Material Requirement Planning TINJAUAN PUSTAKA

40

2.8. Material Requirement Planning

Terdapat beberapa macam definisi dari sistem MRP. Menurut Rangkuti, MRP Merupakan suatu sistem perencanaan dan penjadwalan material untuk produksi yang memerlukan beberapa tahapan atau proses atau fase atau suatu rencana produksi untuk sejumlah produk jadi yang diterjemahkan kebahan mentah komponen yang dibutuhkan dengan waktu tenggang sehingga dapat ditentukan kapan dan berapa banyak yang dipesan untuk masing – masing komponen suatu produk yang akan dibuat. Rangkuti, 1996 Menurut Arman Hakim, Teknik perencanaan kebutuhan material Material Requirement Planning , digunakan untuk perencanaan dan pengendalian item barang komponen yang tergantung dependent pada item – item ditingkat yang lebih tinggi. Kebutuhan pada item - item yang bersifat tergantung merupakan hasil dari kebutuhan yang disebabkan penggunaan item – item tersebut dalam memproduksi item yang yang lain.Nasution, 1998 Sehingga, perencanaan kebutuhan material adalah metode penjadwalan untuk menentukan Purchased Planned Order dan Manufactured Planned Orders yang kemudian diajukan untuk analisis lanjutan berkenaan ketersediaan kapasitas dan keseimbangan menggunakan perencanaan kebutuhan kapasitas Capacity Requirement Planning = CRP.Gasperz.2002 2.8.1.Tujuan dan Ciri – ciri Material Requirement Planning Tujuan utama sistem MRP adalah merancang suatu sistem yang mampu menghasilkan informasi untuk melakukan tindakan yang tepat meliputi pembatalan pesanan, pemesanan ulang, penjadwalan ulang, dan lain – lain. 41 Tindakan ini sekaligus merupakan pegangan untuk melakukan pembelian atau produksi yang merupakan keputusan baru atau merupakan perbaikan atas keputusan yang lalu. Kondisi tersebut dapat dimungkinkan karena kemampuan sistem MRP memiliki beberapa ciri – ciri utama. Ciri – ciri utama tersebut antara lain sebagai berikut : a. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat. kapan suatu pekerjaan harus selesai atau material harus tersedia untuk memenuhi permintaan atas produk yang sudah direncanakan dalam jadwal induk produksi Master Production Schedule. b. Pembentukan kebutuhan minimal setiap item. Dengan diketahui kebutuhan akhir, MRP dapat menentukan secara tepat sistem penjadwalan prioritas untuk memenuhi semua kebutuhan minimal setiap item. c. Menanyakan pelaksanaan rencana pemesanan. Maksudnya adalah memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan, baik pemesanan yang diperoleh dari luar atau dibuat sendiri. d. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas jadwal yang sudah direncanakan. Apabila kapasitas yang ada tidak mampu mememenuhi pesanan yang dijadwalkan pada waktu yang diinginkan, maka MRP dapat memberikan indikasi untuk melakukan rencana penjadwalan ulang jika mungkin dengan menentukan prioritas pesanan yang realistik. Jika penjadwalan ulang ini masih tidak memungkinkan untuk memenuhi pesanan, maka pembatalan atas suatu pesanan dapat dilakukan.Nasution, 1998 42 2.8.2.Inputan Material Requirement Planning Dalam hal ini, moto dari sistem MRP adalah memperoleh material yang tepat, dari sumber yang tepat untuk dan pada waktu yang tepat. Berdasarkan MPS yang diturunkan dari rencana produksi, suatu item MRP mengidentifikasi item apa yang harus dipesan, berapa banyak kuantitas item yang harus dipesan, dan bagaimana waktu memesan item itu. Sebagai suatu sistem, MRP membutuhkan lima inputan utama seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut : Gambar 2.6. Proses kerja dari MRP Gasperz, 2002 Dari gambar diatas tampak bahwa proses MRP membutuhkan lima sumber Informasi MRP. Antara lain adalah : a. Master Production Schedule MPS yang merupakan suatu pernyataan definitif tentang produk akhir apa yang yang direncanakan perusahaan untuk diproduksi, berapa kuantintitas yang dibutuhkan, pada waktu kapan dibutuhkan, dan bagaimana produk itu produksi. 43 b. Bill Of Material BOM merupakan daftar dari semua material, Parts, dan sub assemblies serta kuantitas dari masing – masing yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk atau Parent Assembly c. Item Master merupakan suatu file yang berisi informasi status tentang material, Parts, Subassemlies, dan produk – produk yang menunjukkan kunatitas On – hand, kuantitas yang dialokasikan Allocated Quantity, waktu tunggu yang direncanakan Planned Lead Time, Ukuran lot Lot Size, stok pengamanSafety Stock, kriteria lot sizing, toleransi untuk scrap atau hasil dan berbagai informasi penting lainnya yang berkaitan dengan suatu item. d. Pesanan – pesanan Order akan memberitahukan tentang berapa banyak dari tiap item yang akan diperoleh sehingga meningkatkan Stock On Hand pada masa mendatang. e. Kebutuhan Requirement akan memberitahukan tentang berapa banyak dari masing – masing item itu dibutuhkan sehingga akan mengurangi Stock On Hand dimasa mendatang. .Gasperz, 2002 2.8.3.Mekanisme dasar Material Requirement Planning Menurut Gasperz, Mekanisme dasar dari proses MRP membutuhkan beberapa komponen. Komponen – komponen tersebut antara lain sebagai berikut : a. Lead Time merupakan jangka waktu yang dibutuhkan sejak MRP menyarankan suatu pesanan sampai item yang dipesan itu siap untuk digunakan. 44 b. On Hand merupakan inventory on – hand yang menunjukkan kuantitas item secara fisik ada dalam stockroom. Sebagai contoh dalam tabel berikut, dimana persediaan on hand adalah 550 unit, lead time 3 minggu dan lot size 1000. Material : On – Hand : 550 Safety Stock : 0 Lead time : 3 minngu Lot Size : 1000 Time Periode 1 2 3 4 5 Gross Requirement 250 500 200 350 400 Scheduled Receipt 1000 Projected On Hand 300 800 600 250 - 150 Projected Available 300 800 600 250 850 Net Requirement 150 Planned Order Receipt 1000 Planned Order Release 1000 Tabel .2 5. material Requirement Planning MRP Gasperz, 2002, c. Lot Size merupakan kuantitas pesanan dari item yang memberitahukan MRP berapa banyak kuantitas yang harus dipesan serta teknik lot sizing apa yang dipakai. Dalam kasus diatas, ukuran kuantitas, adalah tetap sebesar 1000 unit. d. Safety Stock merupakan stok pengaman yang ditetapkan oleh perencana MRP untuk mengatasi fluktuasi dalam permintaan dan atau penawaran.dalam kasus diatas, stok pengaman diasumsikan nol. e. Planning Horizon merupakan banyaknya waktu ke depan yang tercakup dalam perencanaan. Dalam kasus diatas, horizon perencanaan adalah 5 minggu. f. Gross Requirement merupakan total dari semua kebutuhan termasuk kebutuhan yang diantisipasi untuk setiap periode waktu biasanya merupakan inputan dari MPS. Dalam kasus diatas dapat diketahui bahwa kebutuhan kotor Gross Requirement untuk periode 1 adalah 250, untuk periode 2 adalah 500, untuk periode 3 adalah 200, untuk periode 4 adalah 350, untuk periode 5 adalah 400. 45 g. Project On Hand merupakan Projected Available Balanced PAB, dan tidak termasuk Planned Orders. Sehingga rumusnya menjadi : Dalam kasus diatas diketahui bahwa On – Hand pada awal periode 1 adalah 550 unit, sehingga untuk Project On – Hand untuk periode 1,2,3,4, dan 5 dihitung sebagai berikut : Project On – Hand periode 1 = 550 + 0 – 250 = 300 unit Project On – Hand periode 2 = 300 + 1000 – 500 = 800 unit Project On – Hand periode 3 = 800 + 0 – 200 = 600 unit Project On – Hand periode 4 = 600 + 0 – 350 = 250 unit Project On – Hand periode 5 = 250 + 0 – 450 = - 150 unit h. Net Requirement merupakan kekurangan material yang diproyeksikan untuk periode ini sehingga perlu diambil tindakan ke dalam perhitungan Planned Order Receipts agar dapat menutupi kekurangan material pada periode tertentu. Sehingga rumusnya menjadi seperti : Dalam kasus diatas, Projected Available untuk setiap periode dihitung sebagai berikut : Projected Available periode 1 = 550 + 0 + 0 – 250 = 300 unit 46 Projected Available periode 2 = 300 + 1000 + 0 – 500 = 800 unit Projected Available periode 3 = 800 + 0 + 0 – 200 = 600 unit Projected Available periode 4 = 600 + 0 + 0 – 350 = 350 unit Projected Available periode 5 = 250 + 0 + 1000 – 400 = 850 unit i. Planned Order Receipt merupakan kuantitas pesanan pengisian kembali yang telah direncanakan oleh MRP untuk diterima pada periode tertentu guna memenuhi kebutuhan bersih. j. Planned Order Release merupakan kuantitas Planned Orders yang ditempatkan atau dikeluarkan dalam periode tertentu, agar item dipesan itu akan tersedia pada saat yang dibutuhkan. 2.8.4.Output Material Requirement Planning Output dari sistem MRP adalah penentuan jumlah masing – masing BOM dari item yang dibutuhkan bersamaan dengan tanggal dibutuhkannya. Informasi ini digunakan untuk merencanakan pelepasan pesanan Order Release untuk pembelian dan pembuatan sendiri komponen – komponen yang dibutuhkan. Pelepasan pesanan yang direncanakan Planned Order Release, POR secara otomatis dihasilkan oleh sistem komputer MRP bersamaan dengan pesanan – pesanan yang harus dijadwalkan kembali, dimodifikasi, ditangguhkan atau dibatalkan. Dengan cara ini MRP, menjadi suatu alat untuk perencanaan operasi bagi manajer produksi. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka output dari sistem MRP antara lain : a. Memberikan catatan tentang jadwal pemesanan yang harus dilakukan atau direncanakan, baik dari pabrik sendiri atau dari supplier. 47 b. Memberikan indikasi bila diperlukan penjadwalan ulang. c. Memberikan indikasi untuk pembatalan atas pemesanan. d. Memberikan indikasi tentang keadaan dari persediaan. Input dan output dari sistem MRP tersebut disimpan dan diproses secara terkomputerisasi. Hal ini disebabkan karena banyaknya data yang harus disimpan dan diproses, sehingga perhitungan secara manual akan menyulitkan dan membingungkan.Nasution, 1998 Gambar 2.7. Sistem MRP terkomputerisasi Nasution, 1998

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian pengumpulan data dilakukan di PT. Lotus Indah Textile Industries yang terletak di Jl. Raya Kedung Asem No. 1 Rungkut, Surabaya. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret 2010 sampai dengan data yang diperlukan terpenuhi. 3.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel 3.2.1 Identifikasi Variabel Sebelum melakukan penelitian, melakukan identifikasi dulu apa yang akan diteliti sehingga dapat diketahui apa yang menjadi masalah pada perusahaan. Dalam penelitian ini variable yang diteliti adalah perencanaan kebutuhan kapasitas produksi pada PT. Lotos Indah Textile Industries, ditinjau dari : 1. Struktur Produk jenis dan jumlah material untuk satu menit produksi . 2. Lead Time. 3. Jumlah Material Dalam Satu Lot Metode Penentuan Lot . 4. Schedule Of Planned Factor Order Release. 5. Jadwal Induk Produksi. 6. Work Order Status. 7. Routing Data. 48