelajaran secara mendalam mengenai hal-hal psikologis apa
yang harusnya siswa-siswi dapatkan di usia mereka yang berkaitan dengan pemahaman perkembangan seksualitas. Salah satu hal yang
seharusnya sudah dapat anak lakukan menyangkut aspek psikologisnya adalah mampu memilih pekerjaan atau kegiatan yang berhubungan
dengan seksualitas Hartinah, 2008. Maksudnya, anak sudah bisa memilih pekerjaan atau kegiatan ketika anak akan atau anak sudah
mengalami perubahan-perubahan pada fisiknya. Tetapi karena adanya faktor seperti yang telah disebutkan diatas dan adanya penghambat seperti
orangtua yang memanjakan anak, menjadikan anak menjadi tidak mandiri