others 2010, juga mengatakan bahwa jarak personal adalah lingkup yang digunakan oleh individu untuk melindungi dirinya dari orang lain dalam
Myers Twenge, 2013. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui apabila invasi jarak personal berarti suatu perilaku atau tindakan yang
dilakukan ketika seseorang memasuki wilayah pribadi orang lain. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Flynn dan
Kanaga 1981 mengenai hubungan antara invasi jarak personal terhadap stres, di peroleh hasil bahwa invasi jarak personal dapat mengakibatkan
stres. Akan tetapi, penelitian ini dilakukan pada kriteria subjek yang berbeda di negara Amerika Serikat. Oleh karena itu, untuk membuktikan apakah
invasi jarak personal memiliki hubungan yang signifikan dengan stres kerja pada karyawan subdivisi desain program, maka peneliti akan melakukan
penelitian dengan mengangkat judul, “Hubungan Antara Invasi Jarak Personal dengan Stres Kerja pada Karyawan Subdivisi Desain Program di
PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara invasi jarak personal dengan stres kerja pada karyawan subdivisi
desain program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan oleh peniliti adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara invasi jarak personal dan stres kerja
pada karyawan subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber
pengetahuan dan sumbangan ilmiah bagi ilmu psikologi, khususnya dalam bidang psikologi industri dan organisasi. Dimana topik ini terkait
dengan hubungan antara invasi jarak personal dengan stres kerja. 2. Manfaat Praktis
a. Bagi Karyawan Hasil penelitian ini diharapkan karyawan dapat mengetahui
pentingnya mengatur ruang kerja berdasarkan kajian jarak personal. b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian
ini diharapkan
dapat menjadi
bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menciptakan
lingkungan kerja yang nyaman khususnya dengan memperhatikan jarak antar karyawan untuk mencegah munculnya stres kerja pada
karyawan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Stres Kerja
1. Pengertian Stres Kerja
Menurut Luthans 2005 stres kerja merupakan suatu respon penyesuaian
terhadap situasi
eksternal yang
mengakibatkan penyimpangan-penyimpangan fisik, psikologis, dan tingkah laku bagi
para partisipan organisasi. Cooper dan Davidson dalam Nugrahani, 2008 mengatakan bahwa situasi eksternal tersebut merupakan faktor
negatif dari lingkungan yang berhubungan dengan pekerjaan tertentu. Selain itu, Fincham dan Rhodes 1988 juga mengemukakan bahwa
stres merupakan hasil dari tidak adanya kecocokan antara seseorang dalam arti arti kepribadian, bakat, dan kecakapannya dengan
lingkungan sehingga menyebabkan seseorang menjadi tidak mampu untuk menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya secara efektif
dalam Munandar, 2014. Jadi, yang di maksud stres kerja dalam penelitian ini adalah suatu
respon penyesuaian terhadap situasi eksternal yang muncul akibat faktor negatif lingkungan kerja dan interaksi antara individu dengan
pekerjaannya, serta tidak adanya kecocokan antara seseorang dalam arti arti kepribadian, bakat, dan kecakapannya yang ditandai oleh
munculnya perubahan pada diri yang menyimpang dari fungsi normal baik secara fisik, psikis, dan perilaku.
2. Aspek Stres
Beehr dan Newman dalam Luthans, 2005 mengklasifikasikan stres kerja kedalam tiga aspek, yaitu :
a. Aspek fisik Stres dapat menyebabkan perubahan metabolisme tubuh
sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi keadaan fisiologis individu. Gejala fisik yang muncul pada karyawan meliputi : sakit
kepala atau migrain, sakit pada punggung, tekanan pada leher dan tenggorokan, susah menelan, kram otot, susah tidur, kehilangan
gairah seksual, kaki dan tangan dingin, mudah lelah, tekanan darah tinggi, denyut nadi cepat, gangguan selera makan, gangguan
pencernaan dan pernafasan. b. Aspek psikologis
Stres yang dialami karyawan secara psikis meliputi : mudah lupa, pikiran kacau, susah berkonsentrasi, sulit dalam mengambil
keputusan, percaya kepada hal-hal yang tidak rasional, dan sering mengalami mimpi buruk. Selain itu gejala fisik juga termasuk
kedalam gejala emosional seperti mudah marah, perasaan jengkel, mudah merasa terganggu, gelisah, cemas, panik, ketakutan, sedih,
depresi, memiliki kebutuhan yang tinggi untuk bergantung kepada orang lain, perasaan butuh pertolongan, putus asa, pesimis, tidak
berharga, kesepian, menyalahkan diri sendiri, dan frustasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Aspek perilaku Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku dalam kehidupan
pribadi akan muncul pada karyawan seperti: tidak dapat berhubungan akrab dengan orang lain, tidak dapat mempercayai
orang lain, tidak asertif, tidak berani mengambil resiko, menarik diri, tidak punya kontrol hidup, membuat tujuan yang tidak realistis, self
esteem rendah. Tidak termotivasi, sering membuat kekacauan,
mudah bertengkar, bermasalah dalam perkawinan, cemburu berlebihan, merasa terasing, tidak dapat mengekpresikan perasaan
sebenarnya. Sedangkan dalam kehidupan pekerjaan, para pekerjaan akan mengalami hal-hal seperti tidak merespon tantangan,
kehilangan kreativitas, performa rendah, sering absen, aspirasi rendah, motivasi rendah, terlalu banyak bekerja, terlalu mengontrol
dan tidak dapat bekerja sama dengan orang lain.
3. Faktor-faktor penyebab stres
Luthans 1995 menyebutkan bahwa faktor penyebab stres terdiri dari empat hal utama dalam Waluyo 2013, yaitu:
a. Sumber luar organisasi, yang terdiri dari perubahan sosial atau teknologi, keluarga, relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan, ras
dan kelas, serta keadaan komunitas dan tempat tinggal. b. Sumber dari dalam organisasi, yang terdiri dari kebijakan
organisasi, struktur organisasi, kondisi lingkungan kerja fisik dalam organisasi, dan proses yang terjadi dalam organisasi.