21
Tabel 2.2 Persentase Bagi Hasil Penerimaan Pajak Daerah
No. Jenis Pajak Provinsi
Provinsi KabKota
1 Pajak Kendaraan Bermotor
70 30
2 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
70 30
3 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
30 70
4 Pajak Air Permukaan
50 50
5 Pajak Rokok
30 70
No. Jenis Pajak KabKota
KabKota Desa
1 Pajak Hotel
90 10
2 Pajak Restoran
90 10
3 Pajak Hiburan
90 10
4 Pajak Reklame
90 10
5 Pajak Penerangan Jalan
90 10
6 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
90 10
7 Pajak Parkir
90 10
8 Pajak Air Tanah
90 10
9 Pajak Sarang Burung Walet
90 10
10 PBB Pedesaan dan Perkotaan
90 10
11 Pajak Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
90 10
Sumber: Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.
2.1.4.4. Dasar Pengenaan Pajak
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 dengan tegas menetapkan dasar penegenaan pajak untuk setiap jenis pajak daerah. Dasar pengenaan pajak
provinsi adalah sebagai berikut: 1
Pajak Kendaraan Bermotor dikenakan atas hasil perkalian dari dua unsur pokok nilai jual kendaraan bermotor dan bobot yang
mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan dan atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.
2 Bea balik nama kendaraan bermotor dikenakan atas nilai jual
kendaraan bermotor.
22 3
Pajak bahan bakar kendaraan bermotor dikenakan atas nilai jual bahan bakar kendaraan bermotor sebelum dikenakan pajak pertambahan nilai.
4 Pajak air permukaan dikenakan atas nilai perolehan air.
5 Pajak rokok dikenakan atas cukai yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat terhadap rokok. Dasar pengenaan pajak kabupatenkota adalah sebagaimana disebut
dibawah ini: 1
Pajak Hotel dikenakan atas jumlah pembayaran atau uang seharusnya dibayar kepada hotel.
2 Pajak Restoran dikenakan atas jumlah pembayaran yang diterima atau
yang seharusnya diterima restoran. 3
Pajak Hiburan dikenakan atas jumlah uang yang diterima atau yang seharusnya diterima oleh penyelenggara hiburan.
4 Pajak Reklame dikenakan atas nilai sewa reklame.
5 Pajak Penerangan Jalan dikenakan atas nilai jual tenaga listrik.
6 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan dikenakan atas nilai jual hasil
pengambilan mineral bukan logam dan batuan. 7
Pajak Parkir dikenakan atas jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada penyelenggara tempat parkir.
8 Pajak Air Tanah dikenakan atas nilai perolehan air tanah.
9 Pajak Sarang Burung Walet dikenakan atas nilai jual sarang burung
walet. 10
PBB Pedesaan dan Perkotaan dikenakan atas nilai jual objek pajak
23 11
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dikenakan nilai perolehan objek pajak.
2.1.4.5. Sistem Pemungutan Pajak Daerah
Ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Indonesia dengan jelas menentukan bahwa sistem perpajakan
Indonesia adalah sistem self assesment. Penetapan sistem self assessment juga dianut dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 dan Undang-Undang
Nomor 34 Tahun 2000. Karena karakteristik setiap jenis pajak daerah tidak sama, sistem ini tidak dapat diberlakukan untuk semua jenis pajak daerah. Pemungutan
pajak daerah saat ini menggunakan tiga sistem pemungutan pajak, sebagaimana tertera di bawah ini:
1 Dibayar sendiri oleh wajib pajak. Sistem ini merupakan perwujudan
dari sistem self assessment, yaitu sistem pengenaan pajak yang memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung,
membayar, dan melaporkan sendiri pajak terutang dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah SPTPD
2 Ditetapkan oleh kepala daerah. Sistem ini merupakan perwujudan dari
sistem official assessment, yaitu sistem pengenaan pajak yang dibayar oleh wajib pajak setelah terlebih dahulu ditetapkan oleh kepala daerah
melalui Surat Ketetapan Pajak Daerah atau dokumen lain yang dipersamakan.
24 3
Dipungut oleh pemungut pajak. Sistem ini merupakan perwujudan dari sistem with holding, yaitu sistem pengenaan pajak yang dipungut oleh
pemungut pajak pada sumbernya. Dalam pelaksanaannya, pemungutan pajak daerah tidak dapat
diborongkan. Artinya seluruh proses kegiatan pemungutan pajak tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga. Walaupun demikian, dimungkinkan adanya kerja
sama dengan pihak ketiga dalam proses pemungutan pajak, antara lain pencetakan formulir perpajakan, pengiriman surat-surat kepada wajib pajak, atau
penghimpunan data objek dan subjek pajak. Kegiatan yang tidak dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga adalah kegiatan penghitungan besarnya pajak
yang terutang, pengawasan penyetoran pajak, dan penagihan pajak.
2.1.5. Retribusi Daerah