Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kerangka Berpikir Motif adalah alasan-alasan atau dorongan yang menyebabkan individu

penyampaian informasi yang berbeda dengan acara-acara lain, salah satunya akan menambah wawasan dan untuk mendidik anak agar mengertitentang nilai-nilai moral. Walaupun disampaikan lewat dunia komedi anak namun diharapkanakan dapat diserap oleh masyarakat khususnya anak-anak sebagai pembelajaran dan hiburan.

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu bagaimana motif anak dalam menonton program acara OPERA ANAK di Trans 7?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motif anak menonton program acara OPERA ANAK di Trans 7.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memperkaya kajian ilmu komunikasi, khususnya yang berkaitan dengan motif para pemirsa televisi yang mengkaitkan keberlakuan teori-teori komunikasi mengenai penelitian kuantitatif. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pemikiran pada ilmu komunikasi dalam motif yang mendorong seseorang menonton acara televisi di televisi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi khalayak media massa dalam melihat kecenderungan masyarakat dalam menonton acara televisi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Televisi Sebagai Media Komunikasi

Media televisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siaran Televisi Broadcast yang merupakan media elektronik dan memiliki ciri-ciri yang berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikasinya heterogen Effendy, 1993:17. Media televisi merupakan salah satu cara untuk mengenalkan program acara ataupun suatu produk yang dikemas sedemikian rupa dengan singkat dan padat sehingga dengan adanya penyampaian informasi lewat televisi maka masyarakat lebih khususnya anak-anak akan dapat mudah menyerap isi pesan dalam sebuah tayangan televisi, dalam hal ini acara “Opera Anak” dengan format sketsa komedi mengajak anak-anak mengenal dongeng atau cerita-cerita anak yang dapat menjadi sumber informasi, pendidikan sekaligus hiburan bagi anak- anak. Media televisi secara umum adalah media yang menguasai jarak secara geografis dan sosiologis. Daya tarik media televisi tersebut sedemikian besar Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sehingga merubah total pola dan kehidupan manusia sebelum muncul televisi. Pengaruh dari televisi lebih kuat dibandingkan radio dan surat kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audio visual televisi yang menyentuh segi-segi kejiwaan pemirsa. Pada intinya media televisi menjadi cerminan budaya tontonan bagi pemirsa dalam era informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat. Kehadiran televisi menembus ruang dan jarak geografis pemirsa Effendy, 1993:10. Media televisi sebagai media yang dapat dilihat Visible dan dapat didengar audible yang membedakan dengan media elektronik lain seperti radio, televisi mempunyai sifat-sifat langsung, simultan, intim dan nyata Mulyana, 1997:169. Keunggulan inilah yang menyebabkan televisi mempunyai kepastian lebih sebagai media komunikasi massa yang berfungsi untuk memberikan hiburan, pendidikan, dan informasi kepada masyarakat. Menurut Onong Uchjana Effendy 1993:24, fungsi televisi sebagai media massa adalah: 1. Fungsi penerapan The Information Function yaitu memberikan informasi- informasi acara televisi seperti acara kuis, pilihan sinetron di setiap stasiun televisi. 2. Fungsi pendidikan The Enducation Function yaitu memberikan informasi pendidikan yakni untuk meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3. Fungsi hiburan The Entertaiment Function yaitu acara-acara yang ditayangkan di televisi seperti acara sinetron dan drama komedi disetiap stasiun televisi memberikan hiburan terhadap khalayak luas. Sedangkan Kuswandi 1996:21 berpendapat bahwa munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi setiap media massa jelas melarikan suatu efek sosial yang bermuatan perubahan nilai-nilai sosial dan budaya manusia. Media televisi memiliki sifat sebagai berikut: 1. Langsung Televisi bersifat langsung, sehingga suatu pesan yang akan disampaikan kepada penonton tidak mengalami proses yang berbelit-belit seperti halnya dengan menggunakan bahan tercetak. Suatu berita dapat disampaikan kepada public dengan cepat, bahkan pada peristiwa tersebut sedang berlangsung. 2. Tidak mengenal jarak Televisi tidak mengenal jarak dan rintangan. Peristiwa di suatu kota di negara yang satu dapat ditonton dengan baik di negara lain, tanpa mengenal rintangan berupa laut, gunung ataupun jurang. 3. Memiliki daya tarik yang kuat Televisi mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan unsur-unsur kata, music, sound serta visual berupa gambar. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Televisi merupakan bagian dari media massa yang memiliki fungsi-fungsi tertentu seperti di atas. Peranan media massa dalam kehidupan manusia menurut Lillweri 1991:42 dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Media massa memberikan informasi dan membantu kita untuk mengetahui secara jelas tentang dunia sekelilingnya dan kemudian menyimpannya dalam ingatan kita. 2. Media massa membantu kita untuk menyusun agenda, menyusun jadwal sehari-hari. 3. Media massa membantu dalam berhubungan dengan berbagai kelompok masyarakat lain di luar masyarakat. 4. Media massa membantu mensosialisasikan pribadi manusia. 5. Media massa yang digunakan untuk membujuk khalayak yang mencari keuntungan dari pesan-pesan yang diterimanya. Media massa juga dikenal sebagai media hiburan, sebagian media melakukan fungsi sebagai media yang memberikan hiburan bagi khalayak.

2.1.2 Media Televisi dan Dampak Media Televisi

2.1.2.1 Media Televisi

Media televisi menyediakan informasi dan kebutuhan manusia keseluruhan seperti berita cuaca, informasi financial dan sebagainya. Pemirsa akan selalu terdorong untuk mencari sesuatu yang tidak diketahui melalui media televisi. Pada akhirnya pun menjadi pemirsa “hamba-hamba kecil” yang pola pikirnya siap Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. diprogram oleh materi isi media tersebut Kuswandi, 1996:30. Secara umum, dikenal tiga tipe media televisi yang dipilih berdasarkan karakteristiknya, yaitu televisi public, televisi komersial dan televisi pendidikan.Tipologi ini biasa digunakan dalam menilai pola siaran media televisi. Masing-masing tipe media ini memberikan penekanan spesifik atau fungsi tertentu. Secara umum, setiap media audio visual dituntut mampu memberikan hiburan, tetapi televisi public memberikan penekanan pada penyebaran ide-ide dan realitas sosial, televisi komersial pada fungsi hiburan dan televisi pendidikan pada materi idealitas pendidikan dan pengajaran Siregar, 2001:15. a. Daya Tarik Media Televisi Media televisi dapat dilihat sebagai media yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi khalayak. Media televisi mempunyai daya tarik yang kuat dengan memiliki unsur audio visual yang berupa kata-kata, music, sound effect dan juga berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton. Daya tarik ini selain melebihi radio, juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman. b. Isi pesan Media Televisi Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan ditafsirkan secara berbeda-beda pula. Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi pesan televisi berkaitan erat dengan status Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sosial ekonomi serta situasi dan kondisi pemirsa pada saat menonton televisi. Dengan demikian apa yang diasumsikan televisi sebagai suatu acara yang penting untuk disajikan bagi pemirsa, belum tentu penting bagi khalayak. Jadi efektif tidaknya isi pesan itu tergantung dari situasi dan kondisi pemirsa dan lingkungan sosialnya. Berdasarkan hal itu timbul pendapat pro dan kontra terhadap dampak acara televisi yaitu: 1. Acara televisi dapat mengancam nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat. 2. Acara televisi dapat menguatkan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat. 3. Acara televisi dapat menguatkan nilai-nilai sosial baru dalam kehidupan bermasyarakat. Kuswandi, 1996:99. Perbedaan pendapat tentang dampak acara televisi merupakan hal wajar. Karena media televise dalam operasionalnya berhubungan dengan institusi social lainnya yang ada dalam masyarakat, serta adanya perbedaan sudut pandang dari khalayak sasaran.

2.1.2.2 Dampak Media Televisi

Menurut Kuswandi 1996:98, ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televise terhadap pemirsa yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Dampak Kognitif, yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang akan ditayangkan televise yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa. Contoh: acara kuis. 2. Dampak Peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada tragedy actual yang ditayangkan televise. Contoh: model pkaian, model rambut hingga istilah gaya bertutur kata sang bintang secara verbal. 3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai social budaya yang telah ditayangkan acara televise yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa sehari-hari. Contoh: sinetron, reality show dll. Namun pada kenyataannya apa yang telah diungkapkan diatas hanya bersifat teori. Sementara dalam prakteknya terjadi kesenjangan yang tajam. Banyak acara televisi yang dikonsumsikan bagi orang dewasa ternyata ditonton oleh anak-anak.

2.1.3 Teori Kebutuhan terhadap Media

Kebutuhan tehadap media massa dipenuhi melalui surat kabar, majalah, radio, televisi dan film. Baik isi maupun melalui daya terpaannya exposure seraca konteks sosial tempat dimana terpaan berlangsung. Menurut katz, Gurevitch dan Hass Effendy, 2002:193 mendefinisikan jenis kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media yang diklasifikasikan dalam lima kelompok: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Kebutuhan Kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita. 2. Kebutuhan Afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan emosional. Mencari kesenangan dan hiburan merupakan motivasi yang pada umumnya dapat dipenuhi oleh media. 3. Kebutuhan Integratif Personal adalah kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memperkuat kepercayaan, kesetiaan dan status pribadi. Keburuhan ini dapat diperoleh dari adanya keinginan setiap individu untuk meningkatkan harga diri. 4. Kebutuhan Integratif sosial adalah kebutuhan yang berkaitan dengan usaha- usaha untuk memperkuat kotak dengan keluarga, teman dan dengan alam sekelilingnya. Kebutuhan tersebut didasarkan oleh adanya keinginan setiap individu untuk berafiliasi. 5. Untuk mengurangi ketegangan dan keinginan untuk mendapatkan hiburan.

2.1.4 Pengertian Motif

Untuk dapat mengamati seseorang dalam melakukan suatu tindakan ataupun perbuatan perlu memperhatikan hal-hal yang melatarbelakangi, apa saja yang mendorong melakukan tindakan perbuatan tersebut apa motifnya. Untuk itu peneliti menjelaskan mengenai motif. Istilah motif berasal dari kata “motive” yang berarti dorongan dalam diri organism untuk menentukan pilihan-pilihan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dari berbagai hal, sehingga sesuai dengan tujuan. Semua tingkah laku manusia pada hakekatnya mempunyai motif. Jadi motif adalah hal yang berkaitan dengan dorongan, keinginan hasrat dari dalam diri untuk melaksanakan sesuatu yang memberi arah dan tujuan pada tingkah seseorang. Dari definisi tentang motif, maka dapat disimpulkan bahwa motif adalah sesuatu yang ada pada diri individu yang menggerakkan atau membangkitkan, sehingga individu berbuat sesuatu Ahmad 2001:192. Untuk memudahkan pengukuran tentang motif, maka didasarkan pada pendapat Mc Quail 2002 : 72 sebagai berikut: 1. Motif Kognitif Surveilance Motif ini berkenaan dengan individu untuk mencari berita atau informasi tentang peristiwa atau kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia, dorongan mencari konfirmasi untuk menentukan pendapat suatu pilihan, dorongan rasa ingin tahu, dorongan belajar serta dorongan memperoleh rasa aman melalui pengetahuan yang didapat. 2. Motif Identitas Personal Personal Identity Motif ini berkenaan dengan dorongan individu untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri, menemukan model perilaku, mengidentifikasi diri dengan nilai- nilai meningkatkan harga diri. 3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial personal Relationship Motif ini berkenaan dengan dorongan individu untuk berhubungan dengan orang lain atau suatu nilai tertentu didalam mempertahankan norma-norma sosial untuk beralifiasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 4. Motif Hiburan Diversi Motif ini berkenaan dengan dorongan individu untuk melepaskan diri dari ketegangan atau permasalahan, dorongan bersantai, memperoleh kenikmatan jiwa dan penyaluran emosi. Kebutuhan need inilah yang menyebabkan timbulnya motif yang mendorong aktivitas individu menggunakan media tertentu, artinya individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena didorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya. Motif adalah pengertian yang melingkupi seluruh penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan individu berbuat sesuatu Gerungan, 2000:140. Purwanto menjelaskan bahwa fungsi dari motif adalah: 1. Motif sebagai pendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu berfungsi sebagai motor yang memberikan energy kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas. 2. Motif menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. 3. Motif menyeleksi perbuatan kita, artinya menentukan perbuatan-perbuatan kita mana yang harus dilakukan yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dengan demikian dari ketiga pengertian tersebut, maka pada dasarnya motif itu timbul karena adanya kebutuhan, dengan kata lain motif merupakan ciri kebutuhan atau motif dapat diidentikkan dengan kebutuhan. Motif itu akan dapat mempengaruhi manusia dalam melakukan aktivitas tertentu untuk memenuhi kebutuhan kepuasan pada diri individu dan motif seseorang dapat berbentuk melalui serangkaian pengalaman yang bersifat konstan meskipun ada kemungkinan berubah. Motif merupakan pencerminan motif dalam mengaktifkan perilaku. Pada umumnya peranan motif dalam segala tingkah laku manusia besar sekali. Dan tampak bahwa motif orang pada umumnya banyak rupanya dan pada mulanya berasal dari dalam dirinya dan ada yang berasal dari luar dirinya Gerungan, 2000:146. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan dasar. Maslow mengungkapkan 5 kebutuhan basic need secara hirarki dan menempatkan kebutuhan aktualisasi diri sebagai tingkatan tertinggi individu berharap dengan menggunakan media dapat memenuhi sebagian dari kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar tersebut terdiri atas : 1. Physiological needs kebutuhan fisiologis 2. Safety needs kebutuhan keamanan 3. Love needs kebutuhan cinta 4. Esteem needs kebutuhan penghargaan 5. Self-actualization needs kebutuhan aktualisasi diri Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.5 Anak sebagai Khalayak Media Televisi

Sebagai khalayak media selain orang dewasa, anak juga merupakan pemirsa yang setia terhadap televisi karena televise sebagai sahabat anak-anak dapat memberikan program acara yang menarik bagi anak-anak. Hurlock 1991:161 mengatakan bahwa anak harus punya isi untuk dapat berkhayal dan kebanyakan bahan-bahan cerita ini diperoleh dari cerita-cerita yang dibacakan oleh orang-orang dewasa pada anak-anak dan sekarang televisi memberikan bahan cerita tambahan untuk berkhayal juga merupakan salah satu hiburan yang disukai. Anak-anak kebanyakan menyukai acara untuk anak dan acara-acara lain yang diperuntukkan bagi tingkat usianya disamping acara untuk orang dewasa. Keterlibatan anak dengan televisi juga bisa didasarkan pada jenis kelamin anak. Pengaruh jenis kelamin terhadap motif atau minat anak-anak juga dipengaruhi oleh peran seksnya. Oleh karena itu perbedaan seks dalam hiburan terutama membaca, melihat televisi dan pergi ke bioskop semakin jelas Hurlock, 1991:161. Diantara berbagai fungsi media massa lainnya, fungsi televisi yang paling utama adalah untuk menghibur to entertaint. Alasan utama khalayak membeli televisi adalah untuk mencari hiburan, sehingga apabila di dalam acara-acara yang ditayangkan oleh televisi terdapat program-program atau sajian-sajian yang bersifat informatif atau edukatif , hal tersebut hanyalah sebagai pelengkap utamanya Effendy, 1993:54. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Begitu pula yang terjadi pada anak, sebagai khalayak media selain orang dewasa, anak dalam menonton televisi adalah untuk mencari hiburan, informasi dan pendidikan. Namun demikian kemampuan anak dalam menangkap siaran televisi adalah terbatas, sesuai dengan psikologisnya serta dibatasi pengetahuan dan pemahaman mereka untuk menyerap setiap isi pesan yang digelar dalam setiap tayangan acara tersebut. Kapasitas inilah yang membedakan anak dengan orang dewasa sebagai khalayak media. Perbedaan kapasitas tersebut yang menentukan motif, selektivitas dan gratifikasi penggunaan media televisi adalah sama yaitu menginvestasi dari kebutuhan untuk melarikan diri, hasrat bermain, kontak sosial dan hiburan Rakhmat, 1999:208. Greenberg Rakhmat, 1998:67 menyebutkan berbagai motif yang mendasari seorang anak dalam menonton televisi adalah untuk mengisi waktu luang, mempelajari sesuatu, melupakan kesulitan, mempelajari diri, memberikan rangsangan, bersantai, mencari persahabatan dan kebiasaan. Ketujuh motif tersebut dapat dianggap sebagai alasan gratifikasi media massa yang terdapat pada orang dewasa dalam kualitas dan kompleksitas kebutuhannya.

2.1.6 Tayangan Sketsa Komedi

Sebuah tayangan sketsa komedi merupakan suatu bentuk tayangan yang menyajikan tema-tema komedi yang dikemas dalam drama atau hiburan. Tayangan sketsa komedi yang pernah ditayangkan oleh beberapa stasiun televisi swasta diantaranya adalah Opera Van Java, Tawa Sutera, Ekstravaganza, Ngelaba, Sketsa, Bajaj Bajuri, Suami-suami takut istri, Abdel dan Temon dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lainnya. Acara-acara tersebut sangat diminati oleh khalayak karena mampu menyajikan tampilan lain daripada yang lainnya, menghibur dan nyata. Acara- acara sketsa komedi yang ditayangkan tersebut dalam kenyatannya membawa dampak atau efek terhadap tingkat humorisme khalayak. Masing- masing khalayak mempunyai tingkat humorisme yang berbeda. Ada yang sangat senang dengan tayangan tersebut ada yang biasa saja dan sebagainnya. Dari beberapa acara sketsa komedi tersebut dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah tayangan komedi Opera Anak. Hal ini disebabkan acara sketsa komedi Opera Anak mencoba menghadirkan kembali tayangan sketsa komedi yang dikhususkan untuk anak-anak, agar anak-anak Indonesia mempunyai hiburan yang sesuai usianya. Acara sketsa komedi Opera Anak adalah program acara yang menarik disertai dengan dialog-dialog lucu yang berisi pesan-pesan moral dengan bahasa anak-anak sehingga anak-anak akan mudah menangkap isi pesan dan diharapkan pesan-pesan tersebut bermanfaat.

2.1.7 Program Acara Opera Anak di Trans 7

Opera Anak merupakan sebuah program sketsa komedi dengan durasi 60 menit dan tayang setiap Sabtu Minggu pukul 20.00 – 21.00 WIB. Program ini dimainkan oleh sejumlah anak-anak SD serta mengambil tema mengenai cerita daerah, dongeng anak dan tokoh superhero lainnya. Pada setiap episodenya Sule bertindak sebagai dalang pendongeng yang berperan untuk mengatur jalan cerita agar tidak melenceng dari ’benang merah’. Ide acara ini adalah seperti Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pertunjukan wayang orang pada tokoh dalam dongeng. Bintang tamu juga kerap ditampilkan pada tiap episodenya. Di awal segmen, dalang pendongeng akan terlebih dahulu menceritakan kisah yang akan dimainkan oleh para pemain tersebut. Pemain diberikan kebebasan untuk berkespresi dan berakting secara bebas tanpa meninggalkan identitas mereka sebagai anak kecil. Keluguan dan kepolosan mereka dalam memainkan sebuah peran merupakan keunikan dan keunggulan dari program ini. Program ini menyisipkan lagu daerah , lagu anak serta pesan moral yang dikemas dengan ringan sehingga mudah dicerna oleh pemirsa yang khususnya anak-anak www.trans7.operaanak.co.id. Program televisi ber-genre komedi situasi Opera Anak milik stasiun televisi Trans 7 ini adalah merupakan turunan dari progran acara Opera Van Java disebut “Turunan” karena konsep yang pada dasarnya sama, berbentuk pertunjukan wayang orang yang dimodifikasi sebagai lawakan. Acara lawakan dengan menonjolkan perubahan setting lokasi atau latar belakang panggung seperti ini sudah lama menjadi andalan beberapa stasiun televisi, seperti acara Ngelaba di TPI, Ekstra Vaganza di Trans TV, dan lain-lain. Namun ada yang berbeda pada Opera Anak ini, yaitu penggunaan properti panggung berbahan styrofoam yang siap untuk dihancurkanwww.trans7.co.id. Menurut www.indorating.com acara Opera Anak menduduki peringkat kedua dalam rating program acara anak trans7 dalam overall 7,75 atau 2.556 pemirsa berada di bawah program acara “Si Bolang”. Rating yang cukup tinggi ini tergambar juga pada dinding facebook Opera Anak di mana sudah terdaftar Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 427.783 penggemar. Begitu juga dengan facebooknya Nizam dengan 21.371 penggemar.

2.1.8 Teori Uses and gratification

Media massa dalam berbagai bentuk merupakan saluran channel arus pesan dari sumber ke sasaran. Dengan kekuatan yang ada pada media massa, pada awal perkembangannya yang dianggap mempu mempengaruhi bahkan mampu mengubah masyarakat. Namun aktif terlibat dalam proses komunikasi. Teori Uses and Gratification muncul sebagai akibat ketidakpuasan pada penelitian sebelumnya yang gagal membuktikan bahwa khalayak langsung dapat dipengaruhi oleh media massa. Model Uses and Gratification menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi bobotnya adalah pada khalayak yang aktif dan sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus Effendy, 2000:289. Model ini merupakan pergeseran fokus dari tujuan komunikator komunikan. Blumer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini. Teori Uses and Gratification kegunaan dan kepuasan ini dikenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses On Mass Comunikation: Curent Perspectives on Gratification Research . Teori Uses and Gratification milik Blumer dan Katz ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori ini mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Dengan model ini yang diteliti ialah sumber sosial dan psikologis dari kebutuhan, yang melahirkan harapan-harapan dari media massa atau sumber- sumber yang lain, yang menyebabkan perbedaan terpaan media dan menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, bahkan seringkali akibat-akibat yang tidak dikehendaki Rahmat, 2001:65. Menurut Elihu Katz, Jay G, Blumer dan Michael Gurevitch dalam Rahmat, 2004:205 Uses and Gratification menjelaskan asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan atau keterlibatan pada kegiatan lain dan dapat menimbulkan pemenuhan kebutuhan akibat-akibat lain, barang kali termasuk juga yang tidak kita inginkan. Mereka juga merumuskan asumsi-asumsi dasar teori pada halaman berikut ini: 1. Khalayak dianggap aktif : artinya sebagian penting dari pengumuman media massa diasumsikan mempunyai tujuan. 2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat tergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Banyak tujuan pemilih media disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak : artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dari motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian terhadap arti cultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti dahulu orientasi khalayak. Dengan model ini yang diteliti ialah 1 sumber sosial dan psikologis dari 2 kebutuhan, yang melahirkan 3 harapan-harapan dari 4 media massa atau sumber-sumber lain, yang menyebabkan 5 perbedaan pola terpaan media atau keterlibatan dalam kegiatan lain, yang menghasilkan 6 pemenuhan kebutuhan dan 7 akibat-akibat lain, bahkan seringkali akibat-akibat yang tidak dikehendaki Rakhmat, 2001:65. Kita bisa memahami interaksi orang dengan media melalui pemanfaatan media oleh orang itu user dan kepuasan yang diperoleh gratification. Gratifikasi yang sifatnya umum antara lain pelarian dari rasa khawatir, peredaan rasa kesepian, dukungan emosional, perolehan informasi dan kontak sosial Nurudin, 2004:183. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Teori Uses and Gratification beroperasi dalam beberapa cara yang bisa dilihat dalam bagan dibawah ini: Gambar 2.1 Uses and Grafication Model Nurudin, 2004:183 Asumsi dari teori ini adalah khalayak yang aktif yang sengaja menggunakan media karena didorong oleh motif-motif tertentu untuk mencapai tujuan khusus. Artinya individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media dapat dipersonalisasikan sebagai evaluasi kemampuan media dan sebagai pengetahuan. Lingkungan sosial: 1.Ciri-ciri demografis 2.Afiliasi Kelompok 3.Ciri-ciri Kebutuhan Khalayak: 1. Kognitif 2. Afektif 3. Integratif Personal 4. Integratif Sosial 5. Pelepasan Ketegangan Sumber Pemuasan Kebutuhan Yang berhubungan dengan non media: 1. Keluarga,teman dll 2. Komunikasi Interpersonal 3. Hobi 4. Tidur Penggunaan Media Massa: 1. Jenis-jenis media massa 2.SK,Majalah,Radio ,TV, Film 3. Isi Media 4. Konteks Sosial dan Terpaan Media Pemuasan Media Fungsi: 1.Pengamatan Lingkungan 2. Diversi Hiburan 3. Integrasi Personal 4. Hubungan Sosial Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan mengenai pemahaman lingkungan. Kebututhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita. Kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman- pengalaman estetis, menyenangkan dan emosional. Kebutuhan pribadi secara integratif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individual. Hal ini bisa diperoleh dari hasrat akan harga diri. Kebutuhan sosial secara integratif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berfiliasi. Sedangkan kebutuhan pelepasan adalah kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman Nurudin, 2004:184. Asumsi teori ini adalah khalayak aktif yang sengaja menggunakan media karena didorong oleh motif-motif tertentu untuk mencapai tujuan khusus. Artinya individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena didorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya. Efek media dapat dioperasionalkan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan sebagai dependensi media dan sebagai pengetahuan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2 Kerangka Berpikir Motif adalah alasan-alasan atau dorongan yang menyebabkan individu

melakukan sesuatu, yang didasari oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan. Setiap individu mempunyai motif tersendiri untuk memperoleh kebutuhannya karena setiap individu mempunyai kebutuhan yang tersendiri juga dalam hidupnya. Dengan informasi manusia dapat memperluas pandangan dan wawasannya, serta dapat meningkatkan kedudukan dan peranannya dalam masyarakat. Untuk mengetahui lebih jelas tentang segala hal yang terjadi di dunia atau sekelilingnya, manusia sangat membutuhkan media untuk memenuhi kebutuhannya. Maka hadirlah sarana komunikasi yang lebih dikenal sebagai media massa. Keberadaan media massa saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari, adapun media massa yang dimaksud disini adalah televisi. Menonton televisi bagi pemirsa merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kebutuhan tersebut bisa berupa kebutuhan akan informasi, pendidikan dan hiburan. Menurut Blumer dalam Effendy, 2001:61 motif meliputi motif kognitif yaitu keinginan untuk menambah pengetahuan, motif diversi yaitu kegunaan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Dengan menonton televisi manusia dapat memahami dan mengerti setiap informasi yang disampaikan dan manusia dapat menilai informasi sebagai pesan mendidik, menghibur serta mempengaruhi pemirsanya melalui acara yang disajikan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dalam hal ini, peneliti berusaha melihat motif anak dalam menonton program acara OPERA ANAK di Trans 7. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat bagan dibawah ini: Gambar 2.2 : Kerangka berpikir Penelitian Tentang Motif Anak dalam Menonton Program Acara OPERA ANAK Kebutuhan Dasar Manusia: 1.Kebutuhan Fisiologi 2.Kebutuhan Keamanan 3. Kebutuhan Cinta 4.Kebutuhan Penghargaan 5.Kebutuhan Aktualisasi Diri Tayangan Sketsa Komedi Program Acara “Opera Anak” Analisis Deskriptif Kesimpulan Motif Anak dalam Menonton: -Motif Informasi -Motif Identitas Personal -Motif Integrasi dan Interaksi Soaial -Motif Hiburan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 36

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan metode diskriptif dimana peneliti akan menjabarkan dan menginterpretasikan data hasil penelitian secara sistematis mengetahui motif anak SD di Surabaya dalam menonton tayangan program acara OPERA ANAK di Trans 7. 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Dokumen yang terkait

MOTIF MASYARAKAT MENONTON PROGRAM ACARA ”JAM MALAM” DI TELEVISI (Studi Deskriptif Motif Masyarakat Surabaya Menonton Program Acara ”Jam Malam” di Trans 7).

0 2 86

MOTIF PEMIRSA MENONTON PROGRAM ACARA TAHAN TAWA DI TRANS TV ( studi deskriptif tentang motif masyarakat Surabaya menonton program acara Tahan Tawa di Trans Tv ).

0 0 88

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER ”PARADISO” DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter “PARADISO“ di TRANS7 ).

0 0 98

Motif Anak-Anak Menonton Acara "Cita-Cita Ku" di Trans 7" (Studi Deskriptif Motif' Anak-Anak Menonton Acara "Cita-Cita Ku" di Trans7).

1 1 89

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON TAYANGAN ACARA “PRIMITIVE RUNAWAY” DI TRANS TV (Studi Deskriptif Tentang Motif Remaja Di Surabaya Terhadap Tayangan Acara “Primitive Runaway” Di Trans TV).

0 0 87

MOTIF REMAJA SURABAYA DALAM MENONTON TAYANGAN ACARA SCARY JOB DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Tentang Motif Remaja di Surabaya Terhadap Tayangan Acara Scary Job di Trans7)

0 0 24

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON TAYANGAN ACARA “PRIMITIVE RUNAWAY” DI TRANS TV (Studi Deskriptif Tentang Motif Remaja Di Surabaya Terhadap Tayangan Acara “Primitive Runaway” Di Trans TV)

0 0 23

MOTIF ANAK DALAM MENONTON TAYANGAN PROGRAM ACARA OPERA ANAK (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Motif Anak SD di Surabaya dalam Menonton Tayangan Program Acara OPERA ANAK di Trans 7)

0 0 23

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA DALAM MENONTON PROGRAM ACARA “TAU GAK SIH?” DI TRANS 7 (Studi Deskritif Kuantitatif Tentang Motif Masyarakat Surabaya Dalam Menonton Program Acara “Tau Gak Sih ?” di Trans 7)

0 0 13

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA DALAM MENONTON PROGRAM ACARA “TAU GAK SIH?” DI TRANS 7 (Studi Deskritif Kuantitatif Tentang Motif Masyarakat Surabaya Dalam Menonton Program Acara “Tau Gak Sih ?” di Trans 7)

0 0 10