dasar es krim. Campina Scoop Counter ini termasuk salah satu usaha kecil menengah yang keberadaannya semakin banyak dan berkembang di berbagai
jalan kota Gresik, hal ini mengakibatkan para pengusaha melakukan strategi bisnis masing-masing agar konsumen mau dan suka membeli es krim dan
aneka makanan lain di counter tempat pedagang menjual produknya. Pemberian pelayanan pada konsumen, harga yang terjangkau, tempat yang
strategis merupakan hal-hal yang diperhatikan konsumen dalam memilih tempat yang cocok dan sesuai, sehingga konsumen merasa puas dan
pengusaha dapat bersaing dengan perusahaan lain dalam memasarkan makanannya.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas maka penulis ingin mengetahui bagaimana strategi bisnis yang dilakukan Usaha Mikro Sektor
Informal Campina Scoop Counter yang berada di kota Gresik, khususnya CSC yang berada di Jalan Ahmad Yani, Jalan Arief Rahman Hakim, dan
Jalan Kemuteran.
1.2 Fokus Penelitian
Sebagai situasi sosial, pada Jalan Ahmad Yani, Jalan Arief Rahman Hakim, dan Jalan Kemuteran di Gresik yang ditetapkan sebagai tempat
place terdapat actor yang menjual activity, es krim dan aneka makanan
lainya, fokus penelitian diarahkan pada strategi bisnis yang dilakukan oleh owner
Campina Scoop Counter di kota Gresik.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang didepan, maka perumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut :
” Bagaimanakah Strategi Bisnis yang dilakukan Owner CSC Jalan Arief Rahman Hakim, CSC Jalan Ahmad Yani, dan CSC Jalan Kemuteran di kota
Gresik? ”
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: ” Untuk mengetahui dan menganalisis Strategi bisnis yang dilakukan Owner
CSC Jalan Ahmad Yani, CSC Jalan Arief Rahman Hakim, dan CSC Jalan Kemuteran di kota Gresik”.
1.5 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1.
Sebagai masukan bagi perusahaan Owner dalam meningkatkan kinerjanya, serta sebagai referensi dalam pengambilan keputusan bisnis.
2. Sebagai referensi peneliti selanjutnya khusunya Ilmu Administrasi Bisnis
yang berkaitan dengan UMKM sektor informal. 3.
Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya yang mengambil topic sejenis.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Usaha Mikro Kecil Menengah
Di Indonesia sendiri belum terdapat batasan dan kriteria yang baku mengenai usaha kecil. Berbagai instansi menggunakan batasan dan kriteria
menurut fokus permasalahan yang dituju: Menurut Suhardjono 2003 : 33 dalam buku Manajemen Perkreditan
Usaha Kecil dan Menengah ada dua definisi usaha kecil yang di kenal di Indonesia adalah di Indonesia adalah sebagai berikut:
Pertama, definisi usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 39Bkr tahun 2001
tentang Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp.1 miliar dan memiliki kekayaan bersih, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp. 200 juta. Kedua, menurut kategori Biro Pusat Statistik BPS, usaha kecil
identik dengan industry kecil dan industry rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjaannya, yaitu industri
rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang, industri kecil dengan pekerja 5-19 orang, industri menengah dengan pekerja 20-99 orang, industri besar dengan
pekerja 100 orang atau lebih. Biro Pusat Statistik Indonesia – BPS 1988 mendefinisikan usaha kecil dengan ukuran tenaga kerja, yaitu lima sampai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
dengan sembilan belas orang yang terdiri atas termasuk pekerja kasar yang dibayar, pekerja pemilik, dan pekerja keluarga. Perusahaan industri yang
memiliki tenaga kerja kurang dari lima orang diklasifikasikan sebagai industri rumah tangga.
Usaha Mikro Menurut Keputusan Menkeu No. 40KMK.062003, tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil: Usaha produktif milik
keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia, Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun. Usaha Kecil Menurut UU No. 91995,
tentang Usaha Kecil: Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha orang orang perorangan, badan usaha yang tidak
berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukum termasuk koperasi, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan Usaha Menengah atau Besar, Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahuna.
Sedangkan klasifikasi yang dikemukakan oleh Stanley dan Morse di dalam buku Suryana 2006 :119 adalah industri yang menyerap tenaga
kerja 1-9 orang termasuk industri kerajinan rumah tangga. Industri kecil menyerap 10-49 orang, industri sedang menyerap 50-99 orang, dan industri
Usaha Produktif Menurut Keputusan Menkeu No. 40KMK.062003, tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil:Usaha pada semua sektor ekonomi
yang dimaksudkan untuk dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan usaha. Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang- Undang. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang.
2.1.1.1 Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- Dua
Ratus Juta Rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- Satu
Miliar Rupiah 3. Milik Warga Negara Indonesia 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki,
dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Menengah atau Usaha Besar 5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum,
termasuk koperasi. Menurut undang-undang republik Indonesia nomor 20 tahun 2008
tentang usaha mikro kecil menengah dengan kriteria-kriteria sebagai berikut adalah:
1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 lima puluh
juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 tiga
ratus juta rupiah. 2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 lima ratus juta
rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 tiga ratus
juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah.
3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 lima ratus juta
rupiah sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah. Di Indonesia, jumlah UKM hingga 2005 mencapai 42,4 juta unit
lebih. Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas Koperasi dan UKM, di masing-masing Provinsi atau KabupatenKota.
http:id.wikipedia.orgwikiUsaha_Kecil_dan_Menengah 15 04 2010 .
Sedangkan usaha skala mikro pada tahun 2010 sudah mencapai 50,70 juta unit.http:www.depkop.go.idindex.php?option=com_contentview=article
id=12917082010
2.1.1.2 Kriterian Usaha Kecil dan Menengah Berdasarkan Perkembangan:
Selain berdasarkan Undang-undang tersebut, dari sudut pandang perkembangannya Usaha Kecil dan Menengah dapat dikelompokkan dalam
beberapa kriterian Usaha Kecil dan Menengah yaitu: 1.
Livelihod Activities aktifitas kehidupan, merupakan Usaha Kecil Menengah yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari
nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. 2.
Micro Enterprice usaha mikro, merupakan usaha kecil menangah yang memiliki sifat pengerajin akan tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
3. Small Dynamic Enterprise usaha kecil, merupakan usaha kecil
menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
4. Fast Moving Enterprise usaha yang bergerak cepat, merupakan usaha
kecil menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha besar. Sumber : Depkop_Website
http:.wordpress.com 9-7-2010
.
2.1.1.3 Keunggulan Dan Kelemahan Usaha Kecil Menengah
Menurut Subanar 2001:6 Pada kenyataannya, usaha kecil mampu tetap bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan
inflasi maupun bebagai faktor penyebab lainnya. Tanpa subsidi dan proteksi, Industri kecil di Indonesia mampu menambah nilai devisa bagi negara.
Sedangkan sektor informal mampu berperan sebagai buffer penyangga dalam perekonomian masyarakat lapisan bawah.
Secara umum perusahaan skala kecil baik perorangan maupun kerja sama memiliki keunggulan dan daya tarik seperti:
1. Pemilik merangkap Manajer Perusahaan yang bekerja sendiri merangkap
semua fungsi manajerial seperti marketing, finance dan administrasi. 2.
Terbukanya peluang dengan adanya berbagai kemudahan dalam peraturan dan kebijakan pemerintah yang mendukung berkembangnya UMKM di
Indonesia. 3.
Relatif tidak membutuhkan investasi yang terlalu besar, tenaga kerja yang tidak berpendidikan tinggi, serta sarana produksi lainnya yg tidak terlalu
mahal. 4.
Dalam banyak pengerjaaan produk tertentu, perusahaan besar banyak bergantung kepada perusahaan – perusahaan kecil, karena jika dikerjakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
sendiri oleh mereka perusahaan besar maka margin-nya menjadi tidak ekonomis.
5. Merupakan pemerataan kosentrasi dari kekuatan – kekuatan ekonomi
dalam masyarakat. Menurut Suryana 2006:120-121 Usaha kecil memiliki kekuatan dan
kelemahan tersendiri. Beberapa kekuatan usaha kecil antara lain: 1.
Memiliki kebebasan untuk bertindak. Bila ada perubahan, misalnya perubahan produk baru, teknologi baru, dan
perubahan mesin baru, usaha kecil bisa bertindak dengan cepat untuk menyesuaikan dengan keadaan yang berubah tersebut. Sedangkan pada
perusahaan besar, tindakan tersebut susah dilakukan. 2.
Fleksibel. Perusahaan kecil dapat menyesuaikan dengan kebutuhan setempat. Bahan
baku, tenaga kerja dan pemasaran produk usaha kecil pada umumnya menggunakan sumber-sumber setempat yang bersifat lokal.
3. Tidak mudah goncang.
Karena bahan baku kebanyakan lokal dan sumber daya lainnya bersifat lokal, maka perusahaan kecil tidak rentan terhadap fluktasi bahan impor.
Sedangkan kelemahan perusahaan kecil dapat dikategorikan ke dalam dua aspek, antara lain:
a. Kelemahan Struktural,yaitu kelemahan dalam strukturnya,misalnya
kelemahan dalam bidang manajemen dan organisasi, kelemahan dalam pengendalian mutu, kelemahan dalam mengadopsi dan penguasaan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
teknologi, kesulitan mencari pemodalan, tenaga kerja masih lokal, dan terbatasnya akses pasar.
b. Kelemahan Kultural. Kelemahan kultural berdampak terhadap terjadinya
kelemahan struktural. Kelemahan struktural mengakibatkan kurangnya akses informasi dan lemahnya bebagai persyaratan lain guna memperoleh
akses permodalan, pemasaran, dan bahan baku. Menurut Subanar 2001:8 Berbagai kendala yang menyebabkan
kelemahan serta hambatan bagi pengelola suatu UMKM di antaranya masih menyangkut faktor intern dari UMKM itu sendiri serta beberapa faktor
ekstern, seperti: 1.
Umumnya pengelola small-business merasa tidak memerlukan ataupun tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, Analisis
Perputaran Uang TunaiKas, serta berbagai penelitian lain yang di perlukan suatu aktivitas bisnis.
2. Tidak memiliki perencanaan sistem jangka panjang, sistem akuntansi
yang memadai, anggaran kebutuhan modal, struktur Organisasi dan pendelegasian wewenang, serta alat-alat kegiatan manajerial lainnya
perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian usaha yang umumnya diperlukan oleh suatu perusahaan bisnis yg profit-oriented.
3. Kurangnya petunjuk pelaksanaan teknis operasional kegiatan dan
pengawasan mutu hasil kerja dan produk, serta sering tidak konsisten dengan ketentuan – order pesanan, yang mengakibatkan klaim atau
produk yang di tolak. 4.
Tingginya Labaour Turn-Over PHK.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
5. Kesulitan modal kerja atau tidak mengetahui secara tepat berapa
kebutuhan modal kerja, sebagai akibat tidak adanya perencanaan kas. Maka dapat disimpulkan kekuatan dari mendirikan perusahaan
berskala kecil adalah Memiliki kebebasan untuk bertindak., Fleksibel., Tidak mudah goncang dan adapun kelehamannya seperti kelemahan Struktural dan
Kelemahan Kultural
2.1.1.4 Hakikat, Bentuk Dan Jenis Usaha Mikro Kecil Menengah
Menurut Subanar 2001 : 3-4 Hakikat UMKM yang ada secara umum di kelompokkan ke dalam 3 tiga golongan khusus yang meliputi:
a. Industri Kecil
Industri kerajinan rakyat, industri cor logam, konveksi dan berbagai industri lainnya.
b. Perusahaan Berskala Kecil
Koperasi, Restoran, Toko Bunga, Jasa Profesi, dan lainnya. c.
Sektor Informal Agen barang bekas, kios kaki lima, pedagang kaki lima, dan lainnya.
Menurut Subanar 2001:4 berdasarkan bentuk usahanya, maka UKM terdapat di Indonesia dapat di golongkan ke dalam 2 sebagai berikut:
1. Usaha Perseorangan
Usaha perseorangan bertanggung jawab kepada pihak ketiga atau pihak lain dalam hal ini konsumen dengan dukungan harta kekayaan
perusahaan yang merupakan milik perusahaan dari pengusaha yang bersangkutan. Jumlahnya di Indonesia cukup besar dan skala usahanya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
relatif kecil. Pada umumnya lebih mudah untuk didirikan, karena tidak memerlukan persyaratan yang rumit dan bertahap seperti bentuk-bentuk
usaha lainnya. 2.
Usaha PersekutuanPartnership Usaha persekutuan berusaha mencapai tujuan-tujuan perusahaan dalam
memperoleh laba. Merupakan bentuk kerja sama dari beberapa orang yang bertanggung jawab secara pribadi terhadap kewajiban-kewajiban
usaha persekutuannya. Bentuk pertanggung jawaban dan pola kepemimpinannya berbeda-beda menurut bentuk-bentuk persekutuan
yang di bentuk.
2.1.2 Manajemen Strategi
Dalam kondisi lingkungan bisnis yang dinamis, semakin cepat terjadi perubahan maka persaingan usaha juga menjadi ketat. Untuk menghadapi hal
itu, suatu usaha bisnis perlu suatu strategi bisnis untuk memenangkan persaingan agar kelangsungan hidup usahanya tetap terjamin.
Strategi menempatkan parameter-parameter sebuah organisasi dalam pengertian menentukan tempat bisnis dan cara bisnis untuk bersaing. Strategi
menunjukkan arahan umum yang hendak ditempuh oleh suatu organisasi perusahan untuk mencapai tujuannya. Strategi ini merupakan rencana besar
dan penting. Setiap organisasi yang dikelola secara baik memiliki strategi, walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit.
Menurut Andrew dalam Anoraga 2004 ; 339, Strategi adalah pola sasaran, maksud atau tujuan dan kebijakan, serta rencana-rencana penting
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
untuk mencapai tujuan itu, yang dinyatakan dengan cara seperti menetapkan bisnis yang dianut atau yang akan dianut oleh perusahaan, dan jenis atau akan
menjadi jenis apa perusahaan ini. Sedangkan definisi strategi menurut Chandler dalam Rangkuti 2004 ; 3 Strategi merupakan alat untuk mencapai
tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.
Dalam manajemen strategi, Mintzberg dalam Suryana, 2001 : 129- 130 mengemukakan strategi yaitu perencanaan plan, pola patern, posisi
position, perspektif perspectife dan permainan atau taktik play.
1. Strategi adalah perencanaan Plan
Konsep strategi tidak lepas dari aspek perencanaan, arahan atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan dimasa depan
yang belum dilaksanakan. Strategi juga menyangkut segala sesuatu yang telah dilakukan dimasa lampau, misalnya pola-pola perilaku bisnis yang
telah dilakukan dimasa lampau. 2.
Strategi adalah Pola Patern Strategi adalah pola “strategy is patern”, yang selanjutnya disebut
sebagai “intended strategy”, karena belum terlaksana dan berorientasi ke masa depan atau disebut juga sebagai “realized strategy” kerena telah
dilakukan oleh perusahaan. 3.
Strategi adalah Posisi Position Devinisi ketiga adalah strategy I position, yaitu menempatkan produk
tertentu dipasar yang dituju. Strategi sebagai posisi cenderung melihat kebawah, yaitu suatu titik bidik dimana produk tertentu bertemu dengan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
pelanggan dan melihat keluar yaitu meninjau berbagai aspek lingkungan eksternal.
4. Strategi adalah Perspektif perspectife
Jika dalam pola dan posisi cenderung melohat kebawah dan keluar, maka sebaliknya dalam perspektif cenderung melihat kedalam keadaan yaitu
kedalam organisasi dan keatas yaitu melihat grand visison dari perusahaan.
5. Strategi adalah Permainan atau taktik play
Strategi adalah suatu manuver tertentu untuk memperdaya pesaing. Suatu merk misalnya mengeluarkan merk kedua agar posisinya tetap kukuh dan
tidak tersentuh, karena merk-merk pesaing akan sibuk melawan merk kedua tersebut.
Umar 2003 ; 54 mendefinisikan bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang
perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka.
Sedangkan Boone dan Kurtz 2001 ; 67 mendefinisikan bisnis terdiri dari semua aktifitas yang bertujuan mencari laba dan perusahaan yang
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh sebuah sistem ekonomi. Sebagian bisnis menghasilkan barang-barang berwujud seperti mobil, sereal
untuk makan pagi dan chip computer, sebagian lainnya memproduksi jasa seperti asuransi, konser musik, penyewaan mobil dan penginapan.
Strategi bisnis menurut Ohmae dalam Anoraga 2004 ; 339 Strategi bisnis itu adalah dalam satu kata, keunggulan bersaing. Satu-satunya maksud
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
perencanaan strategi adalah untuk memungkinkan suatu perusahaan memperoleh, seefisien mungkin, kedudukan paling akhir yang dapat
dipertahankan dalam menghadapi pesaing-pesaingnya. Jadi strategi perusahaan merupakan upaya mengubah kekuatan perusahaan yang
sebanding dengan kekuatan pesaing-pesaingnya, dengan cara yang paling efisien.
2.1.3 Strategi Fungsional
Dalam dunia bisnis, istilah strategi adalah pola sasaran, maksud atau tujuan dan kebijakan, serta rencana-rencana penting untuk mencapai tujuan
itu, yang dinyatakan dengan cara menetapkan bisnis yang dianut atau yang akan dianut oleh perusahaan, dan jenis atau akan menjadi jenis apa
perusahaan ini. Andrew, dalam Anoraga. 2004; 339.
Menurut Porter dalam Rangkuti 2004; 6 ada tiga strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing yaitu :
1. Cost leadership
2. Diferensiasi
3. Fokus
Perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih tinggi dibandingkan dengan pesaingnya jika dia dapat memberikan harga jual yang
lebih murah daripada harga yang diberikan oleh pesaingnya dengan nilai atau kualitas produk yang sama. Harga jual yang yang lebih rendah dapat dicapai
oleh perusahaan tersebut karena perusahaan memanfaatkan skala ekonomis,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
efisiensi produksi, penggunaan teknologi, kemudahan akses dengan bahan baku, dan sebagainya.
Perusahaan juga dapat melakukan strategi diferensiasi dengan menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya, misalnya
persepsi terhadap keunggulan kinerja produk, inovasi produk, pelayanan yang baik, dan brand image yang lebih unggul. Selain itu, strategi fokus juga dapat
diterapkan untuk memperoleh keuntungan bersaing sesuai dengan segmentasi dan pasar sasaran yang diharapkan.
Pada dasarnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu, strategi manajemen, strategi investasi dan strategi bisnis.
1. Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh
manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga,
strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.
2. Strategi investasi, merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.
Misalnya apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan,
strategi pembangunan kembali suatu divisi baru, dan sebgainya. 3.
Strategi bisnis, disebut juga strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya
strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan
keuangan. Rangkuti, 2004 ; 6-7
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Secara rinci strategi bisnis atau fungsional dijelaskan sebagai berikut : 1.
Strategi di Bidang Produksi atau Operasi Perumusan dan penetapan strategi dibidang produksi atau operasi
penting dilakukan untuk dijadikan sebagai tuntutan kerja para manajer. Pengalaman menunjukkan bahwa ada dua komponen yang biasanya menjadi
perhatian utama. Yang pertama adalah sarana dan prasarana kerja, kedua adalah cara pengadaan sarana dan prasarana.
Menurut Keown, dkk 2000 : 750-751, manajemen persediaan melibatkan control asset yang digunakan dalam proses produksi atau
diproduksi untuk dijual dalam kegiatan bisnis perusahaan biasa. Tujuan menyimpan persediaan adalah untuk memisahkan operasi perusahaan, artinya
membuat masing-masing fungsi bisnis independent dari fungsi lain agar penundaan atau penghentiaan dalam suatu area tak mempengaruhi produksi
dan penjualan produk akhir. Adapun beberapa tipe persediaan umum yaitu :
a. Persediaan bahan baku, terdiri atas bahan baku dasar yang dibeli dari
perusahaan lain untuk digunakan dalam operasi produksi perusahaan. Barang-barang ini bias meliputi baja, kayu, minyak bumi, atau bahan
yang sudah dimanufakturkan seperti kawat, poros peluru atau ban yang tak diproduksi perusahaan sendiri. Tanpa merinci bentuk persediaan
bahan baku, semua perusahaan manufaktur secara definisi menyimpan persediaan bahan baku dengan tujuan untuk memisahkan fungsi produksi
dari fungsi pembeliaan, artinya membuat kedua fungsi independent dari satu sama lain, agar penundaan pengiriman bahan baku tak menyebabkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
penundaan produksi. Jika pengiriman terlambat, perusahaan dapat memenuhi kebutuhan bahan bakunya dengan mencarikan persediaannya.
b. Persediaan barang dalam proses, terdiri atas barang setengah jadi yang
membutuhkan tambahan pekerjaan sebelum mnjadi barang jadi. Semakin kompleks dan panjang produksinya, semakin besar investasi dalam
persediaan barang dalam proses. Tujuan persediaan barang dalam proses adalah memisahkan berbagai operasi dalam proses produksi agar
kegagalan mesin dan penghentian pekerjaan dalam suatu operasi tak kan mempengaruhi operasi lain.
c. Persedian barang jadi, terdiri atas barang yang telah selesai produksinya
tetapi belun dijual. Tujuan persediaan barang jadi adalah memisahkan fungsi produksi dan penjualan agar tidak perlu memprodiksi barang
sebelum penjualam terjadi, penjualan dapat dilakukan langsung dari persediaan.
2. Strategi di Bidang Keuangan
Manajemen keuangan merupakan bagian dari perusahaan yang fungsinya adalah mengorganisasikan perolehan dana, menggunakan dana,
dan sekaligus mengendalikan dana tersebut dalam rangka memaksimalkan nilai perusahaan. Dana dapat diperoleh dari berbagai
sumber, yaitu dari sumber internal dan eksternal. Selanjutnya dana yang didapat tersebut dikendalikam melalui manajemen kas, yang pada tahapan
selanjutnya dana tersebut akan diinvestasikan baik untuk investasi jangka panjang maupun investasi jangka pendek untuk memperoleh laba. Umar,
2005 : 328
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Secara garis besar sumber dana dapat dibagi atas tiga golongan, yaitu : a.
Sumber internal, misalnya laba, depresiasi, dan amortisasi. b.
Sumber eksternal, misalnya pinjaman jangka pendek seperti kredit leveransir, kredit rekening Koran, pinjaman jangka menengah
seperti KMK permanent, KIK, dan leasing, pinjaman jangka panjang seperti kredit hipotik dan kredit obligasi
c. Modal sendiri, misalnya saham preferen dan dividen.
Menurut Suryana 2001 : 95-96, dalam perencanaan dan pengunaan dana ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam merancang
penggunaan biaya, meliputi : 1 Biaya awal; 2 Proyeksi atau rancangan keuangan yang mencakup pembukuan neraca harian, proyeksi atau
rancangan neraca pendapatan income statements, proyeksi atau rancangan neraca aliran kas cash flow statements; 3 analisis pulang
pokok. Biaya awal start up cost adalah biaya yang diperlukan ketika perusahaan akan berdiri. Biaya awal perusahaan yang baru berdiri pada
umumnya meliputi biaya awal yang tidak terduga, biaya administrasi gaji karyawan dan peralatan kantor, biaya sewa bangunan, biaya asuarnsi,
serta biaya tambahan atau biaya secara umum. 3.
Strategi di Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia human resources management,
yaitu fungsi untuk menarik, mengembangkan dan mempertahankan para karyawan andal dalam rangka mejalankan aktivitas yang diperlukan untuk
memenuhi tujuan organisasi Boone dan Kurtz, 2022 : 318. Tanggung jawab utama manajer sumber daya manusia meliputi perncanaan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
kebutuhan tenaga kerja, perekrutan dan penyeleksian, pelatihan dan pengevaluasian kinerja, tunjangan serta kompensasi, dan pemberhentian
karyawan. Dalam melaksanakan tugas ini, para manajer sumber daya manusia memenuhi tujuan tersebut dengan 1 menyediakan karyawan
yang andal dan terlaith untuk organisasi 2 memaksimalkan keefektifan karyawan dalam organisasi, 3 memenuhi kebutuhan masing-masing
karyawan dengan memberikan kompensasi, peluang untuk berkembang dan meningkatkan karier tunjangan dan kepuasaan kerja.
Manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan atas pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan
organisasi perusahaan secara terpadu. Tugas manajemen sumber daya manusia untuk mengelola unsur manusia secara baik agar memperoleh
tenaga kerja yang mencintai dan puas akan pekerjaannya Umar, 2005 : 331
Kualitas, sikap dan perilaku sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan sosial, politik, kebudayaan, dan lain-lain. Oleh karena
itu, kebijakan sumber daya manusia terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal, antara lain berupa perkembangan pendidikan, jumlah
penawaran tenaga kerja, perkembangan social, perburuhan, adapt, agama, budaya, dan sitem nilai masyarakat lainnya. Sedangkan faktor-faktor
internal sumber daya manusia akan dipengaruhi oleh manajemen sumber daya manusia itu sendiri, yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
pengarahan, dan pengendalian sumber daya manusia. Fungsi kedua, yaitu fungsi operasional yang terdiri atas pengadaan, pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja. Fungsi ketiga yaitu kedudukan manajemen sumber daya manusia
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi perusahaan secara terpadu Umar, 2005 : 137.
4. Strategi Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan
mencapai laba maksimal. Kegiatan atau aktivitas pemasaran tidak hanya sekedar menjual barang dan jasa tetapi juga merupakan suatu kegiatan
pemasaran. Pemasaran juga dapat dikatakan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui proses pertukaran.
Pemasaran juga merupakan suatu upaya untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana perorangan atau kelompok memperoleh yang mereka butuhkan dan
inginkan melalui pembuatan dan pertukaran produk dan nilai dengan pihak lain. Kegiatan pemasaran harus dapat memberikan kepuasan kepada
konsumen agar konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan serta menarik minat konsumen untuk membeli produknya.
Ma’ruf 2005 : 242 menjelaskan bahwa strategi pemasaran terdiri dari : primary target market, positioning, merchandising, sales
promotion, periklanan dan komunikasi. Selain itu juga dapat dibuat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
seperti : rencana pergantian system operasional, prioritas rekrutmen dan pelatihan SDM.
Sedangkan menurut Madura 2001 : 17 strategi pemasaran difokuskan pada target pasar. Karakteristik produk, penentuan harga,
distribusi dan promosi. Dari kedua pendapat tersebut maka akan diuraikan tentang strategi
pemasaran sebagai berikut : a.
Target Pasar : Pemasaran yang efektif adalah yang dapat menjelaskan segmen masyarakat yang menjadi sasaran utamanya. Segmen pasar
yang jelas memungkinkan perusahaan memilih strategi yang tepat. Ma’ruf, 2005 : 242. Dalam menjelaskan Madura 2001 : 17 profit
pelanggan atau karkteristik dari pelanggan khusus berdasarkan jenis kelamin, umur, hobi dan sebagainya harus di dientifikasikan. Ini
menolong dalam menetukan target pasar, yang terdiri dari pelanggan yang pantas untuk profil pelanggan.
b. Karakteristik Produk : Karakteristik produk harus digambarkan, yang
menekankan apa yang menjadikan produk tersebut lebih diminati daripada produk sejenis yang ditawarkan oleh pesaing. Suatu produk
mungkin diminati karena lebih mudah dipakai, lebih efektif, atau lebih awet. Apapun keunggulan kompetitif produk ini dari produk sejenis
dari pesaing harus dijelaskan. Madura, 2001 : 17 atau meurut Ma’ruf 2005 : 242 sebagai upaya menempatkan citra perusahaan di
benak masyarakat. Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan. Perusahaan merancang identitasnya untuk membentuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
citra mereka di masyarakat, tetapi banyak faktor lain yang menentukan citra mereka sendiri. Orang mencari sifat tertentu dalam
citra. Harus ada pesan tunggal yang menunjukkan keunggulam utama dan posisi produk. Pesan itu harus unik sehingga tidak dikacaukan
dengan pesan serupa dari pesaing. Pesan itu juga harus memiliki kekuatan emosional untuk membangkitkan perasaan selain pikiran
pembeli Kotler, 2001 : 401 c.
Penentuan Harga : Penawaran harga yang di usulkan dari produk harus diumumkan. Harga produk serupa yang dijual pesaing harus
pula disebutkan. Harga akan mempengaruhi permintaan untuk produk. Madura, 2001 : 17. Perusahaan tidak menetapkan harga tunggal
melainkan suatu struktur harga yang mencerminkan perbedaan permintaan secara geografis dan biaya, kebutuhan segmen pasar,
waktu pembelian, tingkat pemesanan dan faktor lainnya. Sebagai akibat dari pemberian diskon, potongan dan dukungan promosi,
perusahaan jarang memperoleh laba yang sama dari masing-masing unit yang dijualnya.
d. Distribusi : Cara produk yang akan didistribusikan kepada pelanggan.
Beberapa produk dijual langsung ke pelanggan, ada juga yang didistribusikan lewat pengecer. Madura, 2001 : 17
e. Promosi : Dunia perdagangan amat memerlukam promosi yang teratur
dan dikomunikasikan terus menerus. Secara periodik, promosi dipasang dengan tujuan membuat perusahaan dan produk “terasa
hadir”dalam benak masyarakat sehingga “kehadiran” perusahaan dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
produk direncanakan dalam bentuk frekuensi penayangan iklan dalam tahun pertama, kedua, hingga tahun ke lima. Komunikasi media
bellow-the-line seperti brosur dan media berita publisitas public
relation juga direncanakan. Ma’ruf 2005 : 224 Bauran promosi
promotion mix merupakan kombinasi dari beberapa unsure promosi, yang lazimnya adalah iklan, Sales promotion ,personal selling, dan
publisitas. f.
Pemasangan iklan di media massa seperti : media cetak, media elektronik dan media luar ruang. Sedangkan yang terkait dengan sales
promotion seperti : sales discount, clearing sales, best buy, bellow- the-line, in-store promotion, undian berhadiah, kupon, kontesfestival,
lomba dikaitkan dengan belanja dan kuiz. Adapun publisitas terkait dengan public relations PR seperti : marketing public relations
MPR yang berkaitan dengan citra produk, corporate public relation CPR yang berkaitan dengan citra perusahaan, Bazar dan lomba.
Adapun personal selling adalah upaya penjualan yan dilakukan oleh para karyawan pramuniaga, salesmansaleswomen dan staf lain
Ma’ruf, 2005 : 184
2.1.4 Analisis SWOT
Hampir setiap perusahaan maupun pengamat bisnis dalam pendekatannya menggunakan analisis SWOT. Karena dengan menggunakan
analisis SWOT maka perusahaan akan dapat mengetahui apakah perusahaan tersebut mengalami peningkatan atau tidak. Penggunaan analisis SWOT ini
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
sebenarnya telah muncul dari bentuk yang paling sederhana, yaitu dalam rangka menyusun strategi untuk mengalahkan pesaing sampai menyusun
strategi untuk memenangkan persaingan bisnis, dengan konsep cooperation dan competition.
Terkait dengan permasalahan dalam penelitian, maka penjelasan masalah analisis SWOT sangat perlu, dimana SWOT adalah kependekan dari
Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats yang dalam bahasa
Indonesia artinya adalah kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Kekuatan dan kelemahan berkaitan dengan diri dalam menyusun rencana
strategis, baik organisasi dan karyawannya, jaringan pemasoknya, sistem operasionalnya, maupun citra yang dimilikinya. Sedangkan peluang dan
ancaman berkaitan dengan pasar, pesaing-pesaingnya, dan lingkungan makro seperti terjadinya peristiwa bencana alam seperti banjir, kebakaran, dan lain-
lain. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang
Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weaknesses dan ancaman Threats. Rangkuti, 2004 ; 19.
Konsep dasar pendekatan SWOT ini, tampaknya sederhana sekali yaitu sebagaimana dikemukakan oleh Sun Tzu 1992 dalam Rangkuti
2004;10, bahwa “apabila kita telah mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dan mengetahui kelemahan kekuatan dan kelemahan lawan, sudah
dapat dipastikan bahwa kita akan dapat memenangkan pertempuran”
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Dalam perkembangannya, analisis SWOT tidak hanya dipakai untuk menyusun strategi secara umum, melainkan banyak dipakai untuk
penyusunan strategi perencanaan bisnis Strategis Business Planning yang bertujuan untuk menyusun strategi jangka pendek yaitu kemampuan untuk
bertahan dan mengejar laba maupun tujuan jangka panjang yaitu untuk kelangsungan hidup usahanya, sehingga arah dan tujuan perusahaan dapat
dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan, berikut semua perubahannya dalam menghadapi pesaing.
Dengan demikian sudah lama terlibat atau baru masuk dalam dunia bisnis, tiap usaha pasti memerlukan perencanaan bisnis yang akurat, sehingga
dapat memusatkan perhatian posisi di bisnis tersebut, mengetahui ke arah mana perusahaan akan pergi, bagaimana mencapainya serta tindakan apa
yang perlu dilakukan agar dapat memaksimalkan kekuatan dan merebut peluang yang ada sehingga berhasil. Karena itu perencanaan bisnis yang baik
merupakan alat yang sangat berguna untuk menjalankan bisnis secara efisien dan efektif.
Selain sebagai alat atau pedoman dalam menjalankan bisnis, perencanaan bisnis juga sangat berguna untuk disampaikan kepada pemberi
dana, misalnya pihak bank maupun lembaga keuangan lainnya, sehingga dapat diketahui dengan cepat, untuk apa saja dana tersebut dipakai dan
bagaimana arah pengembangannya selanjutnya. Rencana strategis pada dasarnya adalah usaha menjawab pertanyaan-
pertanyaan : “Dimana kita sekarang ?” “Kemana kita hendak menuju ?” dan “Bagaimana kita tiba di tujuan itu ?”. Jawaban atas ketiga pertanyaan itu
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
adalah jawaban yang bersifat strategis. Untuk itu pertanyaan dan jawabannya adalah penuntun untuk suatu rencana pemasaran strategis. Rencana
pemasaran strategis berisikan sasaran-sasaran jangka panjang berupa citra, target penjualan, dan laba yang dihasilkan dari analisis situasi lingkungan
berikut peluang dan ancamannya analisis SWOT. Rencana itu juga berisikan strategi dan pelaksanaannya serta ditutup proyeksi keuangan.
Susunan rencana pemasaran biasanya didahului oleh sebuah penjelasan ringkas yang disebut executive summary yang memuat kandungan rencana
pemasaran secara garis besar Ma’ruf, 2005 : 234 Terkait dengan masalah “ancaman lingkungan” maka Kotler 2000 :
102 menjelaskan bahwa ancaman lingkungan adalah tantangan akibat kecenderungan atau perkembangan yang tidak menguntungkan yang akan
mengurangi penjualan atau laba bila tidak dilakukan tindakan pemasaran defensif.
Dengan menggambarkan ancaman yang dihadapi unit bisnis, maka ada empat kemungkinan hasilnya, yakni :
1. Bisnis ideal adalah yang peluang utamanya besar dan ancaman utamanya
kecil 2.
Bisnis spekulatif adalah yang peluang utama maupun ancaman utamanya besar
3. Bisnis matangdewasa adalah yang peluang utama dan ancaman utamanya
kecil 4.
Bisnis bermasalah adalah yang peluangnya kecil dan ancamannya besar Kotler, 2000 : 102-103
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Karena itulah, untuk menghadapi adanya “ancaman” maka setiap bisnis harus menetapkan strategi mencapai tujuan dengan jelas. Tujuan
menunjukkan apa yang ingin dicapai unit bisnis, sedangkan strategi menunjukkan bagaimana cara mencapainya walaupun banyak strategi. Porter
yang dikutip Kotler 2000 : 106 telah merangkumnya menjadi tiga tipe generik yang memberikan titik awal bagi pemikiran strategis.
a. Keunggulan biaya keseluruhan : Di sini bisnis berusaha keras mencapai
biaya produksi dan distribusi terendah, sehingga harganya lebih rendah daripada pesaingnya dan mendapatkan pangsa pasar yang besar.
Perusahaan yang menerapkan strategi ini harus terampil dalam rekayasa, pembelian, pemanufakturan, maupun distribusi fisik, dan tidak perlu
terlalu terampil dalam pemasaran. b.
Diferensiasi : Di sini bisnis berkonsentrasi pada upaya mencapai kinerja superior dalam bidang manfaat pelanggan yang diinginkan sebagian besar
pasar. Perusahaan dapat berjuang untuk menjadi pemimpin pelayanan service leader, pemimpin kualitas quality leader, pemimpin gaya
style leader, pemimpin teknologi technology leader. Dan lain-lain, namun sulit untuk menjadi semuanya. Perusahaan akan membina
kekuatannya yang memberikan keunggulan kompetitif dalam satu atau lebih manfaat. Jadi perusahaan yang ingin meraih keunggulan kualitas
harus membuat atau membeli komponen terbaik, memadukannya dengan baik, memeriksanya dengan teliti, dan seterusnya.
c. Fokus : Di sini bisnis menfokuskan diri pada satu atau lebih segmen pasar
yang sempit, dan tidak mengejar pasar yang luas. Perusahaan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
mengidentifikasi kebutuhan segmen ini dan mengejar keunggulan biaya atau diferensiasi dalam segmen sasaran tersebut.
Dari beberapa pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada kerangka secara logika untuk memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang
Opportunities dan secara bersamaan juga dapat meminimalkan kelemahan Weaknesses dan ancaman Threats. Proses pengambilan keputusan
strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategi harus
menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam situasi saat ini, yang dalam hal ini untuk
analisis situasinya adalah analisis SWOT. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja dari usaha mikro
sektor informal dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tesebut harus dipertimbangkan dalam analisis SOWT. SWOT
adalah singkatan dari lingkungan Internal Streghts dan Weaknesses serta lingkungan Eksternal Oppoertinities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis.
Analisi SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang Opportunies
dan Ancaman treaths dengan faktor internal Kekuatan streghts
dan Kelemahan weaknesses Freddy Rangkuti 2003: 19
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2.1.5 Penjualan
Penjualan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi perusahaan. Kegiatan ini sangat erat kaitannya untuk mencapai tujuan bagi
sebuah perusahaan. Semakin banyak perusahaan menjual produknya, maka perusahaan akan memperolaeh laba yang sebanyak-banyaknya.
Menurut alma 2000 : 71, Penjualan harus menghormati dan memperlakukan setiap pelanggan seperti seorang raja. Penjual harus
menyediakan diri, membantu dan melayani pelanggan tanpa merasa jenuh dan mengeluh, melayani pelanggan seperti diharapkan sehingga merasa puas.
Menurut Gregorius 2002 : 712, penjualan dalam suatu program yang terdiri dari atas kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan
mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan merupakan salah satu kegiatan perusahaan untuk memasarkan produknya kepada
konsumen dengan tujuan untuk mendapatkan laba sebanyak-banyaknya guna menjang pertumbuhan perusahaan.
Bagi perusahaan, pada umumnya mempunyai tiga tujuan umum dalam penjualan, yaitu:
1. Mencapai volume penjualan
2. Mendapatkan laba
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2.1.5.1 Proses Penjualan
Menurut Alma 2000:52, Salah satu aspek yang ada dalam penjualan adalah penjualan dengan berhadapan dengan calon pembelinya. Masalah
tersebut menjadi titik berat pembahasan tentang proses penjualan. Tahap-tahap dalam penjualan antara lain :
1.Persiapan Sebelum Penjualan Tahap pertama dalam proses penjualan adalah mengadakan persiapan-
persiapan sebelum melakukan penjualan. Di sini, kegiatan yang dilakukan adalah mempersiapkan tenaga penjualan dengan meberikan pengertian
tentang barang yang dijualnya, pasar yang dituju, dan teknik-teknik penjualan yang harus dilakukan.
2.Penentuan Lokasi Potensial Dengan menggunakan data pembeli yang lalu maupun sekarang,
penjual dapat melakukan karakteristiknya, misalkan lokasi. Oleh karena itu pada tahap ini ditentukan lokasi dari segmen pasar yang menjadi sasaran.
Dari lokasi ini dapatlah dibuat sebuah daftar tentang orang-orang yang secara logis merupakan pembeli potensial dari produk yang ditawarkan.
Dari konsumen yang ada dapat pula ditentukan komsumen manakah yang sudah menggunakan produk-produk saingan.
3.Pendekatan Pendahuluan Sebelum melakukan penjualan, penjual harus mempelajari semua
masalah tentang individu atau perusahaan yang dapat diharapkan sebagai pembelinya. Selain itu, perlu juga mengetahui tentang produk atau merk
apa yang sedang mereka gunakan dan sebagai reaksinya. Berbagai macam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
informasi perlu dikumpulkan untuk mendukung penawaran produknya kepada pembeli, misalnya tentang kebiasaan pembeli, kesukaan, dan
sebagainya. Semua kegiatan ini dilakukan sebagai pendekatan pendahuluan terhadap pasarnya.
4.Melakukan Penjualan Penjualan yang dilakukan bermula dari usaha untuk memikat
perhatian calon konsumen, kemudian diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka. Dan akhirnya penjual melakukan penjualan produknya
kepada pembeli. 5.Pelayanan Sesudah Penjualan
Sebenarnya kegiatan penjualan tidak berakhir pada saat pesanan pembeli telah dipenuhi, tetapi masih perlu dilanjutkan dengan memberikan
pelayanan atau servis kepada mereka. Beberapa pelayanan yang diberikan oleh penjual sesudah penjualan dilakukan antara lain berupa pemberian
garansi, pemberian jasa reparasi, latihan tenaga-tenaga operasi dan cara penggunaannya serta pengantaran barang ke rumah.
2.1.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penjualan
Dalam perusahaan, manajer penjualan harus menyusun struktur organisasi yang dapat menciptakan komunikasi secara efektif. Bertanggung
jawab untuk menciptakan dan mempertahankan jaringan distribusi yang efektif.
Di dalam penentuan kebijaksanaannya manajemen penjualan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
1. Modal yang diperlukan 2.
Kemampuan merencanakan dan membuat produk 3. Kemampuan menggunakan cara-cara promosi yang tepat
4. Kemampuan menentukan tingkat harga yang tepat
5. Kemampuan memilih penyalur yang tepat
Sedangkan di dalam prakteknya, kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh : 1.
Kondisi dan kemampuan penjual Transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara komerisal atas
barang dan jasa melibatkan pembeli sebagai pihak kedua untuk meyakinkan pembeli agar penjualan mencapai sasaran yang diharapkan,
maka penjual harus memperhatikan : a.
Barang yang ditawarkan b.
Harga produk c.
Syarat penjualan, seperti pembayaran, pengantaran, pelayanan sesudah penjualan, garansi dan sebagainya.
2. Kondisi Pasar
Kondisi pasar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : a.
Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar penjualan, pasar pemerintah atau pasar internasional
b. Kelompok pembeli atau segmen pasar
c. Daya beli konsumen
d. Frekwensi pembelinya
e. Keinginan dan kebutuhan konsumennya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
3. Modal
Untuk sebuah produk baru yang belum dikenal oleh calon pembeli, penjual harus memperkenalkan barangnya. Untuk melaksanakan
diperlukan adanya sasaran dan usaha, semua itu apabila penjual memiliki modal.
4. Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri bagian penjualan yang dipegang orang-orang tertentu
atau ahli di bidang penjualan. Lain halnya dengan perusahaan kecil dimana masalah penjualan ditangani oleh orang yang juga menangani
fungsi-fungsi lain. Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerjanya lebih sedikit, system organisasinya lebih sederhana, masalah-masalah
yang dihadapi, serta sarana yang dimilikinya juga tidak sekompleks perusahaan besar.
5. Faktor Lain
Misalnya periklanan, peragaan, kampanye atau pemberian hadiah. Namun untuk melakukannya diperlukan dana yang tidak sedikit. Bagi
perusahaan yang memiliki modal banyak bukan suatu masalah, sedangkan bagi perusahaan yang memiliki modal sedikit, kegiatan ini jarang
dilakukan. Alma 2000:59
2.1.6 Profit
Profit adalah labakeuntungan. Dalam melakukan motif ekonomi para pelaku ekonomi pasti akan mempertimbangkan dari segi profit. Apapun
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
kegiatannya baik produksi atau jasa. Prinsip dasar yang biasanya dipakai adalah modal yang digunakan haruslah kembali penuh ditambah lagi dengan
untung yang dicapai. Jika seorang produsen sangat mengerti apa selera pasar yang sedang disenangi maka kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan
yang lebih banyak akan bisa terwujud. Dan biasanya bagi produsen yang bisa memprediksi keinginan, kebutuhan, dan selera masyarakat ia juga bisa
menahan suatu barang yang memang sangat dicari oleh konsumen dan menjadikannya barang yang langka, hal ini akan membuat harga menjadi
naik, dan keuntungan bisa dicapai lebih banyak. Laba atau keuntungan merupakan salah satu tujuan utama perusahaan
dalam menjalankan aktivitasnya. Pihak manajemen selalu merencanakan besar laba setiap periode, yang ditentukan melalui target yang harus dicapai.
Penentuan target penjualan ini penting guna untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Disamping itu dengan adanya target yang
harus dicapai, pihak manajemen akan termotivasi secara optimal. Penentuan target laba sangat penting agar para manajemen perusahaan termotivasi untuk
bekerja secara maksimal dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Pencapaian terget minimal yang dibutuhkan sudah merupakan prestasi
tersendiri bagi mereka, apalagi mamapu melampaui target yang telah ditetapkan. Sebaliknya apabila target tidak tercapai, hal ini merupakan
kesalahan yang harus di cari jalan keluar penyebabnya. Lebih dari itu, pencapaian terget laba merupakan ukuran untuk menentukan karier pihak
manajemen kedepan. Dalam praktiknya, laba yang diperoleh perusahaan terdiri dari dua macam, yaitu:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
a. laba kotor gross profit
b. laba bersih net profit
Artinya adalah laba yang diperoleh sebelum dikurangi biaya-biaya yang menjadi beban perusahaan. Atau laba keseluruhan yang pertama kali
perusahaan peroleh. Sementara itu, laba bersih merupakan laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu
periode tertentu. Kasmir 302 : 303
2.2 Kerangka Berfikir
Di dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai berbagai macam strategi bisnis yang dijalankan para pelaku usaha masing-masing, dimana
dalam menjalankan aktifitas bisnisnya dilakukan secara seefektif dan seefisen mungkin sehingga perusahaan dapat meningkatkan daya saing dengan
perusahaan lainnya. Dengan adanya latar belakang seperti itu maka dibutuhkan adanya
strategi bisnis yang meliputi keuangan, sumber daya manusia, pemasaran dan produksi untuk menjalankan kegiatan bisnisnya.
Dengan diterapkannya strategi bisnis yang tepat, maka akan menghasilkan keuntungan profit yang besar. Dengan kondisi yang seperti
ini perusahaan akan mampu mengembangkan usahanya dan usaha itu akan terus bertahan dalam waktu yang lama.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Telah dikemukan sebelumnya bahwa fokus penelitian diarahkan pada Strategi Bisnis Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Sektor Informal yang
peneliti fokuskan pada Strategi Bisnis Usaha Mikro Sektor Informal Campina Scoop Counter di kota Gresik. Strategi bisnis tersebut antara lain:
a. Startegi di Bidang Pemasaran
Strategi di bidang pemasaran adalah penuntun agar aktivitas pemasaran kemiskinan bukan hanya terhadap strategi utama yang telah
ditentukan, melainkan juga terhadap strategi berbagai bidang lainnya. Dan mempunyai 4 aspek sering dikenal dengan marketing mix atau
bauran pemasaran yaitu: aspek produk, aspek promosi, aspek place, aspek price. Dengan strategi pemasaran akan dapat diketahui segmen pasar yang
dituju, pengembangan dan inovasi produk, pendistribusian produk. b.
Strategi di Bidang Produksi Strategi produksi adalah sebagai proses yang secara
berkesinambungan dan efektif menjalankan fungsi-fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien untuk
mencapai tujuan perusahaan. Strategi produksi ini digunakan untuk mengetahui cara memproduksi barang dan jasa bahan baku dan alat-alat
yang akan digunakan dalam proses produksi. Sebagai usaha mikro kecil dan menengah biasanya hanya mengandalkan bahan baku lokal yang
mudah diperoleh. c.
Strategi di Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi manajemen Sumber Daya Manusia adalah sebagai
perencanaan, pengorganisasian,pergerakan dan pengawasan atas
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
pengadaan, pengembangan kompensasi, pengintegrasikan, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan
organisasi perusahaan secara terpadu. Adapun dari aspek tenagan kerja, usaha kecil dan menengah mempunyai kelebihan yaitu adanya motivasi
yang kuat untuk mempertahankan usahanya, supply tenaga kerja yang melimpah dengan upah yang murah. Sedangkan kelemahannya adalah
kualitas sumber daya manusia rendah baik dilihat dari tingkat pendidikan formal maupun ditinjau dari kemampuan untuk melihat peluang bisnis,
tingkat produktivitasnya rendah, etos kerja dan disiplin rendah, penggunaan tenaga kerja cenderung eksplotatif dengan tujuan untuk
mengejar target, sering mengandalkan anggota keluarga sebagai pekerja tidak dibayar. Untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas,
maka perlu juga diperhatikan kesadaran akan pentingnya konsistensi mutu dan standarisasi produk.
d. Strategi di Bidang Keuangan
Strategi keuangan adalah untuk menciptakan neraca, rugi-laba, dan arus kas yang positif. Dalam penelitian ini, strategi keuangan digunakan
untuk mengetahui sumber dan jumlah modal usaha, sistem pengelolaan keuangan yang diperoleh dari hasil penjualan, serta keuntungan dan
kerugian yang dialami selama mejalankan usaha. Strategi-strategi tersebut sangat diperlukan untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas
produk, meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus pasar baru, serta memperbaiki
usaha kecil dan menengah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Terkait dengan permasalahan bisnis penjelasan analisis SWOT sangat perlu karena analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang
Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
Weaknesses dan ancaman Threats Secara sistematis ditunjukkan dalam bagan kerangka berpikir Strategi
Bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah Studi Kasus Pada Usaha Mikro Sektor Informal Campina Scoop Counter di Gresik sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Organisasi Bisnis
UMKM Sektor
Informal Strategi
Bisnis: 1.Pemasaran
2.Produksi 3.MSDM
4.Keuangan
Tujuan Organisasi Bisnis
- Keuntungan
- Pertumbuhan
- Kontinuitas Usaha
Analisis SWOT
Penjualan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
43
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian